Cerita Akhir Pekan: Kenapa Kita Harus Minta Maaf pada Bumi?

Sejarah peringatan Hari Bumi tak terlepas dari gerakan lingkungan untuk meningkatkan kesadaran manusia terhadap planet yang kita tinggali.

oleh Henry diperbarui 23 Apr 2022, 08:30 WIB
5 Aktivitas Ini Bisa Kamu Lakukan di Hari Bumi Sedunia

Liputan6.com, Jakarta - Hari Bumi atau Earth Day diperingati setiap tanggal 22 April di seluruh dunia. Sejarah peringatan Hari Bumi tak terlepas dari gerakan lingkungan untuk meningkatkan kesadaran manusia terhadap planet yang kita tinggali ini.

Tahun ini, tema Hari Bumi adalah "Invest in Our Planet", yaitu kampanye ajakan untuk menjaga kelestarian lingkungan sebagai bagian dari investasi di masa depan. Isu lingkungan dan perubahan iklim masih menjadi sorotan dan gerakan yang terus digaungkan dalam setiap perayaan Hari Bumi ini setiap tahunnya.

Tema itu juga menjadi perhatian Ecoxyztem, komunitas penggerak para ecopreneurs yang bertujuan untuk mencari solusi dalam menyelesaikan tantangan perubahan iklim. Menurut Andreas Pandu Wirawan, Chief Commercial Officer Ecoxyztem, investasi mempunyai arti yang cukup luas, secara simpel dapat berarti tindakan saat ini untuk kebaikan masa depan.

Investasi ini bisa dilakukan dengan mendukung seluruh produk dan inovasi-inovasi hijau (ramah lingkungan). "Seperti produk dengan kemasan ramah lingkungan, transportasi yang rendah emisi, pelayanan penjemputan sampah yang bertanggung jawab, serta banyak lainnya yang sepertinya sudah mulai ditawarkan oleh startup-startup muda namun memang perlu sedikit "investasi" di awalnya," terang Pandu pada Liputan6.com, Jumat, 22 April 2022.

Sebagai sebuah venture builder, Ecoxyztem berharap akan lebih banyak lagi sumber pendanaan hijau, ada lebih banyak lagi startup-starup hijau atau Ecopreneurs yang menelurkan inovasinya untuk menjawab permasalahan lingkungan, dan semakin besar peluang Green Jobs terbuka untuk generasi muda

Pandu menambahkan, di perkotaan isu sampah, terutama sampah medis sudah cukup genting, karena kapasitas TPA Bantar Gebang sudah semakin menipis. Belum lagi isu polusi udara karena emisi buang kendaraan bermotor akibat kemacetan.

"Namun di sisi lain, saudara kita di pesisir pantai sudah semakin terancam akibat terus naiknya permukaan air laut, yang di pegunungan rawan hujan badai dan tanah longsor. Kalau dilihat dari kacamata yang lebih luas, semua permasalahan lingkungan adalah genting atau biasa disebut krisis iklim," ucapnya.

Pandu juga mengatakan ada beberapa hal simpel yang bisa kita lakukan untuk melestarikan bumi. Misalnya, dengan menerapkan gaya hidup secukupnya, tidak impulsif buying, dan tidak banyak membuang sisa makanan sehingga dapat menciptakan emisi gas metana.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Bumi Krisis Iklim

Ilustrasi Hari Bumi. (Freepik)

"Setelah itu bisa menjadi lebih baik bila dapat beralih untuk melakukan hal seperti mengkompos, menanam, dan mendaur ulang sampah di rumah. Dan secara berdampingan menjalankan aktivitas sehari-hari menggunakan transportasi umum dan energi rendah karbon," tuturnya.

Pendapat hampir senada juga dikatakan Abdul Ghofar, Pengkampanye Urban Berkeadilan WALHI Nasional. Secara substansi, makna dari 'Invest in Our Planet' berarti mendorong semua pihak mulai dari negara, kelompok bisnis, sampai individu untuk segera melakukan sesuatu demi menyelamatkan bumi.

Kondisi bumi saat ini sedang mengalami situasi krisis iklim. "Hal yang bisa dilakukan secara signifikan adalah melakukan pengurangan emisi gas rumah kaca dari berbagai sektor, terutama energi dan kehutanan. Selain itu mempercepat investasi untuk transisi energi terbarukan dan melakukan pemulihan lingkungan hidup yang telah rusak," kata Goofar pada Liputan6.com, Jumat, 22 April 2022.

Secara khusus di Hari Bumi 2022, WALHI mengajak semua pihak terlibat dalam gerakan Pulihkan Bumi. Goffar menambahkan, WALHI berharap negara dan korporasi serius dalam merespons kerusakan dengan segera menghentikan investasi di sektor energi kotor. Deforestasi dihentikan, polusi udara dan pencemaran sungai berkurang hingga perbaikan kerusakan di ekosistem essensial seperti gambut dan mangrove.

 


Hal Simpel untuk Melestarikan Bumi

Aktivis lingkungan hidup menggelar aksi serempak Joget Jagat: Diam Berarti Tenggelam di Jakarta, Kamis (22/4/2021). Aksi untuk memperingati Hari Bumi serta menunjukkan semangat anak muda yang tidak tinggal diam dan tetap memperjuangkan hidup di tengah krisis iklim. (Liputan6.com/Faizal Fanani)  

"Isu krisis iklim merupakan hal yang paling mendesak. Krisis iklim ini dipicu oleh berbagai aktivitas yang merusak seperti penggunaan energi fosil, deforestasi, pertambangan hingga ekstrasi minyak bumi," terang Goffar.

"Dampak krisis iklim telah terjadi di semua region di dunia. Telah terjadi peningkatan kejadian bencana, suhu bumi meningkat drastis, terjadi gelombang panas hingga kebakaran hutan dan lahan. Krisis iklim telah menjadi ancaman bagi manusia dan lingkungan hidup," tambahnya.

Ia juga mengungkapkan ada berbagai hal simpel yang bisa dilakukan untuk melestarikan bumi. Caranya dengan mengurangi penggunaan listrik, memilah dan mengolah sampah, menggunakan transportasi publik, hingga mengonsumsi makanan berbasis nabati.

Sementara menurut Greenpeace Indonesia menekankan pentingnya mengedukasi diri seputar krisis iklim.  Menurut Haflah Distincta, selaku Climate and Energy Researcher Greenpeace Indonesia, untuk mendukung Hari Bumi 2022, kita bisa ikut bersuara serta berpartisipasi aktif secara individu ataupun secara kolektif melalui kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan komunitas terdekat yang dapat mendorong perubahan ekonomi dan lingkungan kearah lebih hijau.

"Harapannya adalah pemerintah Indonesia dapat membuat kebijakan iklim yang lebih ambisius dan serius dalam menangani krisis iklim yang sudah terjadi hari ini," jelas Haflah lewat pesan pada Liputan6.com, Jumat, 22 April 2022. 


Perubahan Sikap dan Perilaku

Ilustrasi Penyebab Perubahan Iklim Credit: pexels.com/Markus

Haflah menambahkan, emisi karbon terbesar penyebab krisis iklim berasal dari sektor energi. maka sangat penting untuk pemerintah segera melakukan transisi energi dan meninggalkan sistem energi fosil yang tinggi karbon. Kita hanya punya waktu sampai dengan 2030 untuk benar-benar bertindak dan memangkas emisi karbon yang kita hasilkan. apalagi Indonesia sangat rentan terdampak perubahan iklim. jika tidak, bumi akan semakin memanas dan kita semua akan punah.

Untuk ikut membantu bumi menjadi lebih baik, mita bisa menjalani gaya hidup hijau yang lebih ramah lingkungan. "Namun perlu diingat ditengah urgensi krisis iklim hari ini, kita perlu bersuara secara aktif bersama-sama untuk mendorong pemerintah agar mempunyai political will yang serius dalam menghasilkan kebijakan yang berpihak, pastinya akan berdampak lebih besar untuk kelestarian bumi dan lingkungan," tuturnya.

Momen Hari Bumi 2022 yang berdekatan dengan Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran, juga bisa mengisyaratkan kalau kita harus meminta maaf pada bumi, bukan hanya dengan keluarga, kerabat, sahabat maupun tetangga kita. Itu karena kita mungkin pernah malkak

"Kita bisa meminta maaf kepada bumi kita. karena dengan menyadari dan mengakui bahwa perilaku kita yang merusak, merupakan langkah awal menuju bumi yang lebih baik. Tentunya hal tersebut harus diiringi dengan perubahan sikap dan perilaku yang semakin peduli dan ramah lingkungan," pungkas Haflah.

6 Destinasi Ekowisata yang Menarik di Indonesia.  (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya