Liputan6.com, Jakarta - Menggunungnya sampah telah bertransformasi menjadi ancaman bagi makhluk hidup di planet Bumi. Upaya untuk menanggulangi problematika ini pun kian terdengar gaungnya dari sisi industri hingga rumah tangga.
Menurut data The World Bank 2021, Indonesia menghasilkan sekitar 7,8 juta ton sampah plastik tiap tahun. Sebanyak 4,9 juta ton sampah plastik tak dikelola dengan tepat.
Semangat menjaga Bumi lebih hijau salah satunya ditunjukkan oleh pemerhati lingkungan, Artika Sari Devi Ibrahim. Ia menerapkan gaya hidup berkelanjutan sekaligus mengedukasi kedua putrinya terkait pengelolaan sampah.
Baca Juga
Advertisement
"Waste management itu buat saya sebagai seorang ibu itu adalah life skill yang harus saya wariskan ke anak saya sedini mungkin," kata Artika dalam Peluncuran Produk Ajinomoto Kemasan Kertas dan talkshow "Invest in Our Planet for Green & Prosperous Futur", Jumat, 22 April 2022.
Puteri Indonesia 2004 ini melanjutkan, langkah tersebut ia lakukan agar kedua buah hatinya dapat bijak mengelola sampah yang dihasilkan. Besar harap Artika, anak-anaknya dapat tumbuh menjadi manusia yang bertanggung jawab terhadap sampah.
Artika berkisah awal mulai dirinya menerapkan gaya hidup kelanjutan dan pengelolaan sampah di keluarganya. Semua dimulai dari membuka bahasan hal tersebut dengan anak-anak dan suami.
"Awalnya memang inisiasinya dari saya, saya yang lebih tergerak pertama kali karena saya melihat krisis iklim yang sedang kita hadapi sekarang. Setiap hari pasti kira merasakan kok rasanya makin panas, ternyata itu ada hubungannya dengan cara kita mengelola sampah," lanjut Artika.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Keresahan Artika
Ia menambahkan, sampah tak melulu soal plastik, tetapi juga sampah sisa konsumsi makanan sehari-hari dari rumah hingga restoran. Sampah makanan yang dibungkus plastik akhirnya tertimbun di TPA akan menghasilkan gas metana.
"(Gas metana) yang menyumbang emisi karbon sehingga lapisan ozon akan menipis, makanya kita sampai hari ini rasanya panas banget. Itu yang saya bawa topik obrolan ini dengan anak-anak dan suami saya di meja makan dan sebelum tidur," tutur istri musisi Baim ini.
Artika juga berbagi keresahan tentang ancaman global sampah plastik yang akan beredar di perairan dan laut kepada buah hati dan suami. "Khususnya ibu-ibu pasti enggak ingin melihat 30 tahun lagi kita akan berenang di pantai bersama plastik," katanya.
"Itu sebuah mimpi buruk yang kita harus lakukan tindakan. Makanya, saya ajak anak-anak saya dan suami, karena anak-anak paling cepat belajar dari mencontoh orangtuanya," lanjut Artika.
Setelah menyampaikan keresahan tersebut, Artika mengajak untuk beraksi kecil, namun bermakna. "Saya enggak muluk-muluk, karena saya bilang selalu sama anak-anak, lakukan dengan hal kecil dulu," terangnya.
Advertisement
Cara Kelola Sampah
Artika menjelaskan, "Yang pertama saya lakukan adalah mengurangi konsumsi sampah sekali pakai dengan penggantinya rajin membawa tumbler sendiri, tidak lagi menggunakan plastik, membawa kantong belanja sendiri."
Ia menerangkan, saat hal-hal tersebut konsisten dilakukan akan berdampak positif ke depannya. Artika juga berupaya mengurangi sampah organik atau sisa konsumsi.
"Mengurangi konsumsi berlebih kalau beli makanan secukupnya. Dikasih hampers mah Lebaran banyak berlimpah, jangan langsung masukkan ke kulkas karena bisa mubazir dan akhirnya kita lempar lagi ke tempat sampah dan dibawa ke TPA," katanya.
Maka dari itu, Artika selalu mengajak followers-nya di Instagram untuk berbagi. Kalau mendapat makanan, diambil secukupnya dan simpan di kulkas dan selebihnya bisa dibagikan kepada orang terdekat dan tetangga.
"Kalau sudah mengurangi single plastic use, kedua adalah memilah sampah. Contoh yang anak-anak lakukan, kalau mereka makan snack yang ada kemasannya mereka sudah tahu mereka lihat mamanya cuci di wastafel di kamar mandi, saya sediakan keranjang plastik yang ada saringannya dan mereka cuci," jelasnya.
Pilah Sampah
Setelah tiris, seminggu sekali kedua anak Artika harus memasukkan sampah tersebut ke dalam boks yang sudah dipilah untuk sampah anorganik, seperti sampah plastik, logam, sampah elektronik, hingga kertas. Saat sampah sudah terkumpul banyak, Artika menyalurkannya ke waste management.
Selain itu, Artika juga mengompos di rumah sebagai upaya hidup berkelanjutan. "Sampah organik biasanya saya bikin kompos dan eco enzyme," terangnya.
"Dulu saya idealis, setiap hari waktu lagi rajin-rajinnya semangat, lalu sebulan berikutnya karena sudah mulai balik kerja lagi, anak saya mengingatkan sudah mulai numpuk sampahnya," kata Artika.
Ia menyebut, "Tapi saya selalu berangkat dari mimpi saya untuk melihat bahwa anak-anak saya itu harus saya wariskan Bumi yang asri, bersih. Jadi saya bilang, 'kak, dek, kita yang harus benar-benar jaga Bumi ini, jangan sampai mereka yang mengevaluasi kita'."
Advertisement