Liputan6.com, Jakarta - Elon Musk, bos Tesla dan SpaceX mengungkap keinginannya untuk membeli Twitter senilai USD 43 miliar atau sekitar Rp 588,6 triliun.
Seperti yang sudah diketahui, Elon Musk sudah membeli 9,2 persen dari saham Twitter. Hal ini membuatnya jadi pemilik saham terbesar di Twitter.
Advertisement
Meski begitu, rencana Elon Musk untuk membeli Twitter tidak tanpa ada pertentangan dari berbagai pihak, termasuk pihak internal media sosial tersebut.
Disebutkan, Twitter sudah memiliki rencana untuk mempertahankan diri terhadap tawaran pengambilalihan Elon Musk bilamana memang akan terjadi.
Sempat bersikeras mempertahankan diri, Twitter kini tampaknya "melunak" terhadap tawaran pembelian seharga Rp 588,6 triliun secara tunai yang dilayangkan oleh bos Tesla tersebut.
Dilansir The Wall Street Journal, Senin (25/4/2022), Twitter sedang memeriksa kembali tawaran Rp 588,6 triliun yang dilayangkan oleh Elon Musk.
Raksasa media sosial itu disebutkan kini “mengambil pandangan baru” pada tawaran Musk, dan kemungkinan akan terlibat dalam negosiasi, menurut The Journal.
Outlet media itu melaporkan, kedua belah pihak telah bertemu pada hari Minggu untuk membahas proposal tersebut, tetapi beberapa rintangan dapat memperumit negosiasi.
Salah satunya, eksekutif perusahaan bersikeras agar Musk menyetujui perlindungan moneter jika kesepakatan itu gagal. Kemungkinan besar kita akan tahu kelanjutan kabar Elon Musk beli Twitter dalam beberapa hari ke depan.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Pangeran Arab Saudi Tolak Tawaran Elon Musk
Pangeran Arab Saudi Al Waleed bin Talal Al Saud, miliarder yang juga salah satu pemegang saham terbesar Twitter, menyatakan menolak tawaran tunai senilai lebih dari USD 41 miliar (Rp 589 triliun) dari Elon Musk untuk membeli perusahaan tersebut.
"Saya tidak percaya tawaran yang diajukan @elonmusk ($54,20) mendekati nilai intrinsik @Twitter mengingat prospek pertumbuhannya," kata Al Waleed melalui cuitannya di Twitter Kamis pekan ini.
"Menjadi salah satu pemegang saham Twitter terbesar dan jangka panjang, @Kingdom_KHC dan saya menolak tawaran ini," ujarnya seperti mengutip New York Post, Sabtu (16/4/2022).
Beberapa jam kemudian, Elon Musk merespon pernyataan Al Waleed, dengan menyinggung kebebasan berbicara dan hak asasi manusia di Arab Saudi yang selama ini kerap dikritik oleh berbagai pihak.
"Menarik. Hanya ada dua pertanyaan, jika saya diizinkan," kata bos Tesla itu melalui akun Twitter-nya, membalas cuitan Pangeran Al Saud.
"Berapa banyak Twitter yang dimiliki Kerajaan, secara langsung & tidak langsung? Apa pandangan Kerajaan tentang kebebasan berbicara jurnalistik?" kata Elon Musk.
Advertisement
Alasan Elon Musk Ingin Beli Twitter
Mengutip Laporan The New York Times, Sabtu (16/4/2022), dalam TED Conference, Elon Musk mengatakan dirinya punya aset yang cukup untuk meng-akuisisi Twitter.
"Perasaan saya yang kuat dan intuitif adalah bahwa memiliki platform publik yang dapat dipercaya maksimal dan inklusif secara luas sangat penting untuk masa depan peradaban," katanya.
Elon Musk juga mengaku sama sekali tidak peduli dengan ekonomi.
"Tidak peduli sama sekali dengan ekonomi, ingin melindungi kebebasan berbicara (di Twitter) dan membuka algoritma untuk adanya pengawasan dari luar," kata Elon Musk.
"Saya bisa melakukannya jika (akuisisi) mungkin. Saya punya rencana B jika dewan Twitter menolak tawaran saya (membeli Twitter)," ujar Elon Musk.
Tidak hanya itu, dalam pengajuan akuisisi Elon Musk berkata, "Twitter memiliki potensi yang luar biasa dan saya akan mengungkap potensi itu."
Diragukan Dewan Twitter
Sementara itu, Kepala Tim Pasar Modal di Sullivan & Worcester Howard Berkenblit mengatakan, penawaran Elon Musk adalah penawaran akuisisi paling sederhana yang pernah dilihatnya.
"Sepertinya ia men-tweet tawaran itu dan berencana menentukan langkah selanjutnya tergantung pada apa yang ingin dilakukan Twitter," tuturnya.
Di sisi lain, pada Kamis malam, dewan direksi Twitter tengah mempertimbangkan untuk menolak tawaran pembelian Elon Musk.
Dewan direksi disebut-sebut bersikap defensif. Untuk menolak pembelian, mereka kemungkinan akan membuat harga saham Twitter yang mau dibeli Elon Musk jadi lebih mahal.
Para pemegang saham Twitter pun tampaknya tidak percaya sang orang terkaya di dunia itu akan bisa mendapatkan dana untuk menyelesaikan tawarannya membeli Twitter.
Sekadar informasi, biasanya saham yang ditarget untuk diambilalih harganya akan naik. Namun, nilai saham Twitter justru turun hampir 2 persen, menjadi USD 45,08 per lembar. Nilai saham Twitter jauh lebih rendah dibanding tawaran Elon Musk, yakni USD 54,20 per lembar.
(Ysl/Isk)
Advertisement