Liputan6.com, Jakarta - Sampah, termasuk sampah kemasan, masih jadi momok yang perlu solusi tuntas. Dalam hal ini, Anda juga bisa turut berperan dengan membentuk kebiasaan belanja secara lebih bijaksana. Salah satu alternatifnya diberikan oleh Siklus.
Perusahaan startup yang dikenal lewat layanan isi ulangnya ini telah meresmikan kolaborasi dengan beberapa perusahaan guna menawarkan alternatif penggunaan produk lebih ramah lingkungan. Salah satunya, mereka telah mengumumkan kerja sama dengan Procter & Gamble (P&G).
Baca Juga
Advertisement
Kolaborasi ini berupa penyediaan layanan isi ulang salah satu produk sampo dari P&G: Pantene. "Tim Siklus sangat bersemangat mengumumkan kerja sama dengan P&G secara resmi," kata AJ Lee, Head of Marketing & Partnerships Siklus, dalam keterangan yang diterima Liputan6.com, Sabtu, 23 April 2022.
Ia melanjutkan, "P&G adalah salah satu dari FMCG yang sudah berinteraksi dengan kami sejak awal. Kami telah bekerja sama dengan tim P&G untuk menyiapkan semuanya dalam meluncurkan kerja sama ini."
Upaya ini diklaim sejalan dengan prinsip keberlangsungan bisnis yang dilakukan P&G. Mereka menginisiasi "Ambition 2030" guna mengeliminasi masalah sampah plastik sekali pakai di Indonesia maupun dunia. Kerja sama dengan Siklus disebut sebagai pelanggeng upaya mencapai tingkat kemampuan daur ulang maupun penggunaan kembali kemasan produk sebesar 100 persen pada 2030.
"P&G bertanggung jawab dan berkomitmen menciptakan dampak positif bagi masyarakat, serta lingkungan. Oleh karena tujuan yang sama ini, kerja sama dengan Siklus akan semakin memperkuat upaya kami dalam mencari alternatif dari kemasan plastik sekali pakai," Ovidia Nornia, Communications Director P&G Indonesia, mengucapkan.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Mengurangi Sampah Kemasan
Olivia menambahkan bahwa kerja sama dengan Siklus juga mendorong perubahan yang menyeluruh pada inovasi kemasan mereka. Nantinya, hal itu akan mendorong konsumen memilih opsi lebih ramah lingkungan
Selain P&G, Siklus juga bekerja sama dengan brand produk kebutuhan sehari-hari Indogo Corporation: Pureco. Sistem kolaborasinya sama, yakni pelanggan bisa memanfaatkan jasa isi ulang untuk memenuni pemakaian produk dari merek tersebut.
Sejak didirikan pada 2019, Pureco selalu berfokus pada kebutuhan konsumen Indonesia dengan menggunakan bahan aktif natural yang berasal dari tumbuhan. Penggunaan bahan itu bermaksud mengurangi penggunaan bahan kimia dan diklaim aman untuk digunakan konsumen berkulit sensitif dalam berbagai tahap usia, mulai dari bayi hingga dewasa.
Di samping fokus pada produk rumah tangga yang "natural dan aman," Pureco juga memiliki misi untuk memastikan produk dan proses produksinya ramah lingkungan. Karena itu, kerja sama ini diinisiasi, terutama untuk mengurangi volume sampah plastik di Indonesia.
Advertisement
Cara Pesan Produk
Founder Indogo Corporation, Ringgo, mengatakan, "Indogo Corporation dan tim Pureco ingin memberi dampak positif untuk kehidupan konsumen Indonesia. Bekerja sama dengan Siklus adalah salah satu cara kami untuk mengambil bagian dari pengurangan plastik sekali pakai di Indonesia."
Sementara Tengku Nathasya, Special Projects Lead Siklus, menyebut bahwa sangat penting bagi pihaknya untuk bekerja sama dengan bisnis lokal yang memiliki tujuan serupa. "Harapannya, dengan kolaborasi ini, kami dapat menyebarkan dampak positif dan membuat Pureco jadi lebih mudah diakses oleh konsumen Indonesia," ia mengatakan.
Atas kerja sama ini, Anda dapat memesan dan membeli produk Pureco maupun Pantene melalui aplikasi Siklus yang sudah bisa diunduh di App Store maupun Play Store. Setelah melakukan pemesanan, motor Siklus yang dilengkapi sistem isi ulang akan tiba dan Anda dapat melakukan pengisian ulang dengan wadah milik sendiri atau wadah Siklus yang dapat digunakan berulang kali. (Natalia Adinda)
Mengurangi Sampah Kemasan
Dalam keterangan berbeda, Direktur Pengelolaan Sampah, Ditjen PSLB3, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Novrizal Tahar, mengatakan bahwa sebenarnya peran dan tanggung jawab produsen dalam pengurangan sampah kemasan sudah tertera dalam Undang Undang No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah.
Juga, Peraturan Pemerintah No. 81 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga. Sementara, pedoman pelaksanaan kewajiban produsen dalam pengurangan sampah telah diatur dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. P.75 Tahun 2019 tentang Peta Jalan Pengurangan Sampah oleh Produsen.
"Regulasi teknisnya (Permen LKH No. P.75 Tahun 2019) meminta pengurangan sampah minimal 30 persen pada 2030," ucapnya ketika diwawancarai 23 Juli 2021. Produsen tengah memasuki tahap membuat dokumen jalan pengurangan sampah yang akan terimplementasi penuh mulai 2023, ia menambahkan.
Novrizal mengatakan, karena aturan itu sifatnya wajib, jika ada produsen, baik perusahaan nasional maupun multinasional, yang tidak taat, pihaknya akan mengeluarkan surat peringatan. "Semua tanpa terkecuali," ucapnya merujuk juga pada merek kecantikan lokal.
Advertisement