Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) atau BTN menargetkan pembentukan perusahaan modal ventura rampung pada 2022.
Namun begitu, perseroan masih perlu melakukan berbagai kajian termasuk dari sisi modal. Aksi korporasi akuisisi Perusahaan Modal Ventura untuk mendukung core business BTN tu telah mendapat persetujuan pemegang saham pada RUPSLB BTN pada Agustus 2019.
Advertisement
"Ini sudah kita inisiasi sejak tahun lalu. Belum proses, cukup panjang karena terkait dengan kajian, target modal ventura yang akan kita lakukan dan akuisisi," kata Direktur Risk Management BTN, Setiyo Wibowo dalam paparna kinerja kuartal I 2022 BTN, Jumat (22/4/2022).
Ia menambahkan, BTN juga perlu waktu untuk melakukan seleksi dan negosiasi. Bahkan ada pula opsi untuk membentuk modal ventura yang baru.
"Harapannya, modal ventura ini bisa kita selesaikan di 2022 atau pada awal 2023,” imbuhnya.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama BTN Haru Koesmahargyo mengungkapkan, perseroan akan terlebih dahulu melakukan penguatan modal inti tier 1. Hal ini agar BTN memiliki capital adequacy ratio (CAR) yang ideal.
"Sekarang totalnya ada 19 persen, tier 1 kurang lebih 13,5 persen. Salam kondisi normal ini belum ideal. Tidak melanggar, tapi kita melihat pertumbuhan ke depan membutuhkan modal yang kuat terutama yang disokong dari tier 1," ujar Haru.
Oleh karena itu, perseroan berencana untuk menggelar penambahan modal melalui rights issue dengan target sekitar Rp 3 triliun. Namun, mengingat sebagian besar saham BTN dimiliki oleh pemerintah, maka perseroan perlu mendapat persetujuan terlebih dahulu.
“Rencana untuk menambah modal melalui rights issue di tahun ini. Apa yang kita tunggu? ada porsi dari pemerintah dan dan publik. Dari sisi pemerintah kami masih menunggu izin,” kata dia.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Kinerja 2021
Sebelumnya, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) atau BTN mempertahankan kinerja gemilang hingga kuartal I 2022. Bank spesialis kredit perumahan ini sukses membukukan laba bersih Rp 774 miliar.
Perolehan tersebut melonjak 23,89 persen dibanding periode yang sama pada tahun sebelumnya Rp 625 miliar. Pertumbuhan laba bersih BTN pada kuartal I 2022 ditopang oleh kenaikan penyaluran kredit, pengelolaan aset kredit bermasalah, efisiensi biaya dana, dan operasional.
Transformasi digital yang dirancang sejak dua tahun terakhir juga mulai memberikan dampak positif dalam bentuk akuisisi nasabah baru, perluasan akses pasar, dan produktivitas karyawan. Perbaikan di banyak aspek membuat indikator kinerja keuangan berada dalam tren positif.
"Ditinjau dari sisi topline maupun bottom line, kinerja kami tumbuh menggembirakan. Pencapaian ini berkat bisnis model dan implementasi strategi yang tepat. Ke depan kami tetap optimistis karena ekonomi semakin pulih seiring berakhirnya pandemi,” ujar Direktur Utama BTN, Haru Koesmahargyo dalam Paparan Kinerja Keuangan BTN Kuartal I 2022, Jumat (22/4/2022).
Namun demikian, perseroan tetap mewaspadai kenaikan inflasi yang bisa menjadi faktor pemberat, sementara ekonomi global tengah menghadapi tantangan.
Sepanjang periode Januari-Maret 2022, BTN berhasil menyalurkan kredit mencapai Rp 277,13 triliun meningkat 6,04 persen dari periode yang sama tahun lalu senilai Rp 261,34 triliun.
Penyaluran kredit perumahan masih mendominasi total kredit perseroan pada kuartal I 2022. Adapun kredit perumahan yang disalurkan BTN hingga akhir Maret 2022 mencapai Rp 248,57 triliun.
Advertisement
Kontribusi Kredit
Dari jumlah tersebut KPR Subsidi pada kuartal I 2022 masih mendominasi dengan nilai sebesar Rp 134,04 triliun tumbuh 9,01 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu senilai Rp 122,96 triliun.
Sedangkan KPR Non Subsidi tumbuh 5,16 persen menjadi Rp 84,28 triliun pada kuartal I2022 dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 80,14 triliun.
“Kami memacu kredit dengan sangat memperhatikan prinsip kehati-hatian. Maka itu, rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) kami terus membaik. NPL Gross di level 3,6 persen, lebih rendah dari sebelumnya di level 4,25 persen, Sedangkan NPL Nett sebesar 1,28 persen, turun dari posisi 1,94 persen,” kata Haru.
Kenaikan kredit berdampak pada pendapatan bunga bersih atau net interest income (NII) yang tumbuh 28,81 persen pada kuartal I 2022 menjadi Rp 3,57 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 2,77 triliun. Lonjakan NII tersebut membuat rasio net interest margin (NIM) BTN juga mengalami kenaikan dari 3,31 persen pada akhir Maret 2021 menjadi 4,29 persen di kuartal I 2022.
“Meski rasio NPL mengalami perbaikan, BTN pada kuartal I 2022 tetap menaikkan rasio cadangan atau Coverage Ratio menjadi 146,73 persen dari 115,93 persen pada kuartal I 2021,” kata Haru.
DPK
Dari sisi dana pihak ketiga (DPK) yang dicatatkan BTN pada kuartal I 2022 mencapai Rp 290,53 triliun. Dari jumlah tersebut perolehan dana murah atau CASA mencapai Rp 128,26 triliun naik sebesar 13,85 persen dibandingkan akhir Maret 2021 sebesar Rp 112,66 triliun.
"Kenaikan CASA yang cukup tinggi tersebut membuat porsi dana murah mengalami kenaikan menjadi 44,15 persen dari total DPK Bank BTN pada kuartal I 2022,” ujar Haru.
Haru menegaskan, kenaikan dana murah Bank BTN berhasil menekan biaya dana atau cost of fund (CoF) BTN pada kuartal I 2022 menjadi 2,41 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 3,69 persen.
Fokus BTN dalam menggenjot perolehan dana murah dan memangkas dana mahal telah membuat total deposito perseroan mengalami penurunan 10,96 persen menjadi Rp 162,27 triliun pada kuartal I 2022 dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 182,25 triliun.
"Strategi ini membuat yang biasanya porsi dana mahal atau deposito selalu di atas 60 persen, pada kuartal I 2022 ini mengalami penurunan menjadi hanya 55,85 persen,” tegasnya.
Advertisement