Liputan6.com, Jakarta - Tradisi mudik Lebaran bisa kembali dinikmati masyarakat Indonesia di tahun ini. Asalkan sudah disuntik vaksin booster, siapa pun boleh pulang ke kampung halaman.
Pemerintah memprediksi sebanyak lebih dari 80 juta orang akan melakukan perjalanan mudik 2022. Maklum saja, dua tahun diguncang pandemi COVID-19, tidak sedikit yang memilih merayakan Idul Fitri jauh dari orang tersayang.
Advertisement
Nah, bagi yang mau melakukan perjalanan mudik dengan mengendarai kendaraan pribadi, dokter spesialis tidur dari Sleep Disorder Clinic Mitra Keluarga, dr Andreas Prasadja RPSGT mengingatkan Anda untuk memersiapkan diri dengan baik.
Sebab, kata Andreas, berkendara dalam kondisi mengantuk lebih berbahaya dibanding mabuk.
"Kenapa? Karena kalau sudah mengantuk, nih, tahu-tahu 'Ah, masih kuat. Sedikit lagi ada tempat ngopi', eh, di dalam kecepatan tinggi, hanya se-per-sekian detik terjadi kecelakaan," katanya.
"Maunya senang-senang mudik malah jadi musibah," Andreas melanjutkan.
Penjelasan ini Andreas sampaikan dalam unggahan 'Persiapan Berkendara Mudik' di saluran Youtube pribadinya belum lama ini.
Oleh sebab itu, hati-hati dan persiapkan diri. Ingat, strategi yang tepat adalah pencegahan bukan mencari-cari bagaimana caranya biar tidak mengantuk.
"Akan tetapi strateginya jangan sampai mengantuk. Caranya, dengan cukupi tidur setidaknya seminggu sebelum Anda melakukan perjalanan jauh," ujarnya.
Dalam sebuah wawancara bersama Health Liputan6.com pada Ramadhan 2017, Andreas, mengatakan, penting untuk menabung tidur dan jangan sampai ada utang tidur.
Dan, yang terpenting tidak boleh sampai kurang tidur karena sangat berbahaya.
Mau Mudik, Kenali Tanda-Tanda Kantuk yang Berbahaya
Lebih lanjut Andreas memaparkan beragam tanda-tanda kantuk yang berbahaya yang sebaiknya diwaspadai para calon pelaku mudik Lebaran 2022.
Pertama, ketika Anda sudah menguap-nguap, itu saja sebenarnya sudah berbahaya. Menurut Andreas, karena konsentrasi, respons refleksnya sudah mulai menurun.
"Apalagi kalau sudah terkantuk-kantuk (microsleep) sangat berbahaya," ujarnya.
Kemudian, ketika berkendara kepala tiba-tiba bersandar di head rest, itu juga merupakan tanda bahaya. Hal lain yang juga sangat berbahaya, kata Andreas, saat tiba-tiba Anda mengatakan 'Lho, kok sudah sampai sini, ya?'.
"Lima menit atau 15 menit perjalanan yang sudah lewat terlupakan, artinya sebagian otak sudah tidur, sebagian otak lagi otomatis masih berkendara," katanya.
"Kalau ada sesuatu yang mendadak, tidak bisa menghindar. Hati-hati," Andreas menambahkan.
Strategi yang sebaiknya Anda pegang dan lakukan untuk aman saat berkendara jauh, bukan dengan bagaimana mengatasi rasa kantuk. Atau kalau sudah mengantuk, bagaimana caranya buat menghilangkan kantuk tersebut.
"Jadi, segala macam alat, kopi, kacamata untuk menghilangkan kantuk, atau membangunkan kalau kita tertidur, itu bahaya," katanya.
Advertisement
Bagaimana Caranya Agar Tidak Sampai Mengantuk Saat Mudik
Dijelaskan Andreas, penting bagi Anda untuk mencegah bagaimana caranya agar tidak sampai mengantuk selama mengemudi saat mudik.
Andreas pun menyarankan untuk melakukan persiapan sejak tujuh hari sebelum berkendara jarak jauh.
"Tolong cukupi tidur Anda tujuh sampai sembilan jam. Kemudian, malam hari sebelum Anda berangkat, tolong tidurnya enam jam paling tidak," katanya.
Tidak hanya, Andreas juga menyarankan Anda untuk berkendara di saat biasanya Anda tidak tidur. Kemudian, biasakan ada teman yang menemani untuk gantian menyetir atau mengemudi saat Anda mengantuk.
"Bagaimana kalau di perjalanan mudik atau perjalanan jauh mengantuk? Sederhananya, bukan ngopi, bukan menambah minuman berenergi. Itu salah," katanya.
"Sebab, otak yang sudah mengantuk akan tetap mengantuk tidak akan terbantukan. Matanya pun seolah-olah segar," Andreas menambahkan.
Yang sebaiknya mesti Anda lakukan adalah nap a latte. Berhenti sebentar, mau minum kopi atau minum minuman berenergi silakan, tapi sesudahnya tidur.
"Tidurlah selama 20 menit, 30 menit. Begitu bangun Anda mendapatkan semua manfaat tidur," ujarnya.
"Konsentrasi kembali segar, dan kafein yang dikonsumsi akan keluar manfaatnya," Andreas menambahkan.
Kondisi Tertentu Seseorang Tidak Boleh Berkendara Baik Saat Mudik Maupun Perjalanan Jauh
Perlu diketahui ada kondisi tertentu seseorang tidak boleh atau dilarang berkendara. Kondisi ini, kata Andreas, namanya hipersomnia atau kantuk yang berlebihan.
Menurut Andreas, biasanya penderitanya sudah tidur cukup tapi ketika bangun masih saja mengantuk. Pun ketika di siang hari juga terus mengantuk.
"Nah, kondisi hipersomnia ini merujuk pada beberapa penyakit tidur. Narkolepsi, periodic limb movement disorder atau PLMS, Kleine-Levin Syndrome, Sleep Apnea," katanya.
"Paling banyak adalah sleep apnea atau ngorok. Perlu Anda ketahui bahwa pendengkur memiliki risiko kecelakaan lalu lintas 15 kali lipat dibanding yang tidak mendengkur.," Andreas menambahkan.
Jadi, Andrea menekankan kalau Anda terus mengantuk, lebih baik periksakan diri Anda ke dokter.
Advertisement