Elon Musk Jadi Pemilik Baru Twitter Usai Gelontorkan Rp 633,5 Triliun, Hal Ini Dipertanyakan

Masih terdapat beberapa pertanyaan terkait aksi Elon Musk jadi pemilik baru Twitter.

oleh Liputan6.com diperbarui 26 Apr 2022, 12:58 WIB
Setelah menguasai sebagian saham, bos Tesla dan SpaceX Elon Musk ingin mengakuisisi seluruh saham Twitter. (Instagram/elonrmuskk).

Liputan6.com, Jakarta Orang Terkaya di dunia Elon Musk berhasil menjadi pemilik salah satu aplikasi media sosial Twitter seharga USD 44 miliar atau sekitar Rp 633,5 triliun.

Berdasarkan ketentuan kesepakatan, Musk membayar USD 54,20 per saham secara tunai untuk Twitter. Pengumuman itu akhirnya mengakhiri drama selama berminggu-minggu dalam proses penawaran. Nominal itu akhirnya menjadi harga terakhir dan terbaik dan membuat Elon Musk jadi pemilik Twitter.

Melansir dari CNBC, Selasa (26/4/2022), dalam pernyataannya, Twitter mengatakan Musk menyediakan sekitar USD 21 miliar dan telah mengamankan USD 25,5 miliar utang dan “pembiayaan pinjaman margin”. Pihaknya menambahkan tidak ada persyaratan pembiayaan untuk penutupan transaksi. Jadi, Musk mengambil alih.

Akan tetapi, terdapat beberapa pertanyaan terkait hal ini belum bisa terjawab. Padahal para pengguna, karyawan, investor, dan politisi sangat menantikan kabarnya.

Siapa yang akan memimpin perusahaan?

Salah satu pertanyaan terbesar yang dihadapi Twitter adalah siapa yang akan ditunjuk Musk sebagai CEO baru?

CEO saat ini Parag Agrawal telah memimpin perusahaan kurang lebih selama lima bulan. Agrawal ditunjuk sebagai pemimpin perusahaan setelah menggantikan salah satu pendiri Jack Dorsey.

Agrawal dengan cepat dipaksa berurusan dengan Musk yang agresif dengan mengambil sekitar 9 persen saham dan secara singkat setuju untuk bergabung dengan dewan.

Kemudian Musk membatalkan perjanjian itu dan memilih untuk mengejar seluruh perusahaan, sementara Agrawal memperingatkan adanya “gangguan di depan.”

Akhirnya terjadilah gangguan pada hari Senin. Bahkan sekarang tampaknya tidak mungkin pasangan itu akan menjalin masa depan bersama.

“Twitter memiliki tujuan dan relevansi yang berdampak pada seluruh dunia,” kata Agrawal dalam komentar tunggalnya di pernyataan perusahaan. “Sangat bangga dengan tim kami dan terinspirasi oleh pekerjaan yang tidak pernah lebih penting,” lanjutnya.

 


Pertanyaan Lain

Elon Musk. (AFP/Tobias SCHWARZ)

Siapa yang akan menjadi dewan?

Dewan direksi yang dipimpin oleh co-CEO Salesforce Bret Taylor mengadopsi “pil beracun” untuk mencoba dan menangkis potensi pengambilalihan oleh Musk. Itu terjadi setelah Musk mengingkari persetujuannya untuk bergabung dengan dewan.

Musk mendapat kesempatan untuk membersihkan daftar kandidat potensial untuk membantunya dalam perjalanan panjang. Dia dan Dorsey tampak akrab akhir-akhir ini. Mungkinkah dia memilih Dorsey untuk bergabung dengan sesama pendiri miliarder teknologi?

Bagaimana strateginya?

Pihak Twitter mengatakan perusahaan itu diakuisisi oleh entitas yang sepenuhnya dimiliki oleh Elon Musk.

Musk saat ini adalah CEO Tesla yang memiliki kapitalisasi pasar USD 1 triliun dan SpaceX yang dihargai di pasar swasta sebesar USD 100 miliar. Dia juga memiliki perusahaan rintisan Neuralink dan The Boring Company.

Akankah dia mengambil pendekatan bersama Jeff Bezos dengan Washington Post dan mengizinkan tim manajemen independen untuk menjalankan operasi? Atau akan menjadi pemilik langsung?

Akan seperti apa tampilan Twitter?

Musk telah berusaha mengumpulkan opini di fitur-fitur Twitter. Dirinya meminta 83 juta lebih pengikutnya untuk mempertimbangkan apakah mereka menginginkan perubahan tertentu seperti tombol edit. Akankah dia membuat keputusan berdasarkan apa yang diinginkan pengikutnya?

Inilah yang dia katakan dalam rilis:

“Kebebasan berbicara adalah landasan demokrasi yang berfungsi, dan Twitter adalah alun-alun kota digital tempat hal-hal penting bagi masa depan umat manusia diperdebatkan. Saya juga ingin membuat Twitter lebih baik dari sebelumnya dengan meningkatkan produk dengan fitur-fitur baru, membuat algoritme open source untuk meningkatkan kepercayaan, mengalahkan bot spam, dan mengautentikasi semua manusia. Twitter memiliki potensi luar biasa — saya berharap dapat bekerja sama dengan perusahaan dan komunitas pengguna untuk membukanya.”

Apa yang dimaksud Musk dengan kebebasan berbicara? Dalam sebuah tweet pada hari Senin, dia menulis, “Saya berharap kritik terburuk saya tetap ada di Twitter, karena itulah arti kebebasan berbicara.”

Akankah dia membiarkan semua orang? Padahal moderasi konten penting untuk menjaga jejaring sosial agar tidak menjadi api tempat sampah. Kebebasan berbicara untuk perusahaan swasta tidak harus berarti apa yang dilakukannya dalam Amandemen Pertama.

 


Apakah Trump akan kembali?

Elon Musk. (Britta Pedersen / POOL / AFP)

Pada tahun lalu, mantan Presiden Donald Trump dilarang oleh Twitter karena melanggar aturannya terkait sebuah langkah yang memicu kemarahan Trump dan banyak politisi konservatif.

Musk telah menjelaskan bahwa dia tidak menyukai apa yang dia pandang sebagai kebijakan sensor perusahaan. Jadi, apakah Trump akan kembali?

Trump mengatakan kepada CNBC pada hari Senin bahwa dia tidak akan kembali ke Twitter bahkan jika Musk membatalkan larangan mantan presiden. Dia mengatakan bahwa dirinya akan berada di layanannya sendiri, Truth Social, “dalam waktu seminggu”.

“Kami melakukan banyak hal untuk Twitter ketika saya berada di Gedung Putih,” kata Trump. “Saya kecewa dengan perlakuan Twitter terhadap saya. Saya tidak akan kembali ke Twitter,” katanya.

Bagaimana karyawannya?

Dengan menjadikan perusahaan itu menjadi milik pribadi, Musk harus menemukan struktur baru untuk gaji karyawan. Hibah dan penghargaan saham yang ada tidak lagi berarti. Apakah mereka akan diganti dengan ekuitas di versi baru Twitter, memberikan potensi keuntungan bagi karyawan jika perusahaan go public untuk kedua kalinya?

Jika dipikir, industri teknologi menghadapi pasar yang ketat dan sangat kompetitif untuk talenta. Pengusaha berada di bawah tekanan lebih dari sebelumnya untuk mempertahankan apa yang mereka punya. Dalam keadaan seperti itu, bagaimana nasib pekerja tetap di Twitter?

 

Reporter: Aprilia Wahyu Melati

Infografis Tekno Google Twitter

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya