Liputan6.com, Jakarta - Sebuah kapal wisata yang berlayar di perairan utara Taman Nasional Jepang tenggelam pada Sabtu, 23 April 2022. Sebanyak 10 dari 26 penumpang kapal berhasil dievakuasi dari laut yang dingin dan pantai berbatu dikonfirmasi tewas pada Minggu, 24 April 2022. Kesepuluh korban teridentifikasi sebagai tujuh laki-laki dan tiga perempuan, seluruhnya orang dewasa.
Kapal Kazu 1 berbobot 19 ton itu diketahui mengangkut dua kru dan 24 penumpang, termasuk dua anak-anak. Proses pencarian belasan penumpang lainnya masih berlanjut setelah kapal itu mengirimkan sinyal darurat pada Sabtu sore.
Diketahui lokasi kapal tenggelam itu berada dekat Air Terjun Kashuni. Lokasi itu dikenal sulit untuk kapal bermanuver mengingat garis pantainya yang berbatu dan ombak yang kuat. Kapal mengalami kesulitan saat berusaha berlayar menuju pantai barat Semenanjung Shiretoko.
Baca Juga
Advertisement
Dikutip dari AP, Senin (25/4/2022), Kementerian Transportasi Jepang kini menyelidiki operator kapal yang juga pernah mengalami dua kecelakaan tahun lalu. Kementerian sedang meneliti standar keselamatan dan proses pengambilan keputusan untuk menggelar tur meski cuaca buruk, pada Sabtu pekan lalu.
Operator kapal, Shiretoko Pleasure Cruise, sebelumnya sudah diperintahkan untuk meningkatkan standar keamanan mereka menyusul dua kecelakaan yang terjadi pada Mei dan Juni 2021. Kecelakaan pada bulan Mei menyebabkan tiga penumpang mengalami kecelakaan kecil ketika kapal menabrak sebuah objek, sedangkan kecelakaan kapal di bulan Juni tidak menimbulkan korban.
"Kami akan menginvestigasi secara menyeluruh mengenai penyebab kecelakaan ini dan pengawasan keselamatan macam apa untuk bisa mengizinkan tur digelar demi mencegah kecelakaan lain terjadi," kata Menteri Transportasi Tetsuo Saito yang mendatangi lokasi pada Minggu, kepada wartawan.
Pencarian intensif itu melibatkan enam kapal patroli, beberapa pesawat dan penyelam yang bekerja sepanjang malam. Tim penyelamat berhasil menemukan empat orang di ujung Semenanjung Shiretoko dan enam lainnya di area yang sama, sekitar 14 kilometer di utara dari kapal mengirimkan sinyal darurat.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Panggilan Darurat
Beberapa dari mereka ditemukan mengambang di perairan, sementara lainnya terdampar di pantai berbatu. Pelampung penyelamat berbentuk persegi berwarna oranye dengan nama kapal juga ditemukan di dekat bebatuan, kata penjaga pantai.
Rekaman dari stasiun NHK menunjukkan seorang korban tiba dengan helikopter dan dipindahkan ke ambulans dengan tandu. Tim penyelamat menyelubunginya dengan plastik biru untuk melindungi privasi korban.
Kapal wisata itu dalam panggilan darurat kepada penjaga pantai mengatakan kapal mereka mulai miring dan tenggelam. Haluan kapal juga sudah banjir. Setelah panggilan itu, kapal lalu hilang kontak. Penjaga pantai juga mengatakan mereka diberitahu bahwa seluruh penumpang sudah mengenakan rompi pelampung, tetapi sebagian korban ditemukan tanpa itu.
Padahal, suhu laut rata-rata pada April di Taman Nasional Shiretoko hanya sedikit di atas titik beku. Menurut para ahli, kondisi itu akan menyebabkan hipotermia. "Kondisi ini sangat parah terutama saat basah," kata Jun Abe, wakil ketua Society of Water Rescue and Survival Research, kepada TBS TV.
Advertisement
Cuaca Buruk
Sementara, Yoshihiko Yamada, seorang profesor ilmu kelautan Universitas Tokai, mengatakan kapal itu kemungkinan kandas setelah rusak karena diombang-ambingkan oleh gelombang tinggi. Menurut dia, kapal sebesar itu biasanya tidak membawa sekoci.
Perdana Menteri Fumio Kishida mempersingkat kehadirannya pada pertemuan puncak dua hari di Kumamoto di Jepang selatan dan kembali ke Tokyo. Dia mengatakan kepada wartawan Minggu pagi bahwa dia menginstruksikan para pejabat "untuk melakukan semua yang mereka bisa untuk penyelamatan."
Penyebab kecelakaan sedang diselidiki, tetapi para pejabat dan ahli mencurigai adanya kelalaian keselamatan. Gelombang tinggi dan angin kencang diperkirakan terjadi saat kapal berangkat dan laporan media Jepang mengatakan kapal nelayan telah kembali ke pelabuhan sebelum tengah hari pada Sabtu karena cuaca buruk.
Seorang kru kapal wisata milik operator lain mengatakan kepada NHK bahwa dia memperingatkan kru Kazu 1 tentang laut yang ganas dan menyuruh mereka untuk tidak pergi. Dia juga mengatakan kapal yang sama kandas tahun lalu dan mengalami retak pada haluannya.
Paket Tur
Tur wisata yang digelar pada akhir pekan lalu itu dilaporkan sebagai yang pertama digelar operator pada musim ini. Kecelakaan ini terjadi hanya beberapa saat sebelum masa liburan Golden Week Jepang dimulai pada akhir April 2022. Hal itu diprediksi akan menekan geliat pariwisata lokal yang merosot tajam selama pandemi.
Jepang sampai saat ini masih tertutup bagi wisatawan asing. Karena itu, banyak daerah tergantung pada kunjungan wisatawan lokal. Gubernur Hokkaido Naomichi Suzuki mengatakan pada Minggu bahwa ia berencana untuk meminta pemeriksaan keamanan oleh operator tur di prefekturnya menjelang liburan.
Menurut situs web operator, tur ini memakan waktu sekitar tiga jam dan menawarkan pemandangan pantai barat semenanjung yang indah dan kesempatan untuk melihat paus, lumba-lumba, dan beruang coklat. Taman nasional ini terdaftar sebagai situs Warisan Dunia UNESCO dan terkenal sebagai wilayah paling selatan untuk melihat es laut yang hanyut.
Advertisement