Bahaya Mengancam di Balik Penggunaan Aplikasi GB WhatsApp

GB WhatsApp, meski punya berbagai fitur, rupanya juga mengandung risiko apabila digunakan

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 26 Apr 2022, 10:43 WIB
Ilustrasi WhatsApp (Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta - Kepopuleran aplikasi messaging atau perpesanan WhatsApp milik Meta, saat ini sudah tidak perlu dipertanyakan.

WhatsApp sendiri telah berkali-kali menegaskan mereka berkomitmen untuk menjaga privasi penggunanya, salah satunya dengan menjamin enkripsi end-to-end di platformnya.

Meski begitu, seperti banyak aplikasi lainnya, WhatsApp tidaklah sempurna. Ada banyak keterbatasan dari fitur-fitur, yang seringkali diinginkan oleh penggunanya.

Diketahui, memang tidak sedikit fitur yang diinginkan oleh pengguna, sengaja tidak dihadirkan oleh platform tersebut, salah satunya adalah karena bertabrakan dengan kebijakan perusahaan soal privasi atau keamanan.

Namun, di masa saat ini, ada beberapa pilihan aplikasi alternatif dengan "embel-embel" nama WhatsApp menawarkan berbagai fitur yang tidak ada di aplikasi messaging tersebut.

Yang banyak dicari adalah versi modifikasi dari WhatsApp atau sering disebut WhatsApp Mod, di mana salah satunya adalah WhatsApp GB atau GB WhatsApp.

Aplikasi modifikasi ini seringkali memang sudah tidak tersedia secara resmi di toko aplikasi seperti Play Store atau App Store. Namun tidak sedikit masih bisa diunduh dalam bentuk APK dari situs-situs tidak resmi.

Di Play Store sendiri, kamu masih dapat menemukan beberapa aplikasi serupa WhatsApp, yang tidak mengusung nama WhatsApp, namun masih memiliki embel-embel "GB" di sana.

GB WhatsApp sendiri bukanlah versi resmi dari aplikasi WhatsApp dari Meta. Sehingga, keamanan data dan privasi pengguna tidak terjamin.

Seperti dikutip Tekno Liputan6.com dari India TV, WhatsApp GB adalah versi modifikasi dari WhatsApp yang dibuat oleh pengembang pihak ketiga. Tujuannya adalah menambahkan fitur-fitur baru yang tidak ada di aplikasi resmi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Fitur dan Risiko

Mengingat aplikasi ini dibuat oleh pihak ketiga, WhatsApp GB atau aplikasi modifikasi ini tidak memiliki koneksi sama sekali ke WhatsApp Inc, Facebook, atau Meta.

GB WhatsApp juga menawarkan beberapa fitur. Misalnya, mereka memberikan pengalaman chatting layaknya menggunakan WhatsApp. Hanya saja, aplikasi ini dibekali sejumlah fitur tambahan.

Misalnya penggunaan akun ganda (dua atau lebih) di satu perangkat, menyembunyikan centang saat pesan dibaca, mengirim gambar resolusi tinggi, balasan otomatis, lebih banyak karakter saat update status, dan lain-lain.

Seperti yang sudah dibahas di atas, mengingat mereka tidak resmi, GB WhatsApp tidak tersedia di toko aplikasi resmi.

Para pengembang pihak ketiga ini biasanya memasarkan WhatsApp GB atau aplikasi WhatsApp Mod dalam bentuk APK yang bisa diunduh dan diinstal oleh pengguna.

Dengan begitu, jika tertarik menggunakannya, kamu harus mengunduhnya dari sebuah website. Perlu diingat, mengunduh aplikasi atau file di luar toko aplikasi resmi tidaklah bisa diandalkan.

Selain itu, memasangnya bisa memberikan risiko pada smartphone kamu. Jadi, keputusan kembali ke kamu jika ingin menjajal aplikasi semacam ini, serta harus siap dengan segala risikonya.

 


Aplikasi Tak Resmi Sudah Lama Beredar

Ilustrasi WhatsApp (Unsplash)

GB WhatsApp bukanlah satu-satunya aplikasi WhatsApp modifikasi yang pernah beredar di internet. Aplikasi semacam ini sudah ada sejak lama.

Pada 2016, sejumlah pengguna WhatsApp dilaporkan menerima pesan yang isinya menyarankan mereka berpindah ke akun premium WhatsApp bernama WhatsApp Gold.

Namun ternyata tak banyak yang menyadari bahwa WhatsApp Gold yang dimaksud rupanya mengandung perangkat lunak berbahaya.

Dikutip dari Telegraph, sebuah gambar beredar di Twitter saat itu menunjukkan spammer telah menghubungi pengguna melalui WhatsApp resmi.

Spammer tersebut meminta mereka memperbarui ke versi Gold yang diklaim hanya tersedia bagi selebritas.

Disebutkan, dengan memperbarui ke WhatsApp Gold, pengguna akan bisa melakukan panggilan video, mengirimkan 100 gambar sekaligus, dan menghapus pesan setelah mengirimnya pada pengguna lain.

Rupanya, aplikasi WhatsApp palsu pihak ketiga ini bisa mengunduh perangkat lunak berbahaya di perangkat yang mampu melacak pengguna serta mencuri data dan file pribadi.

Meski begitu, belum jelas berapa banyak orang yang telah menjadi korban. Penelusuran yang dilakukan Telegraph tak menemukan adanya pembaruan WhatsApp Gold di Android maupun iOS.

Adapun tautan situs yang menghadirkan pembaruan WhatsApp Gold menunjukkan laman eror 404 ketika dicoba untuk dibuka.

 


Peringatan WhatsApp Soal Aplikasi Tidak Resmi

Pihak WhatsApp pun kerap mengingatkan, penggunaan aplikasi pihak ketiga seperti WhatsApp GB, YoWhatsApp, dan lain-lain bisa membuat akun WhatsApp resmi pengguna diblokir secara permanen.

Aplikasi ini juga bisa membahayakan privasi pengguna karena instalasinya berasal dari sumber yang tidak resmi.

Belum lagi, WhatsApp GB dan aplikasi Mod lainnya tidak dijamin enkripsi end-to-end. Padahal privasi diklaim sebagai roh dari WhatsApp.

"Aplikasi yang tidak didukung seperti WhatsApp Plus, WhatsApp GB, atau aplikasi yang mengklaim dapat memindahkan obrolan WhatsApp antarponsel adalah versi WhatsApp yang telah dimodifikasi," kata mereka di laman FAQ.

Lebih lanjut pihak WhatsApp juga menyebutkan, aplikasi tidak resmi seperti WhatsApp GB ini dikembangkan oleh pihak ketiga dan melanggar Kententuan Layanan WhatsApp.

"WhatsApp tidak mendukung aplikasi pihak ketiga ini karena kami tidak dapat memvalidasi praktik keamanannya," kata pihak WhatsApp.

Pada tahun 2021 lalu, tepatnya di bulan Februari, WhatsApp melalui akun resminya di Twitter, mengklai sudah melayani lebih dari dua miliar pengguna aktif bulanan.

Dengan jumlah pengguna sebanyak itu, setidaknya ada 100 miliar pesan dan 1 miliar panggilan yang dilakukan setiap hari di aplikasi ini.

(Dio/Ysl)

Infografis Cek Fakta

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya