Gambaran Kondisi Minyak dan Gas Rusia yang Mulai Dilepas Imbas Perang di Ukraina

Berikut adalah sederet fakta tentang minyak dan gas Rusia yang terdampak sanksi atas konflik di Ukraina.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 22 Apr 2022, 04:37 WIB
Ilustrasi Tambang Minyak (Liputan6.com/M.Iqbal)

Liputan6.com, Jakarta - Setelah konflik di Ukraina pecah, ekspor minyak Rusia ke berbagai negara telah menurun, meskipun gasnya terus mengalir ke Eropa.

Penurunan itu terjadi setelah Amerika Serikat, Uni Eropa, dan Inggris mengumumkan pembatasan impor energi dari Rusia.

Sanksi apa yang diberlakukan pada minyak dan gas Rusia?

Dilansir dari BBC, Kamis (21/4/2022) AS beberapa waktu lalu mengumumkan larangan penuh atas impor minyak, gas, dan batu bara Rusia di wilayahnya.

Inggris juga mengumumkan rencana memberhentikan impor minyak Rusia pada akhir tahun dan UE mengurangi impor gas hingga dua pertiganya.

Sementara itu, Rusia telah memperingatkan pelarangan atas minyaknya akan menyebabkan "konsekuensi bencana bagi pasar global".

Harga minyak dan gas keduanya bahkan telah meningkat sejak konflik di Ukraina terjadi.

Berapa banyak minyak yang diekspor Rusia?

Rusia adalah produsen minyak terbesar ketiga di dunia, setelah AS dan Arab Saudi. Dari sekitar lima juta barel minyak mentah yang diekspor Rusia setiap hari, lebih dari setengahnya dikirim ke Eropa, sebelum sanksi diumumkan.

Impor Rusia juga menyumbang 8 persen dari total permintaan minyak Inggris dan 3 persen dari permintaan AS.

Namun pada awal April 2022, roduksi minyak Rusia turun 700.000 barel per hari, menurut Badan Energi Internasional (IEA).

IEA mengatakan penurunan itu bisa mencapai 1,5 juta barel per hari pada akhir April, dan sekitar tiga juta dari Mei 2022.

Ini mengikuti pembeli Eropa mencari pemasok alternatif, dan AS melarang impor minyak Rusia pada awal Maret.

Hal ini memungkinkan Rusia mencoba mencari pasar baru untuk minyaknya di Asia atau di negara lain, tetapi jika penurunan produksi terus berlanjut, pada akhirnya dapat berdampak pada ekonomi.


Apa Alternatif Pengganti Minyak Rusia?

Ilustrasi Harga Minyak

Analis riset kebijakan energi, Ben McWilliams mengatakan seharusnya lebih mudah untuk menemukan pemasok alternatif untuk minyak daripada gas, karena sementara beberapa berasal dari Rusia, "ada juga banyak pengiriman dari tempat lain".

Beberapa anggota IEA telah melepaskan setara dengan 120 juta barel dari stok minyak - pelepasan stok terbesar dalam sejarahnya.

Presiden AS Joe Biden juga memerintahkan pelepasan besar-besaran minyak dari cadangan Amerika dalam upaya untuk menurunkan biaya bahan bakar yang tinggi.

AS juga ingin Arab Saudi meningkatkan produksi minyaknya dan sedang mempertimbangkan pelonggaran sanksi terhadap minyak Venezuela.

Apa yang akan terjadi jika gas Rusia berhenti dikirim ke Eropa?

Pasokan dari Rusia menyumbang sekitar 40 persen dari impor gas alam Uni Eropa. Jika impor ini berkurang, Italia dan Jerman akan sangat terdampak.

Namun Eropa dapat beralih ke eksportir gas yang sudah ada seperti Qatar, Aljazair atau Nigeria, tetapi ada hambatan praktis untuk memperluas produksi dengan cepat.

Sementara Inggris, Rusia hanya menyediakan sekitar 5 persen dari pasokan gasnya, dan AS tidak mengimpor gas Rusia.

Harga gas di Eropa, Inggris (dan pada tingkat lebih rendah, AS) melonjak secara signifikan setelah konflik di Ukraina, karena kekhawatiran tentang kekurangan pasokan, meskipun kemudian turun kembali.


Harga Minyak Dunia Naik Akibat Kekhawatiran Kurangnya Pasokan

Harga minyak rebound pada perdagangan Rabu karena penurunan persediaan minyak AS dan kekhawatiran atas pasokan yang lebih ketat dari Rusia dan Libya mendorong pemulihan dari penurunan tajam harga minyak di sesi sebelumnya. Dikutip dari CNBC, Kamis (21/4/2022), harga minyak mentah Brent LCOc1 berjangka naik 65 sen, atau 0,6 persen menjadi USD 107,90 per barel pada 9:11 am ET. Kontrak berjangka CLc1 minyak mentah WTI bulan depan, yang berakhir pada hari Rabu, naik USD 1,06, atau 1 persen menjadi USD 103,62. Sementara kontrak bulan kedua naik 77 sen menjadi USD 102,82. Kedua patokan harga minyak dunia tersebut telah turun 5,2 persen dalam perdagangan yang fluktuatif pada hari Selasa setelah Dana Moneter Internasional (IMF) memangkas perkiraan pertumbuhan globalnya hampir satu poin persentase. Hal ini mengutip dampak ekonomi dari perang Rusia di Ukraina dan peringatan bahwa inflasi telah menjadi bahaya yang jelas dan sekarang bagi banyak negara. “Melemahnya pertumbuhan dan meningkatnya tekanan inflasi hanya bisa berarti satu hal yaitumomok stagflasi menggantung di atas ekonomi global,” kata analis PM Stephen Greenock. Harga minyak dunia telah ditarik lebih tinggi oleh prospek pasokan yang lebih ketat setelah sanksi terhadap Rusia sebagai pengekspor minyak terbesar kedua di dunia dan pemasok utama Eropa, atas invasinya ke Ukraina, yang disebut Moskow sebagai operasi khusus. Namun, prospek ekonomi global yang lebih lemah dan berlanjutnya lockdown virus corona di China telah merusak permintaan di importir minyak mentah utama dunia dan membebani harga.
Infografis Reaksi Global terhadap Serbuan Rusia ke Ukraina. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya