Liputan6.com, Jakarta Model yang juga Anggota DPR RI Komisi IX Fraksi PKB, Arzeti Bilbina terus berusaha keras menjaga kesehatan anak-anak Indonesia. Bersama dengan Komnas Perlindungan Anak, hingga saat ini tetap konsisten memperjuangkan hak - hak anak. Terutama hak hidup anak untuk bisa tumbuh kembang secara sehat.
Akan tetapi perjuangan untuk melindungi anak - anak kerap kali berbenturan dengan kepentingan lain. Termasuk dalam memberi perlidungan kepada bayi, balita dan janin terbebas dari paparan Bisphenol A atau BPA dalam kemasan plastik.
"Kita tidak bisa sendiri, kita harus bersama bergandengan tangan untuk mengawal pemerintah segera melabeli Bisphenol A. Di sini kita berbicara bagaimana menghadirkan atau memfasilitasi generasi emas dengan dimulai dari tumbuh kembang yang baik," ujar Arzeti Bilbina dalam Dialog Ilmiah Demi Anak-Anak Indonesia Terbebas dari Kemasan BPA, Jumat (22/4/2022).
Baca Juga
Advertisement
Berjuang
Ketua Komnas Perlindungan Anak Arist Merdeka Sirait juga terus berjuang keras agar BPOM sebagai pemegang regulator memberi label pada kemasan plastik dan kemasan yang mengandung BPA.
BPOM telah bersikap proaktif dan sangat mendengarkan masukan masyarakat. Dan BPOM telah merampungkan rancangan Perubahan Kedua atas Perka No 31 Tahun 2018 Tentang Label Pangan Olahan. Tapi sayangnya rancangan itu belum juga ditandatangani.
Arist Merdeka juga menegaskan bahwa perjuangan Komnas Perlindungan Anak tidak terkait dengan persaingan usaha AMDK seperti yang dituduhkan oleh pihak yang hanya berpikir ekonomi tanpa memperhatikan kesehatan anak.
"Dalam rangka hari Kartini, kita mau mengkampanyekan agar Ibu - Ibu punya pengetahuan tentang bahaya BPA. Karena cukup berbahaya kalau tidak, kita lebih bagaimana menyelamatkan anak, " tandas Arist Merdeka.
Advertisement
Berbahaya
Wakil Ketua Pengurus Pusat Persatuan Dokter Umum Indonesia dr Hartati B Bangsa mengatakan, cemaran senyawa BPA tidak hanya berbahaya bagi bayi dan balita. Akan tetapi berbahaya juga bagi orang dewasa yang sudah memiliki sistem imun. Bayi paling rentan terkena dampak paparan BPA sebab sistem saraf dan endokrin belum berkembang dengan sempurna.
"Jadi, rentannya bayi kita karena mereka belum punya mekanisme pertahanan untuk mengawal. Karena sistem pertahanan kita dalam tubuh akan berkembang seiring siklus kehidupan berjalan, " papar dr Hartati B Bangsa.
Mengganggu
Masih menurutnya, konsumsi BPA yang sering dan dalam jumlah besar bisa mengganggu tumbuh kembang bayi dan anak anak. Di antaranya mempengaruhi senyawa yang diproduksi otak sehingga memicu kelainan, salah satunya autisme.
Lebih mengerikan lagi ternyata bayi bisa terkena paparan BPA lewat ASi yang diberikan ibunya. Mengingat senyawa BPA itu mudah larut dalam air.
Advertisement