Liputan6.com, Riyadh - Seorang pembaca Al-Qur'an dari Maroko mendapatkan apresiasi sebesar 5 juta riyal (Rp 19,1 miliar) berkata memenangkan kontes baca Al-Qur'an. Pria bernama Younes Mustafa Gharbi itu ikut konteks yang diselanggarakan di Kerajaan Arab Saudi.
Dilaporkan Arab News, Kamis (21/4/2022), kompetisi bernama "Otr Elkalam" (Aroma Lisan) itu dimulai pada hari pertama bulan puasa Ramadhan 2022. Selain baca Al-Qur'an, ada pula kontes azan.
Baca Juga
Advertisement
Untuk kontes baca Al-Qur'an, pemenang kedua adalah orang Inggris, yakni Mohammed Ayoub Asif. Ia meraih Rp 7,6 miliar. Berikutnya ada juara tiga bernama Mohammed Mujahid dari Bahrain yang mendapat Rp 3,8 miliar.
Ada pula juara empat yang berasal dari Iran, yakni Sayeed Jassem Mousavi. Ia meraih Rp 1,9 miliar.
Lomba Azan
Pada lomba azan, kontestan dari Turki berhasil meraih juara satu dan dua. Juara satu adalah Muhsin Kara yang meraih Rp 7,6 miliar, lalu Albijan Celik meraih Rp 3,8 miliar.
Kontestan dari Arab Saudi, Abdulrahman bin Adel dan Ana Al-Rahili mendapat juara tiga dan empat, masing-masing mendapat Rp 1,9 miliar dan Rp 255 juta.
Kepala Otoritas Hibungan Umum Arab Saudi, Turki Al-Sheikh, menobatkan langsung para juara pertama. Ia juga mengumumkan bahwa acara akan kembali tahun depan dan melibatkan kompetitor dari seluruh dunia.
Pada 2022, ada 40 ribu peserta dari 80 negara yang mendaftar kontes ini. Kualifikasi sebetulnya dimulai pada 2019. Ada 13 orang juru dalam kontes ini, termasuk muazin dari Dua Masjid Suci, pembaca Al-Qur'an ternama dari berbagai negara, serta pemeriksa kompetisi internasional yang terkemuka.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Arab Saudi Kembali Buka Haji ke Jemaah Internasional
Jemaah asing akan menjadi bagian terbesar dari jutaan peziarah yang diizinkan melaksanakan Haji 2022. Keputusan itu diumumkan Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi pada Selasa 12 April.
Jemaah haji dari luar negeri diperkirakan mencapai 85 persen dari total jumlah yang hadir. Sebelumnya, jemaah haji dari luar ARab Saudi dilarang hadir dalam dua tahun terakhir karena pandemi virus corona COVID-19, seperti dikutip dari laman The National, Rabu (13/4).
"Sangat penting bagi pemerintah untuk menjaga keselamatan dan keamanan jemaah haji, serta pengunjung Masjid Nabawi," kata pihak Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi.
Pada 2022 ini, Arab Saudi ingin memberikan jumlah "maksimum" kepada jemaah yang berkesempatan melakukan haji dari seluruh dunia.
Ibadah Haji 2022 akan terbuka untuk warga di bawah usia 65 tahun yang telah menerima vaksinasi COVID-19 dari Kementerian Kesehatan Arab Saudi. Jamaah yang berasal dari luar kerajaan wajib menyerahkan hasil tes PCR negatif COVID-19 yang diambil dalam waktu 72 jam sejak keberangkatan ke kerajaan.
Kementerian mengatakan semua jemaah harus mengikuti protokol kesehatan dan mematuhi tindakan pencegahan yang diperlukan untuk menjaga kesehatan dan keselamatan mereka saat melakukan haji.
Pada 2020, kerajaan menutup perbatasannya untuk menahan penyebaran COVID-19 dan haji dibatasi untuk 1.000 jemaah haji domestik. Lalu 2021, Kementerian Haji mengumumkan hanya penduduk dan warga yang diizinkan untuk melakukan haji. Jumlahnya kemudian dibatasi menjadi 60.000 karena ancaman kesehatan yang ditimbulkan oleh pandemi Covid-19 .
Ibadah haji biasanya menarik sekitar dua juta Muslim dan menghasilkan $ 12 miliar untuk Arab Saudi setiap tahun. Haji 2022 akan dimulai pada 7 Juli.
Advertisement
DPR Minta Kemenag Lakukan Berbagai Lobi Agar Kuota Haji Indonesia Ditambah
Wakil Ketua Komisi VIII Ace Hasan Syadzily Komisi VIII meminta Kemenag berjuang dengan melakukan berbagai lobi agar kuota haji Indonesia besar.
“Yang patut untuk diupayakan Pemerintah Indonesia agar menambah kuota adalah dengan melakukan lobby kepada pemerintah Arab Saudi agar kuota negara lain yang tidak termanfaaatkan untuk dapat dialokasikan untuk jamaah haji Indonesia,” kata Ace saat dikonfirmasi, Sabtu (9/4/2022).
Ace menyebut semakin banyak kuota haji Indonesia maka semakin baik, mengingat antrean haji Indonesia sangat lama sampai puluhan tahun.
“Ikhtiar ini sebagai upaya kita untuk semakin memperkecil antrean calon jemaah haji kita yang sangat panjang,” kata dia.
Politkus Golkar itu juga meminta Kemenag segera menindaklanjuti pengumuman Saudi tersebut dengan memastikan jumlah kuota jemaah haji Indonesia yang bisa ke tanah suci.
“Hal ini perlu ditindaklanjuti dengan pelaksanaan teknis terutama yang penting adalah kepastian alokasi kuota bagi muslim Indonesia. Kementerian Agama harus segera memastikan berapa jumlah pasti yang diberikan bagi Indonesia karena menyangkut dengan persiapan anggaran yang akan dibebankan kepada setiap jamaah haji,” kata dia.
Politikus Golkar itu menyebut besarnya biaya haji akan bergantung pada jumlah kuota haji Indonesia. “Kami Panja Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) saat ini akan segera menetapkan Bipih (biaya yang disetorkan setiap jamaah) berdasarkan atas jumlah kuota,” katanya.
“Penyusunan Bipih ini akan dihitung berdasarkan atas kebutuhan tiket pesawat, akomodasi, konsumsi dan transportasi di Arab Saudi dan dalam negeri, dan keperluan jamaah lainnya yang dibutuhkan para jamaah,” kata dia.
Selain itu, kata Ace, Pemerintah Indonesia harus segera mendata calon jemaah haji yang akan diberangkatkan sesuai dengan persyaratan di bawah usia 65 tahun dan dipastikan mereka telah mendapatkan vaksin yang diakui Pemerintah Arab Saudi.
“Yang sangat penting juga Kementerian Agama harus dapat menjelaskan kepada calon jemaah haji di atas usia 65 tahun yang seharusnya berangkat tahun ini agar mereka tidak kecewa. Jumlah calon jemaah haji di atas 65 tahun cukup banyak. Bahkan jika diperlukan Pemerintah Indonesia melakukan lobby kepada Pemerintah Arab Saudi agar ada relaksasi tentang usia ini."
1 Juta Jemaah
Pemerintah Indonesia menyambut positif atas pengumuman terbaru dari otoritas Saudi ini. Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas menyampaikan rasa syukur atas adanya kepastian keberangkatan jemaah haji Indonesia tahun ini.
"Syukur alhamdulillah, jemaah haji Indonesia bisa berangkat tahun ini. Ini kabar yang sangat ditunggu jemaah haji di tanah air," tegas Menag di Jakarta, Sabtu (9/4).
Menag mengatakan, batalnya pemberangkatan jemaah haji Indonesia dalam dua tahun terakhir telah menyebabkan kerinduan mendalam jemaah Indonesia untuk ke Tanah Suci. "Saya mengucapkan terima kasih kepada Kerajaan Saudi yang memberi kesempatan tahun ini bagi jemaah Indonesia untuk memenuhi panggilan beribadah haji," tuturnya.
Menag menegaskan, berapapun kuota yang diberikan, Indonesia siap menyelenggarakan haji. Sebab, persiapan dengan berbagai skenario pemberangkatan telah dilakukan selama ini.
"Kita akan optimalkan berapapun kuota nanti yang diberikan untuk Indonesia. Bahkan, kalau bisa kita akan upayakan agar Indonesia bisa mendapat tambahan, misalnya dari kuota negara lain yang tidak terserap," tegasnya.
"Kita siap dan akan lakukan persiapan sebaik mungkin untuk memastikan jemaah terlayani dengan baik," lanjutnya.
Hal senada disampaikan Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Hilman Latief. Menurutnya, kepastian adanya keberangkatan jemaah dari luar Saudi ini telah membuka seluruh simpul persiapan penyelenggaraan yang selama ini terus dilakukan pihaknya.
"Ini kabar gembira. Kepastian adanya kuota ini akan segara kami tindaklanjuti dengan finalisasi sejumlah langkah taktis yang telah dilakukan," ucapnya.
"Persiapan layanan, baik di dalam negeri maupun di Arab Saudi, akan segera difinalkan," sebutnya lagi.
Advertisement