Liputan6.com, Jakarta - Dokter Kebidanan dan Kandungan Grace Valentine, Sp.OG mengatakan, ada dua syarat bagi wanita yang sudah aktif berhubungan seksual untuk bisa disuntik vaksin Human Papilomavirus (HPV) untuk mencegah kanker serviks.
Kedua syarat tersebut, kata Grace yakni wanita yang akan diberi vaksin belum terinfeksi HPV dan tidak mengalami kanker serviks sebelum diberikan vaksin.
Advertisement
"Syarat dilakukan vaksin kanker serviks, yakni wanita berlum terinfeksi HPV karena tujuannya jangan sampai dia terinfeksi HPV," jelas dokter yang berpraktik di RSPI-Puri Indah itu, dilansir Antara.
Jika nantinya wanita sudah mendapat vaksinasi HPV lengkap, Grace mengingatkan agar mereka tetap melakukan papsmear teratur. Ini karena vaksin yang tersedia hanya untuk dua tipe virus terbanyak, yaitu tipe 16 dan 18 yang menjadi penyebab utama kanker serviks, serta tipe HPV low risk yaitu 6 dan 11 yang menjadi penyebab kutil kelamin pada wanita dan pria.
Adapun beberapa HPV tipe onkogenik lainnya belum ditemukan vaksinnya. Dengan demikian, papsmear teratur diharapkan bisa jadi upaya deteksi dini sel pra-kanker apabila seorang wanita terinfeksi HPV jenis lain.
Vaksin HPV termasuk upaya pencegahan primer agar seorang wanita tidak terinfeksi HPV. Belum lama ini, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin juga menetapkan vaksin HPV sebagai salah satu vaksinasi wajib bagi remaja. Vaksin HPV nantinya bermanfaat agar tubuh membentuk antibodi guna melawan virus sehingga mencegah infeksi.
Diberikan pada Perempuan Mulai Usia 10
Vaksin HPV bisa diberikan pada anak perempuan usia 10 tahun hingga wanita usia 45 tahun yang belum aktif berhubungan seksual. Dosis vaksinasi pada anak perempuan usia 10-13 tahun yakni dua kali, pada bulan 0 dan bulan ke-6.
Sedangkan untuk perempuan usia 13 tahun ke atas, disarankan pemberian dalam tiga dosis yakni pada bulan 0, bulan 1 atau 2, dan bulan ke-6.
"Vaskinasi pada perempuan yang belum aktif secara seksual dapat langsung dikerjakan. Hanya dibutuhkan satu series vaksin, tidak perlu booster lanjutan untuk saat ini," ujar Grace.
Dalam kesempatan berbeda, Indri Oktaria Sukmaputri, MPH dari Kelompok Substansi Imunisasi Direktorat Surveilans dan Karantina Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia alasan vaksinasi HPV perlu diberikan pada anak kelas 5-6 Sekolah Dasar (SD).
“Kenapa diberikan kepada kelas 5-6 SD? Karena ini berdasarkan rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yakni untuk anak usia 9-14.
”Menurut WHO dan Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI), perlindungan vaksin HPV sangat efektif jika diberikan di usia tersebut.
“Pemberian dua dosis vaksin HPV pada anak kelas 5-6 SD dapat memberikan perlindungan dengan rentang waktu seumur hidup. Jadi semakin dini perlindungannya semakin efektif.”
Tak hanya perempuan, laki-laki pun bisa mendapat vaksin HPV sebagai pencegahan infeksi virus kategori high risk yang menyebabkan kanker penis, walaupun angka kasusnya saat ini cukup rendah.
"Bila ingin mencegah kanker penis pada laki-laki saja ya boleh-boleh saja untuk dosis yang sama," ucap Grace.
Advertisement
Masuk Program Imuniasi Nasional
Seperti telah disinggung, vaksin Human Papilloma Virus (HPV) masuk dalam program imunisasi nasional. Di Indonesia pemberian vaksin HPV yang masuk dalam program imunisasi nasional menyasar pada anak kelas 5 dan 6 Sekolah Dasar.
"Program imunisasi kita (dalam pemberian suntikan vaksin kanker serviks/vaksin HPV) baru menyasar di anak SD kelas 5 dan 6 yang masuk dalam program imunisasi nasional," kata Pelaksana tugas (Plt) Direktur Pengelolaan Imunisasi Kementerian Kesehatan, Prima Yosephine kepada Health Liputan6.com via telepon pada Rabu (20/4/2022).
Pada 2022 Prima mengatakan bahwa bakal ada perluasan target sasaran penerima vaksin HPV yakni siswi kelas 5 dan 6 SD yang ada di 111 kabupaten/kota.
"Tahun ini kita akan memperluas ke 111 kabupaten/kota, ini di luar beberapa kabupaten kota yang sudah ada," kata Prima.
Kabupaten dan kota yang Prima maksud adalah seluruh wilayah di Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Utara, Bali, Gorontalo, dan Sulawesi Tenggara.
Dilakukan Bertahap
Sebelumnya sudah ada beberapa kabupaten kota yang memulai program vaksinasi HPV untuk siswi SD. Misalnya di DKI Jakarta, Gunung Kidul dan Kulon Progo untuk di DIY, lalu Jawa Tengah ada Sukoharjo dan Karang Anyar, lalu di Bali ada Badung dan Denpasar.
Di Jawa Timur wilayah seperti Kediri, Lamongan dan Surabaya juga sudah memulai duluan program imunisasi vaksinasi HPV.
Sementara itu, di luar Jawa ada Makassar dan Manado yang sudah memulai lebih dulu program vaksinasi HPV ini.
Dengan adanya tambahan 111 kabupaten kota ini maka diharapkan makin banyak perempuan Indonesia yang terlindungi dari kanker serviks yang kini masuk jejeran teratas penyakit kanker yang diidap kaum hawa di RI.
Prima menjelaskan alasan program vaksinasi kanker serviks belum bisa dilakukan di seluruh Indonesia. Hal ini terkait dengan pasokan vaksin HPV yang terbatas.
"Bertahap karena pasokan vaksin ini enggak ready dalam jumlah banyak. Jadi terpaksa bertahap," kata Prima.
Advertisement