Pemudik di Pelabuhan Merak Memilih Pulang Kampung Lebih Awal untuk Hindari Kemacetan

Mobilitas pemudik sudah terlihat di Pelabuhan Merak, Cilegon, Banten pada Minggu (24/4/2022) dini hari.

oleh Yandhi Deslatama diperbarui 24 Apr 2022, 04:08 WIB
Pemudik dengan kendaraan roda empat menunggu untuk menaiki kapal ferry di Pelabuhan Merak Banten, Rabu (5/5/2021) dinihari. Pemerintah melarang mudik Lebaran selama 12 hari, mulai tanggal 6 hingga 17 Mei 2021 guna mencegah penularan Covid-19. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta Mobilitas pemudik sudah terlihat di Pelabuhan Merak, Cilegon, Banten pada Minggu (24/4/2022) dini hari.

Adapun mereka memilih mudik lebih awal untuk menghindari kemacetan di jalan dan tak berdesak-desakan.

Salah satunya pemudik asal Tangerang, Badi Hasto yang akan pulang kampung ke Lampung Tengah itu, memilih mudik lebih awal agar istri anaknya nyaman di perjalanan. Terlebih sudah tiga tahun tak pulang untuk merayakan Lebaran.

"Dari Tangerang mau ke Lampung Tengah. Bawa anak kecil, saya nambah cuti. (Di kampung halaman) paling sampai tanggal 7 Mei. Udah lama enggak pulang, udah tiga tahun," kata Badi, ditemui di gang way Dermaga 3 Pelabuhan Merak.

Senada, pemudik lainnya Mujiono bisa midik lebih awal karena mendapatkan izin dari tempat kerjanya. Selain terhindar dari kemacetan, mudik lebih awal bisa membuat dirinya berkumpul dengan keluarga di kampung halaman untuk waktu yang cukup lama.

"Dari Cengkareng, mau ke Lampung Tengah. (Mudik awal) ibaratnya masih longgar, enggak dempet-dempetan. Udah dapet libur. (Mudik) sampai tanggal 9 Mei. Naik umum, Alhamdulillah lancar," kata Mujiono.

Sementara itu, berdasarkan data yang dikirimkan PT ASDP Indonesia Ferry Cabang Merak, sejak 01 April 2022, sudah ada 528.959 penumpang yang menyebrang dari Pelabuhan Merak menuju Bakauheni.

Selain itu, total ada 9.623 unit motor, 52.508 mobil, 4.923 bus dan ada 77.675 truk yang juga menyebrang dari Pelabuhan Merak.

 


Mulai Ada Pemudik, Dinilai Baik

Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan, sudah ada mobilitas masyarakat untuk melakukan aktivitas mudik pada Sabtu (23/4/2022) atau H-9 Lebaran.

Menurut dia, berdasarkan data tahun 2019 telah ada kenaikan sekitar 5-10 persen.

"Hari ini alhamdulillah sudah naik, dibandingkan 2019, itu naik sekitar 5-10 persen, jadi mudah-mudahan ini berita baik juga," kata Budi di Kantor Jasa Marga Pasteur, Kota Bandung, Jawa Barat.

Seperti dilansir dari Antara, dia menyebut bertanda baik artinya masyarakat mengikuti saran pemerintah untuk mudik lebih awal guna mencegah adanya kemacetan.

Menurut Budi, berdasarkan prediksi mudik Lebaran 2022 ini akan meningkat 40 persen dari tahun 2019. Padahal di tahun 2019, jelas mengalami beban arus mudik yang cukup berat.

Karena itu, dia berharap semua pihak untuk melakukan antisipasi guna mencegah hal yang tak diinginkan.

"Saya minta untuk melakukan antisipasi, memetakan kemungkinan yang terjadi, sehingga kalaupun terjadi suatu lonjakan yang cukup tinggi, kita tetap dalam kontrol," kata Budi.

 


Perilaku Pemudik Perlu Ditertibkan

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy berharap pemudik menaati peraturan yang sudah ditentukan di musim mudik Lebaran Idul Fitri 2022. Dia meminta agar perilaku pemudik bisa ditertibkan.

"Perilaku pemudik kita harus ditertibakan, ini perlu diedukasi, kecelakaan lalu lintas terutama disebabkan perilaku pemudik yang tidak disiplin, sembrono, ugal-ugalan di perjalanan, tidak mengelola faktor kelelahan dengan baik, ini menjadi pemicu terjadinya kecelakaan," ujar Muhadjir Effendy dalam Rapat Koordinasi Kesiapan Daerah dalam Penyelenggaraan Angkutan Lebaran, Sabtu (23/4/2022).

Menurut Muhadjir, para pemudik harus bisa mengelola fisiknya sendiri. Dia meminta pemudik tidak memaksakan diri demi sampai lebih awal ke tempat tujuan.

Pasalnya, pemerintah dibantu aparat gabungan telah menyiapkan lokasi-lokasi yang bisa dijadikan tempat istirahat selama perjalanan mudik Lebaran 2022.

"Disiapkan pusat-pusat peristirahatan untuk mereka belanja atau kuliner," kata dia.

 


Dijadikan Dasar Menuju Endemi

Selain itu, Muhadjir juga meminta agar pemudik bisa memanfaatkan jalur lainnya untuk menuju kampung halaman. Hal tersebut harus dilakukan agar tidak terjadi penumpukan di satu tempat.

"Kita juga meminta pemudik memanfaatkan jalur alternatif lainnya, sehingga tidak terlalu membebani jalan-jalan arteri," kata Muhadjir.

Lebih lanjut, dia berharap mudik lebaran Idul Fitri 1443 H ini dapat berjalan sesuai harapan. Dia juga berharap tak ada penyebaran virus corona Covid-19.

Muhadjir menyebut, jika mudik 2022 ini tak membuat kasus Covid-19 naik, maka bisa menjadi titik awal Indonesia menuju endemi.

"Pasca-lebaran akan menjadi taruhan apakah kita nanti akan menuju endemi atau tidak. Jadi nanti kalau kita memperlonggar dengan leluasa ternyata Covid-19 landai atau malah bisa turun, jadi kita lebih percaya diri menyongsong era endemi," ujar dia.

Selain itu, menurut Muhadjir, jika dalam tradisi mudik ini tak ada penyebaran Covid-19 yang berarti, maka Indonesia juga semakin siap menjadi tuan rumah dalam ajang internasional seperti G20 pada November 2022 mendatang.

"Indonesia ini termasuk berhasil menangani Covid-19, ini akan menjadi ajang pertaruhan kita di internasional. Pada November akan dijadikan ajang pertemuan G20, Indonesia menjadi tuan rumah dan menjadi taruhan apakah Covid-19 bisa teratasi di musim lebaran ini, kalau bisa, kita aman, nyaman dan percaya diri menjadi tuan rumah panggung internasional," kata Muhadjir Effendy.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya