Liputan6.com, Jakarta - Hari Bumi atau Earth Day diperingati setiap tahun pada tanggal 22 April. Peringatan Hari Bumi itu ternyata telah diciptakan pada tahun 1970 di Amerika Serikat (AS).
Pada tahun itu, Senator Gaylord Nelson menciptakan Hari Bumi sebagai cara untuk mengatasi masalah lingkungan. Pasalnya, sebelum tahun 1970 pabrik-pabrik di AS dapat secara bebas membuang limbah produksi beracun ke udara dan sungai sekitar.
Advertisement
Kondisi itu ternyata menimbulkan polusi udara dan air yang menyebabkan kerusakan lingkungan. Dikutip dari earthday.org, Jumat (22/4/2022), setidaknya, dua puluh juta orang Amerika melakukan aksi demonstrasi di sejumlah kota di AS.
Mereka menentang dampak dari 150 tahun pembangunan industri yang menimbulkan masalah serius hingga terus berkembang. Limbah produksi beracun yang dibuang secara bebas itu menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan dan kesehatan.
Pada bulan Desember 1970, Kongres mengizinkan pembentukan Badan Perlindungan Lingkungan AS untuk mengatasi masalah lingkungan. Itu juga menjadi pertanda kemunculan Earth Day yang pertama. Selain pembentukan lembaga, berbagai undang-undang pertama yang mengatur tentang lingkungan juga diciptakan.
Seperti Undang-Undang Pendidikan Lingkungan Nasional, Undang-Undang Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Undang-Undang Udara, dan Undang-Undang Lingkungan Hidup Bersih. Dua tahun kemudian, Kongres mengesaahkan Undang-Undang Air Bersih. Selanjutnya, Undang-Undang Spesies Terancam Punah, Undang-Undang Insektisida, Fungisida, dan Rodentisida Federal.
Undang-Undang tersebut telah menyelamatkan jutaan manusia di AS dari masalah kesehatan dan kematian akibat pencemaran lingkungan. Selain itu, ratusan spesies satwa dan tumbuhan juga terlindungi dari kepunahan.
Seiring bertambahnya usia, lingkungan di Bumi semakin mengalami kerusakan. Perubahan iklim yang terjadi dapat mengancam kehidupan manusia dan makhluk hidup lain. Bagaimana cara yang bisa dilakukan manusia untuk mengatasinya?
Cara Menyelamatkan Bumi dari Kerusakan
Dikutip dari Greenpeace, para pemimpin dunia menandatangani perjanjian besar yang disebut dengan perjanjian Paris pada tahun 2015. Perjanjian itu dibuat untuk menerapkan solusi atas masalah perubahan iklim. Secara garis besar, setiap negara harus mengurangi emisi gas rumah kaca hingga mencapai nol.
Adapun hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi perubahan iklim adalah:
- Tinggalkan Bahan Bakar Fosil
Batu bara, minyak, dan gas yang merupakan bahan bakar fosil yang diekstrasi dan dibakar. Hal itu ternyata dapat memperburuk perubahan iklim. Solusi yang dapat dilakukan adalah dengan beralih ke energi terbarukan. Seperti menggunakan tenaga surya, angin, gelombang, pasang surut, dan panas bumi.
- Beralih ke Transportasi Berkelanjutan
Selanjutnya bisa berpindah menggunakan transportasi berkelanjutan. Transportasi saat ini masih menggunakan bahan bakar fosil seperti bensin dan solar. Untuk itu, transportasi tenaga listrik dapat menjadi solusi atas masalah perubahan iklim. Dengan tenaga listrik, polusi udara juga bisa berkurang. Selain itu, masyarakat juga bisa menggunakan transportasi umum untuk sehari-hari.
Advertisement
Mengurangi Konsumsi Daging
Mengonsumsi daging dan susu ternyata dapat membantu untuk mengatasi perubahan iklim. Anda dapat mengurangi produk tersebut secara perlahan dan beralih mengonsumsi produk berbahan dasar tanaman.
Menerapkan pola makan vegan juga memiliki banyak manfaat bagi kesehatan, sehingga aman untuk dilakukan. Oleh karena itu, praktik pertanian dapat ditingkatkan untuk menyediakan lebih banyak produk makanan berbahan dasar tanaman.
- Perbanyak Menanam Pohon
Pohon dapat berfungsi untuk menyerap lebih banyak karbon. Anda dapat mulai menanam sejumlah pohon di halaman rumah untuk mengatasi perubahan iklim. Pasalnya, tanaman yang berfotosintesis dapat menyerap karbon dioksida saat mulai tumbuh.
- Hindari Menebang Hutan
Saat ini banyak hutan yang ditebang untuk dijadikan lahan industri, pembukaan jalan, maupun perumahan. Padahal, sejumlah pohon besar yang ada di hutan itu sangat membantu dalam menyerap karbon. Dalam hal ini, pemerintah dapat menciptakan undang-undang yang mengatur tentang penebangan hutan.
Menjaga Lautan
Dalam mengatasi perubahan iklim, lautan juga harus dilindungi dari kerusakan. Sebab tempat tersebut dapat menyerap karbon dioksida dalam jumlah yang besar. Cara yang dapat dilakukan adalah dengan melarang lautan untuk dijadikan sebagai tempat pengeboran minyak dan gas.
- Hindari Tren Fesyen Cepat
Tren fast fashion atau fesyen cepat adalah konsep dari industri fashion yang mendorong konsumennya untuk meninggalkan produk lama dan membeli produk baru hanya untuk mengikuti tren.
Selain membuang-buang uang, konsep ini juga memiliki dampak negatif terhadap lingkungan. Produk fesyen lama yang tidak terpakai itu kemudian semakin menumpuk menjadi sampah yang sulit diolah. Cara yang bisa dilakukan untuk menghindari hal itu adalah dengan mempertahankan produk fesyen yang masih layak dipakai.
- Kurangi Pemakaian Plastik
Perlu diketahui bahwa proses pembuatan plastik ternyata menghasilkan banyak karbon dioksida. Begitu juga dengan pembuatan poliester untuk bahan pakaian. Plastik sendiri terbuat dari minyak yang diekstraksi dan melalui proses lainnya.
Permintaan plastik yang semakin tinggi sangat berdampak terhadap perubahan iklim. Pasalnya, plastik yang sudah tak terpakai itu akan sulit terurai dan membutuhkan waktu berpuluh-puluh tahun. Tentu hal itu sangat berdampak negatif terhadap lingkungan.
Advertisement
Menghemat Air
Hal lain yang dapat dilakukan di rumah adalah menghemat penggunaan air. Penggunaan pompa air yang berlebihan ternyata dapat meningkatkan polusi karbon dioksida. Oleh karena itu, Anda harus menggunakan pompa air dengan bijak.
- Pemilihan Lampu
Penggunaan lampu juga dapat meningkatkan polusi karbon dioksida juga menggunakan lampu pijar konvensional atau bohlam. Anda dapat beralih ke lampu LED 10 watt untuk menggantikan bohlam 60 watt.
- Cabut Stop Kontak
Anda juga harus menggunakan listrik dengan bijak untuk mengatasi perubahan iklim. Caranya adalah dengan mencabut stop kontak atau perangkat elektronik yang sedang tidak terpakai. Matikan juga lampu saat siang hari atau saat tidak begitu diperlukan.
- Hindari Membuang Makanan
Banyak orang yang membuang-buang makanan karena sudah tak ingin memakannya. Faktanya, kebiasaan itu dapat menimbulkan pencemaran lingkungan hingga terjadi perubahan iklim. Sisa makanan yang berakhir di tempat pembuangan sampah bisa menimbulkan karbon dioksida.
Di beberapa negara, limbah makanan telah memiliki tempat sampah khusus. Limbah tersebut nantinya akan diolah kembali menjadi produk pupuk alami atau kompos.