FBI Sita Kripto Rp 488,5 Miliar dari Seorang Warga Florida, Diduga Jual Informasi di Darknet

Pria tersebut membawa informasi pribadi ke pasar darknet di web dalam menggunakan browser Tor.

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 24 Apr 2022, 15:20 WIB
Ilustrasi aset kripto, mata uang kripto, Bitcoin, Ethereum, Ripple

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Kehakiman Amerika Serikat (DOJ) dan Kantor Pengacara Florida Selatan mengumumkan, sekitar USD 34 juta atau setara Rp 488,5 miliar dalam cryptocurrency telah diserahkan kepada FBI.

Dilansir dari Bitcoin.com, Minggu (23/4/2022), dana tersebut berasal dari penduduk Florida Selatan yang diduga menjual informasi online seperti detail keuangan yang terkait dengan layanan web tertentu seperti Netflix, Uber, HBO, dan banyak lainnya.

Dilaporkan, pria tersebut membawa informasi pribadi ke pasar darknet di web dalam menggunakan browser Tor yang meningkatkan privasi dan menjual data tersebut dengan bayaran kripto.

Pria tak dikenal itu dituduh melakukan lebih dari 100.000 penjualan dengan informasi curian. Sementara otoritas federal menyita aset digital senilai USD 34 juta, tersangka dari kota pinggiran Parkland, Florida. Meskipun begitu, dalam siaran pers resmi, tidak disebutkan siapa nama pria tersebut.

Penegakan hukum AS memang mengatakan itu adalah salah satu tindakan penyitaan cryptocurrency terbesar yang pernah diajukan oleh Amerika Serikat.

Tindakan penyitaan itu berasal dari operasi khusus yang dijuluki "TORnado," dan melibatkan sejumlah besar lembaga penegak hukum federal, negara bagian, dan lokal, hingga FBI. 

Penegakan hukum AS, khususnya DOJ, telah disibukkan dengan berbagai kasus kriminal yang melibatkan aset digital belakangan ini. Pada akhir Maret, DOJ mengungkapkan agensi tersebut mendakwa dua orang dalam penipuan "Rug Pull NFT" bernilai jutaan dolar.

Pada pertengahan November 2021, DOJ berurusan dengan penjualan USD 56 juta dana Bitconnect yang disita yang berasal dari “promotor nomor satu” kripto ponzi. DOJ juga terlibat dengan penyitaan 94.636 BTC baru-baru ini yang berasal dari peretasan Bitfinex 2016.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


170 Toko di Australia Akan Terima Pembayaran Kripto pada 2022

Ilustrasi kripto

Sebelumnya, sekitar 170 toko yang dijalankan oleh perusahaan stasiun layanan On The Run (OTR) akan mulai menerima cryptocurrency untuk pembayaran sekitar Juli 2022.

Beberapa layanan dari perusahaan OTR yang akan menerima pembayaran kripto di antaranya adalah kedai kopi, kedai subway, dan tokonya yang bernama Wok in a Box. Tak hanya itu, bisnis layanan OTR yang lainnya juga akan menyusul pembayaran menggunakan kripto. 

Demi melancarkan fasilitas proses pembayaran kripto di berbagai tokonya, On The Run telah bermitra dengan Crypto.com untuk menggunakan layanan Pay Merchant yang disediakan Crypto.com.

On The Run yang telah berusia 38 tahun ini hadir di 160 lokasi di seluruh Australia Selatan dan Victoria. Hal tersebut akan memungkinkan lebih dari 9,3 juta orang yang saat ini tinggal di zona ini dapat melakukan pembayaran menggunakan kripto. Selain itu, pada saat yang sama, memungkinkan adopsi kripto untuk berkembang secara signifikan.

Ketua Eksekutif Peregrines, perusahaan induk On The Run, Yasser Shahin mengatakan tingkat adopsi kripto di Australia memberikan perusahaan tersebut peluang. 

“Pertumbuhan dan penerimaan arus utama adopsi cryptocurrency di Australia dan seluruh dunia sangat fenomenal, dan telah menawarkan kami peluang yang jelas untuk memanfaatkan momentum ruang yang tumbuh cepat ini untuk kepentingan pelanggan kami,” ujar Shahin, dikutip dari Yahoo Finance, Minggu, 24 April 2022.

Sebagai perusahaan pertukaran kripto, kemitraannya dengan OTR menjadi yang kedua di Australia. Sebelumnya, pertukaran kripto ini menandatangani kontrak lima tahun dengan Australian Football League.

 


Twitter Akan Bayar Pengguna dalam Bentuk Stablecoin

Ilustrasi Twitter

Sebelumnya, raksasa Fintech, Stripe terjun ke dunia kripto dengan fitur yang memungkinkan bisnis untuk membayar penggunanya melalui cryptocurrency. Langkah ini akan dimulai dengan salah satu media sosial populer, Twitter. 

Perusahaan pembayaran online senilai USD 95 miliar atau setara Rp 1,3 kuadriliun mengatakan pada Jumat mereka akan mulai menawarkan kepada pedagang kemampuan untuk melakukan pembayaran dalam kripto melalui stablecoin USDC, yang dikeluarkan oleh perusahaan kripto Circle. 

Stablecoin adalah token yang dipatok ke mata uang fiat untuk mempertahankan harga yang stabil. Dalam kasus USDC, seperti namanya, cryptocurrency didukung oleh dolar AS.

Twitter akan menjadi perusahaan pertama yang mengintegrasikan metode pembayaran baru ini. Mulai Jumat, platform media sosial yang akhir-akhir ini menjadi bahan pembicaraan banyak orang tentang kemungkinan pengambilalihan oleh CEO Tesla Elon Musk akan memungkinkan sejumlah pembuat konten menerima penghasilan mereka dari fitur Ticketed Spaces dan Super Follows berbayar di USDC.

Pengguna yang memenuhi syarat dari program Ticketed Spaces dan Super Follows Twitter akan dapat menerima penghasilan mereka dari perusahaan dalam Stablecoin. 

Fitur pembayaran kripto nantinya akan berjalan di jaringan Polygon, yang disebut solusi “Lapisan 2” yang berada di atas jaringan Ethereum untuk menangani transaksi lebih cepat dan dengan biaya lebih rendah. 

Ini adalah dorongan signifikan pertama Stripe ke kripto sejak menjatuhkan dukungan untuk bitcoin empat tahun lalu.


Tampilan Fitur Baru

Ilustrasi Twitter

Perusahaan rintisan yang berbasis di San Francisco ini sempat berhenti menerima pembayaran melalui bitcoin pada Januari 2018 karena perubahan harga yang fluktuatif dan kurangnya efisiensi dalam melakukan transaksi sehari-hari.

Namun, sejak saat itu perusahaan itu kembali meluluhkan hati pada kripto hingga akhirnya memunculkan fitur baru ini. 

“Sebagai hasilnya, kami telah mengeksplorasi cara untuk menggunakan platform berbasis cryptocurrency untuk membuka akses yang lebih luas,” kata manajer produk di unit kripto Stripe, Karan Sharma, dikutip dari CNBC, Sabtu, 23 April 2022.

“Kami berencana untuk menambahkan dukungan untuk rel tambahan dan mata uang pembayaran dari waktu ke waktu,” lanjut dia. 

Stripe bukan satu-satunya perusahaan yang membuka platformnya untuk mata uang digital. Perusahaan pembayaran lainnya seperti Visa, Mastercard, dan PayPal, serta pemroses pembayaran utama lainnya, semuanya telah mengumumkan langkah mereka untuk mulai masuk ke industri kripto.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya