Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menyampaikan sejumlah pernyataan terkait kondisi terkini di Indonesia. Salah satunya terkait susahnya stok minyak goreng yang mengalami kelangkaan.
Megawati lantas mengaku heran melihat banyak ibu-ibu sudah meramaikan pasar untuk membeli baju baru menjelang lebaran. Sementara, sebelumnya banyak ibu-ibu yang berebut antrean minyak goreng.
"Saya lihat di pasar-pasar sekarang akibat sudah dilepaskannya PPKM, ibu-ibu berbondong-bondong beli baju baru dan sebagainya. Padahal di lain sisi bingung, mereka antre minyak goreng," ujar Megawati dalam acara BRIN yang dilihat dari YouTube BRIN Indonesia, Rabu 20 April 2022.
Baca Juga
Advertisement
Selain itu, Ketua Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) tersebut juga kembali menegaskan tidak ada penundaan Pemilu 2024. Megawati mengingatkan, Presiden Joko Widodo sudah tegas menolak penundana tersebut.
"2024 sudah jelas, Presiden sudah jelas bahwa tidak ada penundaan," kata Megawati.
Dirinya pun mengaku heran dengan usulan tersebut, sebab saat ini pemerintah tengah berjibaku dalam penanganan pandemi Covid-19, namun harus ditambah lagi masalah lain yakni usul penundaan Pemilu.
"Apa enggak pontang-panting udah kena pandemi, sudah gitu dari sisi kepemerintahan segala macem hanya gara-gara sebuah keinginan penundaan yang sudah tegas-tegas dikatakan oleh presiden tidak ada penundaan. Kurang apa lagi?," papar Megawati.
Tak hanya itu, Megawati juga mempertanyakan jargon Indonesia Emas 2045. Dia meragukan jargon itu lantaran Indonesia masih punya masalah stunting atau gizi buruk.
Berikut sederet pernyataan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri terkait kondisi terkini Indonesia dihimpun Liputan6.com:
1. Heran soal Kelangkaan Minyak Goreng
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mengaku heran melihat banyak ibu-ibu sudah meramaikan pasar untuk membeli baju baru menjelang lebaran. Sementara, sebelumnya banyak ibu-ibu yang berebut antrean minyak goreng.
"Saya lihat di pasar-pasar sekarang akibat sudah dilepaskannya PPKM, ibu-ibu berbondong-bondong beli baju baru dan sebagainya. Padahal di lain sisi bingung, mereka antre minyak goreng," ujar Megawati dalam acara BRIN yang dilihat dari YouTube BRIN Indonesia, Rabu 20 April 2022.
Dia mengusulkan, sebaiknya dilakukan riset apakah saat ini memang Indonesia sudah dalam kondisi krisis. Ketua Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) ini pun menilai Indonesia belum jatuh ke krisis.
"Ini harus diriset mengapa? apakah benar kita jatuh ke arah Depresi? No, no, no. Tidak, tidak, tidak. Tiga kali ya," kata dia.
Megawati mengatakan, Indonesia sudah berhasil melewati masa sulit pandemi Covid-19. Ia menyarankan pemerintah agar fokus untuk penanganan kesehatan. Karena Covid-19 bukan krisis keuangan.
"Sekarang ini pandemi bukan krisis keuangan, jadi bapak harus memilih. Menurut saya, pilih adalah kesehatan rakyat dulu, tangani pandeminya. Pasti kita akan keluar, buktinya sampai sekarang kita survive. Tentu dalam kenyataan ekonomi mengalami penurunan. Tapi tidak kocar kacir. Kita masih bsia hidup," ucap Megawati.
Advertisement
2. Tegaskan Kembali Tolak Penundaan Pemilu 2024
Kemudian, Megawati kembali kembali menegaskan tidak ada penundaan Pemilu 2024. Dirinya mengingatkan, Presiden Joko Widodo atau Jokowi sudah tegas menolak penundana tersebut. Pernyataan Megawati itu disampaikan pada acara Kick Off & Talkshow Pembentukan BRIDA.
"2024 sudah jelas, Presiden sudah jelas bahwa tidak ada penundaan," kata Megawati dilihat di akun YouTube BRIN Indonesia, Kamis 21 April 2022.
Megawati mengaku heran dengan usulan tersebut, sebab saat ini pemerintah tengah berjibaku dalam penanganan pandemi, namun harus ditambah lagi masalah lain yakni usul penundaan pemilu.
"Apa enggak pontang-panting udah kena pandemi, sudah gitu dari sisi kepemerintahan segala macem hanya gara-gara sebuah keinginan penundaan yang sudah tegas-tegas dikatakan oleh presiden tidak ada penundaan. Kurang apa lagi?" tegas dia.
Oleh karena itu, Megawati meyatakan PDIP menolak usulan penundaan pemilu 2024 dan menyebut pemilu tetap sesuai jadwal pada 2024.
"Saya tegas mengatakan sebagai ketua partai, no. Enggak ada penundaan sama sekali, tetap berjalan dengan apa adanya," ucapnya.
Megawati juga menyebut usulan-usulan terkait penundanan pemilu dan perpanjangan masa presiden bisa jadi hanya gimmick politik.
"Tapi itu kan permainan politik," ujarnya.
3. Soroti Pemekaran Wilayah
Selain itu, Megawati angkat bicara mengenai pemekaran daerah. Dia mengaku heran mengapa harus dilakukan pemekaran daerah.
Diketahui, saat ini DPR tengah mengusulkan RUU inisiatif terkait pemekaran wilayah di Papua. Ada tiga provinsi yang diusulkan pemekaran, yaitu RUU tentang Provinsi Papua Selatan, Provinsi Papua Tengah, dan Provinsi Papua Pegunungan Tengah.
"Saya melihat adanya stagnasi atau kebingungan bagaimana untuk bangkitkan potensi daerah mereka yang sudah berani sampai terjadinya pemekaran," ujar Megawati di hadapan Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian.
Menurut Megawati, sebelum pemekaran wilayah perlu dikaji mendalam terkait potensi pendapatan asli daerah (PAD).
"Saya mengerti pemekaran diizinkan kalau ada wilayah, ada aspirasi, tapi sebenarnya yang paling penting keekonomian daerah tersebut, ada tidak potensinya?" kata Megawati.
"Kenapa sebuah daerah berani memekarkan diri? padahal sudah pernah terpikirkan peningkatan PAD? saya sangat practical saja bukankah demikian seharusnya pemda terlihat jelas PAD itu bisa meningkat atau tidak, peningkatan dari mana? dari potensi daerah yang diangkat jadi kegunaan daerah tersebut," tambahnya.
Advertisement
4. Pertanyakan Jargon Indonesia Emas 2045
Megawati yang juga merupakan Ketua Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) itu mempertanyakan jargon Indonesia Emas 2045. Dia meragukan jargon itu lantaran Indonesia masih punya masalah stunting atau gizi buruk.
"Saya bilang sama Presiden, ini nanti emasnya kayak gimana Pak. Orang kita saja masih punya stunting, anemia, dan lain sebagainya," kata Megawati.
Menurut Presiden RI kelima ini, stunting dan anemia masih menjadi permasalahan di berbagai daerah tanah air. Dia berharap, kedepan bukan hanya menghasilkan usia produktif, namun menghasilkan sumber daya manusia yang produktif.
"Ini bukannya problem daerah juga? Bagaimana kita akan memunculkan sumbernya itu dari anak-anak berkualitas yang tadi seperti dikatakan Pak Muhadjir akan masuk pada masalah usia atau aging years, banyak manulanya, sehingga Indonesia ke depan itu usia produktif yang betul produktif, bukan hanya karena usia produktif tapi orangnya bisa produktif," ujar Megawati.
Lebih lanjut, Ketum PDIP ini mendukung dibentuknya Badan Riset Daerah (Brida) di setiap wilayah Indonesia. Baginya, hasil riset dibutuhkan guna membentuk sumber daya manusia Indonesia yang berkualitas.
"Menurut saya, sekarang yang harus diperhatikan dalam pembentukan Brida. Segera dibentuk Brida itu. Karena itu, back up yang namanya daerah," pungkas Megawati.