Liputan6.com, Moskow - Rusia sedang menyelidiki apakah para ahli sabotase dari pasukan khusus Special Air Service (SAS) Inggris telah dikerahkan ke Ukraina barat.
Badan investigasi negara Rusia mengatakan pada hari Sabtu bahwa pihaknya sedang menyelidiki laporan media Rusia yang menuduh bahwa SAS telah dikirim ke wilayah Lviv di Ukraina Barat, demikian seperti dikutip dari Al Jazeera, Minggu (24/4/2022).
Advertisement
Kantor berita Rusia RIA Novosti mengutip sumber keamanan Rusia yang mengatakan bahwa sekitar 20 anggota SAS – pasukan militer elit yang dilatih untuk melakukan operasi khusus, pengawasan dan kontraterorisme – beroperasi di negara itu.
Dalam sebuah pernyataan, Komite Investigasi Rusia mengatakan akan menindaklanjuti laporan bahwa SAS telah dikirim "untuk membantu layanan khusus Ukraina dalam mengorganisir sabotase di wilayah Ukraina".
Kementerian Pertahanan Inggris tidak segera mengomentari penyelidikan Rusia.
Inggris mengirim pelatih militer ke Ukraina awal tahun ini untuk menginstruksikan pasukan lokal dalam menggunakan senjata anti-tank. Pada 17 Februari, seminggu sebelum invasi Rusia, Inggris mengatakan telah menarik semua pasukan kecuali yang diperlukan untuk melindungi duta besarnya.
Tidak jelas langkah apa yang komite investigasi rencanakan untuk diambil sebagai tanggapan atas keterlibatan SAS di Ukraina.
Kemungkinan kehadiran pasukan dari negara NATO di Ukraina akan menjadi potensi masalah baru mengingat bahwa Rusia telah mengeluarkan peringatan kepada Barat untuk tidak campur tangan atas invasi Moskow ke Ukraina.
Pasukan Negara Asing Beri Latih Tentara Ukraina
Sejak awal perang, Inggris telah memberi Ukraina senjata anti-kapal, anti-pesawat dan anti-tank ringan, yang telah terbukti berguna bagi pejuang Ukraina bergerak untuk digunakan melawan kendaraan lapis baja Rusia.
Pemerintah Inggris mengkonfirmasi pekan ini bahwa sejumlah kecil tentara Ukraina sedang dilatih di Inggris untuk pertama kalinya sejak dimulainya invasi Rusia.
Pasukan mulai berlatih dengan kendaraan patroli lapis baja yang disumbangkan oleh Inggris bulan ini, juru bicara Perdana Menteri Boris Johnson mengatakan pada hari Kamis.
Juru bicara itu mengatakan Inggris, bersama dengan sekutu-sekutunya, menyediakan jenis peralatan baru kepada tentara Ukraina yang mungkin tidak pernah mereka gunakan sebelumnya.
"Masuk akal bahwa mereka mendapatkan pelatihan yang diperlukan untuk memanfaatkannya sebaik mungkin," kata juru bicara itu.
"Kami selalu sadar akan apa pun yang dianggap meningkat tetapi jelas apa yang meningkat adalah tindakan rezim [Vladimir] Putin."
Anggota pemerintah Ukraina mengunjungi sebuah kamp militer pada bulan April di Dataran Salisbury Inggris di mana mereka diperlihatkan demonstrasi peralatan, diikuti oleh diskusi tentang bagaimana pemerintah dapat memasok senjata.
Militer Inggris telah melatih pasukan Ukraina sejak aneksasi Krimea pada 2014. Mereka ditarik pada bulan Februari untuk menghindari konflik langsung dengan pasukan Rusia dan kemungkinan NATO ditarik ke dalam konflik.
Militer Amerika Serikat juga melatih pasukan Ukraina untuk menggunakan artileri howitzer sementara Inggris melatih ukraina di Polandia untuk menggunakan senjata anti-pesawat.
Advertisement
Ukraina Ingatkan Dunia, Kemungkinan Rusia Bisa Serang Negara Lain
Presiden Ukrainia, Volodymyr Zelenskyy pada Jumat (22/4), menggunakan pernyataan seorang jenderal Rusia, sebagai bukti bahwa Moskow akan menyerang negara lain apabila Rusia berhasil di Ukraina.
Jenderal itu mengatakan, Rusia bertujuan merebut semua wilayah Ukraina selatan dan timur serta menghubungkannya dengan provinsi yang memisahkan diri di negara tetangga Moldova.
"Itu hanya menegaskan apa yang telah saya katakan beberapa kali: invasi Rusia ke Ukraina hanya sebagai permulaan," kata Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dalam pidatonya Jumat malam.
Dia mengatakan sebelumnya, komentar Rustam Minnekayev, wakil komandan distrik militer pusat Rusia menunjukkan bahwa Rusia tidak akan berhenti dengan Ukraina.
Kantor berita milik pemerintah Rusia mengutip Minnekayev yang mengatakan Moskow ingin merebut seluruh wilayah Donbas di timur Ukraina, membuat koridor darat untuk menghubungkan dengan semenanjung Krimea dan merebut seluruh wilayah selatan negara itu ke arah barat hingga wilayah Moldova yang memisahkan diri dan diduduki Rusia.
Moldova memanggil duta besar Rusia hari Jumat untuk mengungkapkan “keprihatinan mendalam” atas komentar jenderal itu.
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Jalina Porter menolak mengomentari pernyataan jenderal Rusia itu, tetapi mengatakan Washington dengan tegas mendukung kedaulatan Moldova.