Tahu Tidak, Punya 2 Kepribadian Ini Bisa Bikin Promosi hingga Gaji Naik, Apa Saja?

Secara khusus, orang-orang ekstrovert lebih mungkin cepat menaiki tangga karier. Sementara orang-orang neurotik lebih mungkin untuk menetap di tempat kerja.

oleh Liputan6.com diperbarui 26 Apr 2022, 07:00 WIB
Pekerja Kantor. Unsplash

Liputan6.com, Jakarta Lingkungan dapat membentuk tipe kepribadian dan gaya kerja yang berbeda. Sementara itu, pegawai yang memiliki setidaknya kepribadian tertentu berpeluang untuk mendapatkan promosi atau kenaikan gaji.

Lantas apa saja kepribadian tersebut?

Secara khusus, orang-orang ekstrovert lebih mungkin cepat menaiki tangga karier. Sementara orang-orang neurotik lebih mungkin untuk menetap di tempat kerja.

Melansir CNBC, Selasa (26/4/2022), sebuah laporan yang diterbitkan situs pencarian pekerjaan Joblist bulan lalu menyurvei 1.011 pekerja AS tentang kepribadian dan pengalaman kerja.

Penelitian tersebut menemukan bahwa 25 persen dari peserta yang disurvei dengan kepribadian yang ramah telah menerima promosi di tahun lalu.

Di sisi lain, 30 persen peserta dengan tingkat neurotisisme tinggi atau orang yang mungkin mudah kewalahan dan mengekspresikan emosi, seperti marah, cemas, kesadaran diri, atau lekas marah di tempat kerja, menunjukkan bahwa mereka tidak pernah menerima promosi. Itu juga persentase tertinggi dari setiap kelompok kepribadian yang dipelajari.

Responden survei diminta untuk mengevaluasi dirinya sendiri berdasarkan lima ciri kepribadian, yaitu keterbukaan, kesadaran, ekstroversi, keramahan, dan neurotisisme.

Ciri-ciri tersebut berasal dari Model Lima Faktor yang banyak digunakan di kalangan psikolog saat ini. Laporan tersebut mencatat bahwa temuannya memang memiliki “keterbatasan tertentu” karena data didasarkan pada pelaporan diri peserta.

Namun, banyak yang menarik. Misalnya, kepribadian Anda atau, setidaknya penilaian diri sendiri tentang kepribadian dapat mempengaruhi gaji tahunan.

Bahkan peserta yang mengidentifikasi diri sebagai orang yang teliti menyebut mampu menghasilkan setidaknya USD 75.000 per tahun.

Sedangkan “orang yang sangat neurotik” kemungkinan besar menghasilkan USD 34.999 atau kurang setiap tahun.

Di samping itu, orang-orang neurotik juga paling kecil kemungkinannya untuk memegang posisi senior atau eksekutif.

“Ini bisa jadi karena sifat kepribadian ini dikaitkan dengan kerentanan yang lebih tinggi terhadap emosi negatif, lekas marah, dan ketidakpuasan secara keseluruhan - membuat mereka yang ditentukan olehnya tidak mungkin menjadi pemimpin terbaik,” tulis laporan tersebut.

 


Ini Korelasinya

Ilustrasi bekerja, bercanda bersama teman di kantor. Unsplash

Survei tersebut bahkan mencatat korelasi yang tinggi antara ciri-ciri kepribadian dan pemenuhan pilihan karir.

Sebanyak 83 persen responden yang menilai dirinya ramah tingkat tinggi mengatakan pekerjaannya selaras dengan jalur karir yang diinginkan. Sementara 70 persen orang neurotik mengatakan pekerjaan mereka tidak seperti itu.

Tidak mengejutkan bahwa kelompok neurotik termasuk kebanyakan orang yang berhenti setidaknya satu pekerjaan dalam dua tahun sebelumnya. Bahkan kebanyakan dari mereka berniat mencari pekerjaan baru dalam tiga sampai enam bulan mendatang.

“Individu yang sangat neurotik umumnya berhasil dengan baik di lingkungan yang menawarkan keamanan, keselamatan, dan jalan keluar untuk ekspresi diri,” bunyi laporan itu. Menurut laporan tersebut, individu yang neurotik lebih idealnya berada di bidang-bidang seperti menulis, seni, dan desain sebagai yang ideal.

Di sisi lain, orang yang mengidentifikasi diri sebagai orang yang sangat terbuka, misalnya, laporan menunjukkan, “Rentan terhadap kepuasan kerja yang buruk dan masalah dengan keseimbangan kehidupan kerja dan kesehatan mental karena kecenderungan mereka untuk memiliki tingkat kepuasan kerja yang lebih tinggi. Sensitivitas emosional daripada tipe kepribadian lainnya.”

Laporan tersebut mendefinisikan keterbukaan sebagai “kreatif, imajinatif, dan suka berpetualang”. Laporan itu mencatat bahwa orang-orang dengan sifat kepribadian tingkat tinggi tersebut memiliki kecenderungan untuk membuat keputusan berdasarkan firasat daripada alasan.

 

Reporter: Aprilia Wahyu Melati

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya