Dinkes Jabar Klaim Tak Temukan Kasus Kematian Akibat Vaksinasi Covid-19

Dinkes Jawa Barat mengklaim, sepanjang proses vaksinasi Covid-19 yang terus dilakukan hingga saat ini tak ada kasus kematian yang tercatat sebagai Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI).

oleh Dikdik RipaldiHuyogo Simbolon diperbarui 27 Apr 2022, 14:00 WIB
Petugas Dinas Kesehatan Kota Bogor menyuntikkan vaksin Covid-19 dosis ketiga (booster) di mobil vaksinasi keliling, Terminal Penumpang Tipe A Baranangsiang, Kota Bogor, Sabtu (23/4/2022). Pemkot Bogor menyediakan sentra vaksinasi Covid-19 dosis booster untuk pemudik Lebaran 2022 di terminal tersebut sebagai salah satu upaya pemenuhan syarat perjalanan sekaligus untuk menekan laju penularan Covid-19 di tengah tingginya mobilitas masyarakat. (merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Bandung - Kepala Dinas Kesejahteraan Jawa Barat, Nina Susana Dewi mengklaim, sepanjang proses vaksinasi Covid-19 yang terus dilakukan hingga saat ini tak ada kasus kematian yang tercatat sebagai Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI).

Nina pun mencoba meyakinkan masyarakat agar melakukan vaksinasi, baik vaksin primer (dosis-1 dan dosis-2), juga vaksin booster, khususnya saat masa mudik Lebaran ini.

"Ternyata sampai saat ini di Jawa Barat, Prof Kusnandi (Ketua Komite Daerah KIPI Jawa Barat) mengatakan, tidak ada kematian yang disebabkan langsung oleh imunisasi vaksin, itu karena penyakit lain yang menyertai itu," katanya saat jadi pembicara dalam acara JAPRI (Jabar Punya Informasi), digelar hibrid dari Gedung Sate, Selasa (26/4/2022).

Menurutnya, data terakhir capaian total menunjukkan sasaran masyarakat umum dosis pertama 94,56 persen, dan dosis kedua 80,11 persen.

"Dosis tiga baru 20, 41 persen, karena kan tergantung waktu dan beberapa hal lainnya," katanya.

Nina berharap saat Ramadan ini target vaksinasi untuk booster bisa tercapai. Ia pun mengingatkan masyarakat terkait vaksinasi yang dijadikan syarat mudik.

Sebelumnya disampaikan, sekitar 14,9 juta pemudik diperkirakan akan masuk wilayah Jawa Barat pada masa Lebaran tahun ini. Di sisi lain, akan ada 9,2 juta pemudik yang diprediksi bakal meninggalkan provinsi terpadat di Indonesia ini.

Pergerakan massa ini patut diantisipasi agar tak terjadi lonjakan kasus Covid-19. Dalam hal ini, vaksinasi menjadi upaya vital yang dinilai perlu terus ditingkatkan untuk mencegah penyebaran kasus tersebut.

"Kalau vaksinnya baru sekali wajib PCR 3x24 jam, kalau vaksin sudah dua kali PCR boleh tapi boleh juga antigen 1x24 jam. Kita harus aman, mudik itu harus aman, sehat dan selamat, salah satunya dengan vaksinasi," kata Nina.

 

 

*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya