Liputan6.com, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir membeberkan lima tantangan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Tantangan tersebut adalah disrupsi kesehatan, teknologi, demografi, lingkungan, hingga kondisi geopolitik dunia.
Kelima hal ini, kata dia, akan jadi penghambat pertumbuhan ekonomi. Padahal Indonesia memiliki visi sebagai negara maju di 2045 mendatang. Artinya, kelima tantangan ini perlu disikapi dengan tepat.
Advertisement
“Ada lima tekanan yang jadi tantangan, bukan hanya Indonesia, tapi dunia. Pertama, ada disrupsi kesehatan, salah satunya kemarin kita menghadapi Covid-19, ini disrupsi kesehatan, siapa yang meng-guarantee (garansi) sepuluh tahun lagi tidak ada?” katanya dalam Kuliah Umum di Universitas Padjadjaran, Sabtu (23/4/2022).
“Kalau kita lihat dari sejarah manusia, itu selalu ada yang namanya pandemi, dan hari inipun masih banyak virus-virus yang belum menjadi endemi, polio masih AIDS masih. Untung saja covid-19 sudah menjadi endemi,” imbuh dia.
Selanjutnya, disrupsi teknologi yang juga menjadi tantangan penting dalam pertumbuhan ekonomi. Alasannya ini berdampak langsung kepada terciptanya lapangan kerja. Erick mencoba mengutip sebuah penelitian yang dilakukan di tiga negara di dunia, yakni Amerika Serikat, Jerman, dan Italia.
“Akan lebih banyak pekerjaan yang hilang dibandingkan yang tumbuh, Amerika saja akan kehilangan 6,1 juta pekerjaan dengan kualitas pendidikan dengan kualitas daripada teknologi yang sangat maju, itu juga jadi ancaman kita,” katanya.
Tantangan ini semakin sejalan dengan adanya keadaan demografi indonesia hingga 2038 nanti. Erick menyebut secara berangsur meningkat, populasi indonesia akan didominasi oleh kalangan anak muda.
“Ini jumlah demografi kita itu 273 juta, dan trennya piramidanya akan seperti ini terus sampai 2038, artinya yang mudanya lebih banyak, nanti piramidanya seperti ini (piramida terbalik), seperti di Jepang yang tuanya lebih banyak, ini juga akan merubah pola kehidupan apa yang tadi adanya teknologi dan keseimbangan,” paparnya.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Tantangan Lingkungan
Di sisi lain, kondisi lingkungan di dunia saat ini juga mengalami sejumlah faktor penghambat. Yang paling jadi perhatian yakni adanya perubahan iklim yang terus membayangi kegiatan didunia.
Erick menyebut, salah satu contohnya dengan adanya krisis pangan yang terjadi saat ini akibat dari cuaca yang tak menentu. Meski, saat ini masih terganggu akibat pandemi Covid-19.
“Tapi justru karena cuaca ekstrem banyak juga kegagalan panen. Alhamdulillah indonesia (sektor) pangannya kuat, luar biasa tahun ini. tapi kita tidak tahu tahun depan, lingkungan ini berubah, berarti ini juga satu adaptasi yang harus kita cermati,” paparnya.
Tantangan terakhir yang saat ini berdampak cukup besar terhadap sebagian negara-negara maju di dunia adalah dampak dari perang Rusia-Ukraina. Kondisi geopolitik ini berdampak secara langsung terhadap kenaikan harga komoditas di dunia, termasuk Indonesia yang terkena imbasnya.
“Ini akan memperlambat recovery, tambahan 2 tahun lagi prediksinya. Sekarang apa? Kemarin sudah ada statement-statement, seperti era globalisasi akan hilang, sekarang trennya lebih kepada regionalism apakah itu Asia Tenggar, apakah kita yang sangat dibutuhkan,” katanya.
Advertisement
Pesan Erick Thohir
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan, transformasi BUMN tidak mungkin berhasil tanpa transformasi human capital.
Oleh karena itu, sangat penting bagi BUMN merekrut putra putri bangsa yang tidak hanya memiliki kapabilitas tetapi juga memiliki karakter.
"Karena kita tidak mau juga menjadi sebuah kekuatan yang besar, tetapi menjadi kekuatan justru yang salah arah karena tidak diiringi yang namanya karakter yang baik. Kepintaran tanpa karakter akan menjadi kejahatan. Kekayaan tanpa karakter tentu akan menjadi sebuah kerakusan," katanya, Jakarta, Selasa (12/4/2022).
Erick Thohir selalu berupaya mengingatkan bawahannya agar menghasilkan regenerasi yang baik. Sehingga kekuatan sepertiga ekonomi Indonesia yang ada di BUMN, bisa melanjutkan keseimbangan dan tentu mendorong perekonomian Indonesia yang akan terus tumbuh sampai 2045.
"Itulah yang penting buat kita memastikan bagaimana keberpihakan kita kepada talenta talenta terbaik untuk bergabung di BUMN. Karena kita sadari, sepertiga dari kekuatan ekonomi Indonesia itu adalah di BUMN. Jadi kita harus sadari juga bahwa kita yang berkarier di BUMN adalah putra-putri yang terbaik," jelasnya.
Inovasi
Lebih lanjut dia menambahkan, melihat kondisi saat ini, inovasi adalah sebuah keharusan yang terjadi. Sebab Indonesia sedang menghadapi kondisi yang diberi istilah Knowledge Based Economy.
Di mana pertumbuhan itu hasil daripada manusianya, tidak hanya sekadar sumber daya alamnya, atau marketnya yang sangat besar.
"Karena itu kita sangat berharap para millennial bahwa dipastikan tulang punggung daripada pertumbuhan ini di mereka (milenial), tentu mereka sendiri harus menjadi bagian yang percaya ini merupakan keberlanjutan yang harus dilakukan sejak awal," tandasnya.
Advertisement