Liputan6.com, Jakarta - Harga mobil listrik di Indonesia memang masih lebih mahal dibandingkan dengan konvensional (bensin dan diesel). Bahkan, saat ini, banderol termurah dari roda empat ramah lingkungan masih sekitar Rp600 jutaan.
"Yang memengaruhi harga kendaraan listrik secara maksimal adalah komponen baterai," ujar Kepala Subdirektorat Industri Alat Transportasi IMATAP, Kementerian Perindustrian, Dodiet Prasetyo, saat diskusi tentang mobil listrik di Jakarta, dikutip Antara, ditulis Jumat (22/4/2022).
Advertisement
Sementara itu, Kementerian perindustrian, mengutip data Bloomber NEF dengan pembulatan menjelaskan, jika lebih dari setengah atau 51 persen harga baterai listrik dipengaruhi oleh material katoda, yang menentukan kapasitas dan daya.
Katoda sendiri biasanya terdiri dari lithium, nikel, kobalt dan mangan. Biaya terbesar kedua berasal dari ongkos manufaktur dan depresiasi. Saat ini Asia masih menjadi manufaktur terbesar baterai listrik, 80 persen berada di China.
Sementara itu, Anoda, yang terbuat dari grafit, menyumbang 12 persen terhadap harga sebuah baterai. Sedangkan komponen separator, yang memisahkan katoda dengan anoda, menyumbang 7 persen.
Komponen elektrolit, yang membawa ion lithium dari katoda ke anoda, menyumbang 4 persen dan tempat baterai (housing), biasanya terbuat dari baja atau aluminium, sebesar 3 persen.
Untuk saat ini, harga baterai kendaraan listrik belum bisa murah, hal ini mungkin baru bisa terjadi pada 2030 nanti ketika sudah banyak kendaraan listrik yang beredar secara global.
Kementerian berupaya berkoordinasi dengan produsen mobil untuk membuat compact car, mobil yang berukuran lebih kecil sehingga membutuhkan kapasitas baterai yang lebih kecil juga.
Dodiet mengharapkan harga mobil listrik kecil ini bisa berkisar di angka Rp400 jutaan. Mobil listrik yang beredar di Indonesia saat ini rata-rata berada di atas Rp500 juta.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Pakai Kendaraan Listrik, Operator Taksi Ini Dapat Apresiasi dari Menteri Perhubungan
Di tengah maraknya kendaraan listrik yang dipakai oleh masyarakat, juga ikut diimbangi oleh penyedia jasa angkutan umum seperti taksi.
Salah satu operator taksi di Indonesia, Bluebird, mendapat apresiasi langsung dari Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, atas penggunaan kendaraan listrik sebagai salah satu armadanya.
Dalam siaran persnya, Kementerian Perhubungan, menjelaskan bahwa apa yang dilakukan oleh operator taksi dengan logo burung biru ini merupakan sebuah langkah yang sejalan dengan visi dan misi pemerintah dalam menghadapi era elektrifikasi.
“Pemerintah mendukung penuh langkah Blue Bird untuk kelangsungan dunia yang lebih baik ke depannya,” jelas Budi Karya Sumadi, melalui siaran persnya.
Di samping itu, penggunaan kendaraan listrik sebagai armada juga sebagai implementasi penggunaan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) sebagaimana tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program KBLBB untuk Transportasi Jalan.
"Penggunaan kendaraan listrik merupakan upaya mewujudkan transportasi yang berkelanjutan (sustainable). Diharapkan, langkah ini dapat mempercepat terwujudnya ekosistem kendaraan listrik yang terintegerasi pada tahun 2030, dan mencapai target net zero emission pada 2060," tambah Budi.
Dengan aktifnya perusahaan tersebut menggunakan kendaraan listrik, Menteri Perhubungan berharap langkah ini menjadi pionir dan dapat diikuti oleh perusahaan lainnya di sektor transportasi untuk menyokong program percepatan implementasi KBLBB ini.
Dalam kesempatan tersebut, Menhub Budi sempat menjajal kendaraan listrik Tesla, yang digunakan sebagai angkutan taksi Silver Bird dari Bandara Internasional Soekarno Hatta, Tangerang, Banten menuju Jakarta.
Advertisement