Saham Perbankan Masih Jadi Pilihan Investor Asing

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 9,79 persen secara year to date (ytd) ditopang harga komoditas dan aksi beli investor asing.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 23 Apr 2022, 12:18 WIB
Karyawan mengambil gambar layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (22/1/2021). Sebanyak 111 saham menguat, 372 tertekan, dan 124 lainnya flat. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - - Aksi beli investor asing terus mengalir ke pasar modal Indonesia. Aliran dana asing tersebut mayoritas masuk ke sektor saham perbankan.

Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), Sabtu (23/4/2022), laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 9,79 persen secara year to date (ytd) ke posisi 7.225,61 hingga penutupan perdagangan Jumat, 22 April 2022. 

Pertumbuhan IHSG ini termasuk positif di antara bursa saham Asia Pasifik dan global. Kinerja IHSG berada di posisi di Asia Pasifik dan peringkat tujuh secara global.

Senior Portfolio Manager, Equity PT Manulife Aset Manajemen Indonesia, Samuel Kesuma menuturkan, IHSG membukukan kinerja positif seiring pasar saham Indonesia kembali masuk dalam radar investor. Sejumlah faktor yang menjadi katalis bagi pasar saham Indonesia.

Hal itu antara lain dari perspektif makroekonomi, Indonesia berada dalam siklus pemulihan yang menarik bagi investor yang mencari pertumbuhan di tengah tren normalisasi ekonomi global saat ini.

“Indonesia adalah net eksportir komoditas yang dipandang diuntungkan dari kenaikan harga komoditas saat ini dan dapat menjadi tempat berlindung bagi investor global,” kata dia dalam ulasannya.

Selain itu, stabilitas nilai tukar rupiah dan makroekonomi yang solid topang IHSG. Ditambah posisi Indonesia dan ASEAN yang netral di tengah tensi geopolitik antara negara barat dengan Rusia meminimalkan risiko geopolitik terhadap Indonesia.

"Secara keseluruhan kami memandang positif outlook pasar Indonesia tahun ini didukung oleh bauran faktor pendukung dari pemulihan ekonomi domestik dan dinamika pasar global yang suportif bagi Indonesia,” kata Samuel.

 

 


Faktor Lainnya

Ilustrasi IHSG

 

Aliran dana asing mencapai Rp 2,2 triliun pada Jumat, 22 April 2022. Dengan demikian, aliran dana asing mencapai Rp 46,78 triliun sepanjang 2022. Realisasi dana asing ini sudah melampaui 2021 yang sekitar Rp 37,97 triliun.

Head of Research Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Hariyanto Wijaya menuturkan, harga komoditas dan aksi beli investor asing turut topang IHSG.

"Jadi good things tahun ini, Indonesia ditopang oleh dua, satu pertumbuhan laba bersih yang growth nya di support oleh komoditas, yang kedua adalah disupport oleh flow. Jadi, dua kombinasi ini yang membuat IHSG out perform the best Asia Pacific,” ujar dia, dalam Media Day Mirae Asset Sekuritas Indonesia, ditulis Sabtu (23/4/2022).

Ia menambahkan, aksi beli investor sudah terjadi sejak akhir 2021. “Jadi begini dari akhir tahun lalu kita melihat bahwa 2022 foreign akan masuk massive. Kalau kita lihat report 2022, kita melihat foreign akan signifikan,” kata Hariyanto.

Adapun saham perbankan menjadi pilihan investor asing.Mengutip data RTI, saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) menjadi pilihan investor asing. Tercatat aksi beli investor asing di saham BBRI mencapai Rp 11 triliun secara year to date (ytd) di seluruh pasar.

Selanjutnya saham PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) senilai Rp 10,3 triliun, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) senilai Rp 6,5 triliun, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) senilai Rp 5,8 triliun dan PT Astra International Tbk (ASII) senilai Rp 3,9 triliun.

 

 


Saham Perbankan

ilustrasi IHSG

Adapun investor asing yang memilih saham perbankan, Hariyanto menuturkan, hal tersebut didorong oleh Indonesia yang memiliki exposure positif terhadap gross domestic product (GDP).

"Kenapa? Indonesia adalah satu dari dua negara yang mempunyai exposure positif terhadap GDP. Jadi kita melihat komoditas all time high, CPO all time high, gold all time high,” ungkapnya.

Meskipun demikian, kembali lagi investor termasuk asing selalu mencari return atau imbal hasil. Return tersebut berasal dari pertumbuhan laba bersih.

"Foreign selalu cari return, investor selalu cari return. Return selalu dari pertumbuhan laba bersih dan kalau kita melihat yang mempunyai positif terhadap commodity itu dari dua negara Indonesia dan Malaysia,” ujar dia.

Tak hanya itu, Mirae Asset Sekuritas Indonesia juga melihat BNI laba bersih dapat tumbuh 60 persen, BMRI dan BBRI bertumbuh di atas 50 persen. 

“Kita melihat seminggu ke depan for bank, BBNI, BBRI BMRI pertumbuhan laba bersihnya kenceng,” kata dia.

Adapun Mirae Asset Sekuritas memilih saham perbankan antara lain PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI).


Gerak IHSG pada 18-22 April 2022

Ilustrasi IHSG

Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah tipis pada perdagangan 18-22 April 2022. Hal tersebut dipengaruhi sentimen eksternal seiring kenaikan imbal hasil obligasi Amerika Serikat (AS) tenor 10 tahun.

Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), Sabtu, 23 April 2022, IHSG turun tipis 0,14 persen dari 7.235,53 menjadi 7.225,60. Sementara itu, kenaikan terjadi pada kapitalisasi pasar bursa yang naik 0,50 persen menjadi Rp 9.452,52 triliun dari Rp 9.405,31 triliun pada pekan sebelumnya.

Kenaikan juga terjadi pada rata-rata nilai transaksi harian brusa 21,10 persen menjadi Rp 21,34 triliun dari Rp 17,62 triliun pada penutupan pekan lalu.

Selain itu, rata-rata volume transaksi harian bursa melemah 15,48 persen menjadi 26,20 miliar saham dari 31 miliar pada penutupan pekan sebelumnya. Rata-rata frekuensi harian bursa merosot 5,08 persen menjadi 1.542.656 transaksi dari 1.625.136 transaksi pada pekan sebelumnya.

Investor asing mencatatkan nilai beli bersih Rp 2,22 triliun pada Jumat, 22 April 2022. Sepanjang 2022, investor asing mencatatkan beli bersih Rp 46,78 triliun.

Analis PT MNC Sekuritas Herditya Wicaksana menuturkan, IHSG selama sepekan ini masih tertekan oleh kondisi ekonomi. Hal ini seiring yield treasury bertenor 10 tahun kembali naik di tengah rencana pengetatan kebijakan moneter bank sentral Amerika Serikat atau the Fed untuk meredam inflasi yang tinggi. Sedangkan dari dalam negeri dibayangi libur Lebaran.

Pada pekan depan, ia prediksi IHSG masih rawan koreksi. “Kami perkirakan IHSG sepekan ke depan masih rawan koreksi untuk uji support 7.146,” ujar dia.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya