Peringatan Hari Bumi 2022, Ini Dampak Perubahan Iklim yang Nyata Terjadi dan Cara Pencegahannya

Simak artikel berikut ini untuk mengetahui dampak perubahan iklim yang nyata berikut cara mengurangi dampaknya, sebagai bagian dari peringatn Hari Bumi.

oleh Agustinus Mario Damar diperbarui 22 Apr 2022, 11:47 WIB
Ilustrasi perubahan iklim. 

Liputan6.com, Jakarta - Peringatan Hari Bumi 2022 secara tegas menyatakan dampak perubahan iklim yang kian nyata di Bumi. Salah satunya ditunjukkan oleh Google Doodle melalui perubahan empat wilayah berbeda akibat perubahan iklim.

Melalui citra yang diambil dari Google Earth Timelapse dan sumber lain, Doodle memperlihatkan kondisi alam yang berubah akibat perubahan iklim di empat wilayah, yakni Gunung Kilimanjaro di Afrika, Sermersooq di Greenland, Great Barrier Reef di Australia, serta Hutan Harz di Elend, Jerman.

Di Sermersooq Greenland, Google menunjukkan tingkat pencarian gletser dalam dua puluh 20 terakhir. Lalu, di Great Barrier Reef, Google menampilkan pemutihan karang di Lizard Island, berdasarkan gambar yang diambil setiap bulan dari Maret hingga Mei 2016.

Sementara di Hutan Harz di Jerman, diperlihatkan hutan yang hancur oleh serangan kumbang kulit kayu karena kenaikan suhu dan kekeringan parah. Gambar tersebut diambil setiap bulan Desember setiap tahun dari 1995 hingga 2020.

Selain dampak yang ditunjukkan tersebut, ada beberapa dampak perubahan iklim yang juga sudah terjadi saat ini. Mengutip informasi dari Knowledge Centre Perubahan Iklim Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kamis (22/4/2022), perubahan iklim merupakan perubahan signifikan yang terjadi di iklim, suhu udara, dan curah hujan.

Perubahan iklim terjadi karena meningkatnya konsentrasi gas karbon dioksida dan gas lain di atmosfer, sehingga menyebabkan efek gas rumah kaca.

Peningkatan konsentrasi efek gas rumah kaca sendiri terjadi karena berbagai kegiatan manusia, seperti emisi bahan bakar fosil, perubahan fungsi lahan, termasuk limbah dan kegiatan industri.

Dampak negatif perubahan iklim juga sudah mulai dirasakan saat ini, seperti berkurangnya kuantitas air dan menurunnya kualitas air. Tidak hanya itu, ada perubahan kondisi habitat yang terjadi akibat kenaikan batas air laut, banjir, dan badai yang merupakan akibat dari perubahan iklim.

Perubahan itu secara tidak langsung akan menyebabkan punahnya berbagai spesies, baik binatang maupun tanaman. Sebab, mereka tidak sempat beradaptasi dengan perubahan suhu dan perubahan alam yang terjadi begitu cepat.

Kepunahan tersebut akan membawa dampak besar bagi ekosistem dan rantai makanan.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Dampak Lainnya

Dampak buruk perubahan iklim. 

Sementara bagi manusia, perubahan iklim juga berdampak pada meningkatnya wabah penyakit dan penurunan daya tahan tubuh.

Dengan menipisnya lapisan ozon, intensitas sinar ultra violet yang mencapai permukaan Bumi akan meningkat. Dampaknya, manusia yang terlalu lama terpapar akan bisa menderita kanker kulit, katarak, serta penurunan daya tahan tubuh yang berkibat menjadi lebih rentan terhadap penyakit.

Di samping itu, perubahan iklim yang mengakibatkan peningkatan permukaan laut bisa menyebabkan bergesernya batas daratan di daerah pesisir, sehingga bisa menenggelamkan sebagin daerah pesisir atau pemukiman di daerah pesisir.

Bahkan, kenaikan suhu Bumi yang menyebabkan mencairnya es pada dataran di kutub-kutub Bumi bisa menyebabkan peningkatan permukaan air laut. Akibatnya, sejumlah pulau-pulau kecil diprediksi akan tenggelam.

Cara Mengurangi Dampak Perubahan Iklim

Meski perubahan iklim perlahan terjadi, manusia tetap bisa melakukan sejumlah langkah untuk mengurangi dampak negatif yang lebih besar. Ada 10 langkah sederhana yang bisa kamu lakukan untuk mengurangi dampak perubahan iklim seperti dikutip dari kampanye Act Now oleh PBB :

Hemat Energi di Rumah

Cara sederhana yang bisa dilakukan untuk mengurangi dampak perubahan iklim adalah menghemat energi listrik yang dipakai di rumah. Sebab, kebanyakan listrik yang digunakan saat ini berasal dari bahan bakar fosil yang menghasilkan emisi. Kamu juga bisa menggunakan perangkat listrik yang lebih hemat energi.

Menggunakan Sepeda, Transportasi Publik, atau Berjalan Kaki

Seperti diketahui, kendaraan bermotor merupakan salah satu penyumbang emisi. Untuk itu, kamu mulai bisa memanfaatkan transportasi publik, sepeda, atau bahkan berjalan kaki untuk menuju ke tempat kerja, sekolah, atau tempat lain.

Makan Lebih Banyak Sayuran

Kamu juga bisa mencoba untuk lebih banyak makan sayur-sayuran, buah-buahan, termasuk kacang-kacangan. Sebab, produksi makanan nabati umumnya lebih sedikit memproduksi emisi gas rumah kaca dan lebih sedikit energi.


Cara Kurangi Perubahan Iklim

Pertimbangkan Cara Bepergian yang Efisien

Perlu diketahui, penerbangan dengan pesawat membutuhkan bahan bakar fosil dengan jumlah besar, sehingga menghasilkan emisi gas rumah kaca yang cukup signifikan. Untuk itu, persiapkan cara bepergian yang efisien atau lebih sedikit menggunakan pesawat terbang

Setop Buang Makan

Ketika kamu membuang-buang makanan, kamu juga menyia-nyiakan sumber daya energi yang dipakai untuk menghasilkan makan tersebut. Karenanya, sebisa mungkin jangan membuangnya dan membeli sesuai kebutuhannya.

Reduce, Reuse, Repair & Recycle

Peralatan rumah tangga yang digunakan saat ini jelas menghasilkan emisi karbon, baik dari proses produksi dan transportasi. Untuk itu, kamu perlu memanfaatkannya dengan baik. Kamu juga bisa menerapkan konsep reduce, reuse, repair, dan recycle dengan produk tersebut.

Ganti Sumber Daya Energi di Rumah

Apabila memungkinkan, cara lain yang dapat dilakukan untuk mengurangi dampak perubahan iklim adalah menggunakan sumber daya alternatif untuk kebutuhan listrik di rumah. Saat ini, sumber alternatif yang umum digunakan untuk menghasilkan listrik di rumah adalah panel surya.

Pilih Kendaraan Listrik

Meski kendaraan listrik saat ini masih belum sepenuhnya diadopsi, pemakaiannya disebut bisa ikut mengurangi emisi karbon dan tidak menghasilkan polusi. Oleh sebab itu, jika kamu memiliki rencana membeli kendaraan di masa depan, pertimbangkan untuk membeli kendaraan listrik.

(Dam/Isk)


Infografis Serba-serbi Rumah Ramah Lingkungan

Infografis Serba-serbi Rumah Ramah Lingkungan

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya