Tebet Eco Park Dibuka Tanpa Tempat Parkir, Warga Diminta Jalan Kaki atau Naik Angkot

Tebet Eco Park resmi dibuka untuk umum pada 23 April 2022 dengan beragam zona dan suguhan menyenangkan. Apa saja?

oleh Putu Elmira diperbarui 26 Apr 2022, 16:36 WIB
Suasana proyek revitalisasi Taman Tebet Eco Park, Jakarta, Kamis (17/3/2022). Tebet Eco Park dibangun untuk mengembalikan fungsi taman secara ekologi, menjadi sarana interaksi, edukasi, dan rekreasi bagi masyarakat. (merdeka.com/Imam Buhori)

Liputan6.com, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan resmi membuka Tebet Eco Park sebagai ruang publik atau ruang ketiga di Jakarta pada Sabtu, 23 April 2022. Kabar ini juga dibagikan Anies melalui unggahan di akun Instagram pribadinya.

"Kini Tebet Eco Park siap menyambut kembalinya manusia dalam ekosistem alam di seting urban seperti Jakarta," tulis Anies Baswedan dalam keterangan unggahan taman tersebut pada Minggu, 24 April 2022.

Anies menjelaskan perbedaan Tebet Eco Park dengan Taman Tebet yang lama. Revitalisasi taman mengusung konsep "Eco Park", menghadirkan keindahan alami taman melalui pemulihan ekosistem dan naturalisasi ruang terbuka hijau dan biru, juga penyediaan fasilitas taman yang mengakomodasi beragam aktivitas warga.

Ia mengajak warga kota yang bertanggung jawab ikut mengembalikan alam menjadi sehat dan membuat hubungan antara manusia dengan alam menjadi hubungan yang sehat. Revitalisasi Taman Tebet menjadi Tebet Eco Park ini berpegang teguh pada konsep pembangunan hijau dan berkelanjutan yang menghasilkan berbagai fasilitas yang bisa dimanfaatkan oleh publik.

"Harapannya, Pemprov DKI bersama masyarakat bisa saling menjaga kebersihan dan merawat fasilitas yang ada di Tebet Eco Park ini," lanjutnya.

Anies mengapresiasi semua pihak yang bekerja di belakang layar sejak proses revitalisasi Tebet Eco Park yang diinisiasi pada 2019. Meski sempat terkendala pandemi pada 2020 dan 2021, seluruh pihak yang terlibat akhirnya bisa menuntaskan proyek itu.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Jam Buka dan Kendaraan Umum

Suasana proyek revitalisasi Taman Tebet Eco Park, Jakarta, Kamis (17/3/2022). Tebet Eco Park dibangun untuk mengembalikan fungsi taman secara ekologi, menjadi sarana interaksi, edukasi, dan rekreasi bagi masyarakat. (merdeka.com/Imam Buhori)

Anies Baswedan juga sempat membagikan video singkat yang mengabadikan tampilan keseluruhan Tebet Eco Park. Tampak taman ini telah tertata rapi dari satu zona ke zona lainnya.

"Tebet Eco Park mengusung tiga konsep utama, mengedepankan fungsi ekologi, sebagai ruang sosial, dan juga sebagai ruang edukasi serta rekreasi. Lebih dari sekadar tempat interaksi tapi juga menghubungkan kembali manusia dengan alamnya," ungkap Anies.

Tebet Eco Park gratis untuk dikunjungi dan terbuka untuk umum mulai pukul 06.00--19.00 WIB. Anies juga mengingatkan pengunjung untuk tetap menjaga kebersihan, menerapkan protokol kesehatan, dan menjaga fasilitas taman dan hormati sesama pengunjung taman lainnya.

"Tidak ada tempat parkir mobil di taman ini, teman-teman yang tinggal dekat Tebet Eco Park bisa berjalan kaki atau bersepeda. Teman-teman yang dari luar Tebet bisa ke sini dengan naik JakLingko rute 5N (Kampung Melayu-Ragunan) dan JAK-18 (Kalibata-Kuningan)," tambah Anies.

Sejak 2018, telah ada 377 taman yang dibangun atau direvitalisasi di seluruh DKI Jakarta. Selain itu, lebih dari 140 ribu pohon ditanam di ibu kota.


8 Zona

Pekerja menyelesaikan proyek revitalisasi Tebet Eco Park, Jakarta, Kamis (17/3/2022). Proses revitalisasi Taman Kota Tebet menjadi Tebet Eco Park mengadopsi visi connecting people with nature. (merdeka.com/Imam Buhori)

Dikutip dari laman resmi Tebet Eco Park, Selasa (26/4/2022), Tebet Eco Park (TEP) adalah taman kota yang didedikasikan untuk masyarakat dan lingkungan. Terletak di Jakarta Selatan dengan area seluas 7,3 hektare, kini hadir sebagai ruang terbuka hijau yang telah direvitalisasi.

Dua kawasan taman yang awalnya terpisah dan berseberangan, yakni Taman Tebet Utara dan Taman Tebet Selatan, kini telah menjadi satu taman terpadu yang mengusung konsep harmonisasi antara fungsi ekologi, sosial, edukasi dan rekreasi. Setiap zona TEP dirancang untuk mengambil peran penting dalam keberlangsungan lingkungan dan interaksi sosial, mulai dari menjaga kualitas alamiah lingkungan hingga meningkatkan kualitas hidup pengunjung dan masyarakat sekitarnya.

"Sungai yang di renaturalisasi, rawa (wetland) yang menjadi kolam retensi, konservasi tanaman dan penanaman kembali untuk mereduksi polusi, sampai berbagai ruang hijau terbuka yang berfungsi memfasilitasi masyarakat untuk berinteraksi," bunyi keterangan dalam laman resmi TEP.

Tebet Eco Park memiliki delapan zona, yakni Infinity Link Bridge, yang dirancang untuk menyambungkan taman utara dan selatan yang sebelumnya dipisahkan oleh Jalan Tebet Timur. Jembatan dengan tinggi enam meter ini berdiri di antara pepohonan eksisting yang menjulang tinggi, yang membuat jembatan seakan dipeluk oleh kanopi hijau yang rimbun.

Zona kedua adalah Community Garden yang didesain untuk masyarakat sekitar maupun wadah bagi komunitas lokal untuk beraktivitas atau bercocok tanam, serta untuk kegiatan edukasi berkebun bagi anak-anak sekolah maupun umum. Berbagai kegiatan pun tentu akan selalu merespon kondisi-kondisi eksisting tapak yang sebelumnya merupakan Taman Bibit.

Selanjutnya adalah zona Children Playground yang peletakkannya memanfaatkan perbedaan kontur signifikan dan dinding eksisting yang ada pada tapak. Perbedaan kontur ini digunakan sebagai elemen playground berupa perosotan yang terintegrasi pada tapak.

Sementara, ruang yang terbentuk pada level atas dan bawah secara natural akan menjadi elemen pemisah pada zona-zona di dalam area playground. Zona Children Playground terdiri dari beberapa zona permainan yang didesain dengan memanfaatkan kondisi tapak.

 

Zona Forest Buffer hingga Wetland

Suasana proyek revitalisasi Taman Tebet Eco Park, Jakarta, Kamis (17/3/2022). Tebet Eco Park dibangun untuk mengembalikan fungsi taman secara ekologi, menjadi sarana interaksi, edukasi, dan rekreasi bagi masyarakat. (merdeka.com/Imam Buhori)

 Zona keempat, yakni Community lawn memanfaatkan area eksisting terbuka yang dikelilingi pohon bunga kupu-kupu (Bauhinia purpurea) ini menciptakan sebuah ruang eksterior yang terpisah dari ruang jalan (enclosed space in exterior). Zona kelima adalah Forest Buffer, zona yang lebih tenang dan pengunjung dapat berjalan di bawah rindangnya pohon dan menikmati alam sekitar. Signage-signage pohon dan fakta-fakta menarik disediakan untuk mengedukasi pengunjung.

Forest Buffer didesain berdekatan dengan Community Garden sebagai pendukung kegiatan sosial yang lebih santai, dan edukatif. Lokasinya yang diletakkan di sebelah jalan raya yang ramai membantu meredam suara bising kendaraan masuk ke taman.

Zona keenam adalah Plaza, fasilitas publik yang juga berperan sebagai landmark area utara Taman Tebet. Terletak pada area utara, perencanaan atau peletakkan TEP Plaza ini mempertimbangkan hasil studi dan analisis tapak terkait kondisi sosial-masyarakat, yakni eksisting penjual tanaman yang berbaris di sepanjang trotoar Taman Tebet utara.

Selanjutnya, zona ketujuh, yaitu Thematic Garden. Zona yang terletak di bawah Infinity Link Bridge ini, mengantar dan menyambut pengunjung yang akan naik atau baru turun dari Infinity Link Bridge. Direncanakan terletak di sebelah aliran sungai, area taman ini diperuntukan untuk instalasi seni oleh seniman lokal dan dijadikan spot area berfoto.

Terakhir adalah zona Wetland atau rawa adalah lahan genangan air (lahan basah) yang menjadi aset ekologis penting bagi Tebet Eco Park (TEP). Zona ini Zona ini adalah sebuah sistem natural yang didesain untuk pengendalian banjir dan meningkatkan kualitas air dengan menggunakan tanaman-tanaman yang dapat mendukung pemurnian air sehingga air yang keluar dari Taman Tebet bagian utara, adalah air yang bersih.

Infografis: 4 Unsur Wisata Ramah Lingkungan atau Berkelanjutan

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya