Liputan6.com, Berlin - Berlin pada Senin 25 April 2022 bereaksi dengan menentang pengumuman Rusia bahwa mereka akan mengusir 40 diplomat Jerman, sebagai tanggapan atas langkah serupa oleh Berlin atas perang Rusia Ukraina.
"Kami mengira langkah hari ini, tetapi itu sama sekali tidak dibenarkan,” kata Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock dalam sebuah pernyataan seperti dikutip dari AFP, Selasa (26/4/2022).
Advertisement
Dia menambahkan bahwa 40 diplomat Rusia yang diusir oleh Berlin "tidak melayani diplomasi selama satu hari" sementara mereka yang diusir oleh Rusia "tidak melakukan kesalahan."
Moskow mengatakan pada Senin 25 April bahwa pihaknya mengusir 40 diplomat Jerman sebagai tanggapan atas "keputusan tidak bersahabat" oleh Berlin yang mengusir diplomat Rusia atas konflik di Ukraina.
Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pihaknya telah memanggil duta besar Jerman di Moskow dan menyerahkan kepadanya sebuah catatan "menyatakan persona non grata 40 pegawai lembaga diplomatik Jerman di Rusia sebagai bagian dari tanggapan simetris".
"Protes keras dilakukan kepada kepala misi diplomatik Jerman di Moskow sehubungan dengan keputusan pemerintah Jerman yang secara terbuka tidak bersahabat," untuk mengusir diplomat Rusia, kata kementerian itu.
Didahului Pengusiran Jerman
Sebelumnya pada bulan April, Jerman mengatakan telah mengusir "sejumlah besar" diplomat Rusia, di tengah langkah serupa oleh negara-negara Eropa lainnya, atas Ukraina.
Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock mengatakan keputusan itu sebagai tanggapan atas "kebrutalan yang luar biasa" dari pasukan Rusia di tetangganya yang pro-Barat, Ukraina.
Kementerian Luar Negeri Rusia menyebut kata-kata Baerbock "tidak dapat diterima". Seraya menambahkan bahwa keputusan Berlin "dimotivasi oleh pernyataan yang benar-benar salah bahwa pekerjaan karyawan yang disebutkan di atas bertujuan untuk merusak 'kebebasan Jerman' dan 'persatuan masyarakat Jerman', serta sindiran tentang apa yang terjadi di Ukraina".
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Jerman dan Prancis Mulai Usir Para Diplomat Rusia dari Negaranya
Pemerintah Jerman menyatakan 40 diplomat Rusia sebagai "orang yang tidak diinginkan", kata menteri luar negeri Annalena Baerbock. Hal ini merupakan tindakan yang sama artinya dengan pengusiran dari negara itu.
Pengumuman pada hari Senin mengikuti langkah serupa oleh mitra Eropa dalam beberapa hari terakhir sebagai reaksi terhadap perang Rusia di Ukraina.
Dilansir dari laman Al Jazeera, Selasa (5/4/2022), tak lama setelah pengumuman Jerman, Prancis mengatakan akan mengusir 35 diplomat Rusia sebagai bagian dari aksi bersama Eropa. Sebelumnya pada hari Senin, Lithuania mengusir duta besar Rusianya.
Berbicara ketika Rusia menghadapi kritik global yang meningkat atas tuduhan bahwa pasukannya telah melakukan kekejaman di Bucha, sebuah kota dekat Kiev, Baerbock dari Jerman mengatakan langkah itu merupakan tanggapan terhadap “kebrutalan yang luar biasa” yang telah dilepaskan Kremlin di Ukraina.
“Gambar-gambar dari Bucha berbicara tentang kebrutalan yang luar biasa oleh para pemimpin Rusia dan oleh mereka yang mengikuti propagandanya dengan keinginan tak terbatas untuk memusnahkan,” kata Baerbock.
Advertisement
Tanggapan Rusia
Moskow mengatakan keputusan Jerman untuk mengusir sejumlah diplomat Rusia "tidak bersahabat" dan akan memperburuk hubungan.
“Pengurangan tidak berdasar dalam jumlah staf diplomatik di misi Rusia di Jerman akan mempersempit ruang untuk mempertahankan dialog antara negara-negara kita, yang akan mengarah pada penurunan lebih lanjut dalam hubungan Rusia-Jerman,” kata kedutaan Rusia di Berlin dalam sebuah pernyataan yang diposting di Telegram.
Kemudian pada hari Senin, Prancis mengumumkan akan mengusir puluhan diplomat Rusia.
"Prancis memutuskan malam ini untuk mengusir sejumlah personel Rusia dengan status diplomatik yang ditempatkan di Prancis yang kegiatannya bertentangan dengan kepentingan keamanan kami," kata kementerian luar negeri Prancis dalam sebuah pernyataan.
Imbas Perang Ukraina, Finlandia Akan Usir 2 Diplomat Rusia
Finlandia juga akan mengusir dua diplomat Rusia dan tidak meneruskan visa salah satu di antaranya karena invasi Rusia terhadap Ukraina, demikian diumumkan Pemerintah Finlandia, Jumat (8/4).
Pada Jumat pagi, Presiden Finlandia Sauli Niinisto meminta dukungan maksimal negara-negara Barat untuk Ukraina dalam pertempuran Kiev melawan yang Rusia sebut sebagai operasi khusus.
Sebelumnya, sejumlah negara juga melakukan langkah serupa, di antaranya Italia yang mengusir 30 diplomat Rusia lantaran masalah keamanan, Reuters mewartakan sebagaimana dikutip dari Antara, Minggu (10/4/2022).
Kemudian, Denmark mengusir 15 diplomat Rusia, Austria (4) dan Jepang (8) sebagai buntut dari konflik Rusia-Ukraina tersebut.
Aksi itu menyusul Belgia, Belanda, dan Irlandia yang lebih dulu mengusir puluhan diplomat Rusia.
Rusia pun menyatakan kepada Amerika Serikat bahwa pihaknya akan mengusir sejumlah diplomat Amerika sebagai pembalasan atas pengusiran yang dilakukan AS terhadap staf perutusan Rusia untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), menurut laporan Interfax.
Kantor berita itu juga mengutip pernyataan kementerian luar negeri Rusia kepada Amerika Serikat bahwa tindakan-tindakan yang bermusuhan terhadap Moskow akan mendapat balasan.
by TaboolaSponsored Links Shop online on ZALORAZalora Berdagang CFD Crypto Dengan Broker DipercayaiIC Markets 2 dari 2 halaman Jepang Usir 8 Diplomat Rusia, Imbas Invasi Ukraina Perbesar Presiden Rusia Vladimir Putin. Dok: Instagram Kedutaan Besar Rusia di Jakarta @rusemb_indonesiaJepang mengusir delapan diplomat Rusia pada Jumat 8 April 2022, dalam sebuah langkah yang jarang sekali terjadi dan diambil untuk menanggapi aksi Rusia di Ukraina, termasuk pembunuhan warga sipil.
Pengusiran itu terjadi setelah negara-negara Uni Eropa, seperti Prancis dan Jerman, pekan ini mengatakan bahwa mereka akan mengusir diplomat Rusia, Reuters mewartakan sebagaimana dikutip dari Antara, Sabtu (9/4/2022).
Moskow membantah telah menargetkan warga sipil dalam konflik di Ukraina, negara tempat mereka meluncurkan "operasi khusus
Sejumlah pejabat sektor perdagangan termasuk yang diusir oleh pemerintah Jepang dan bukan duta besar Rusia Mikhail Galuzin, kata pejabat kementerian luar negeri, yang menolak memberikan informasi lebih lanjut.
Pengusiran semacam itu, meskipun jarang, tidak pernah terjadi di Jepang. Namun, tindakan itu pernah terjadi beberapa kali selama era Soviet, katanya.
Perdana Menteri Fumio Kishida akan mengumumkan sanksi tambahan untuk Rusia pada Jumat petang.
Pada Jumat pagi, menteri perindustrian menyebutkan bahwa Jepang berencana mengurangi impor batubara Rusia secara bertahap sambil mencari pemasok lain setelah menjatuhkan sanksi terhadap Moskow.
Advertisement