Liputan6.com, Jakarta - Situasi pandemi yang berdampak signifikan pada bisnis restoran membuat banyak tempat kehilangan pelanggan. Padahal, ramainya pengunjung jadi kunci bisnis itu bisa terus bertahan. Sebuah program yang dinamakan Voucher Kolektif diluncurkan PergiKuliner untuk kembali menggeliatkan sektor tersebut.
Oswin, CEO PergiKuliner menerangkan, voucher kolektif pada dasarnya adalah program promosi restoran dengan sistem pembelian berkelompok. Semakin banyak orang yang membeli, semakin tinggi pula nilai voucher itu.
Baca Juga
Advertisement
"Voucher Kolektif ini mendorong orang-orang untuk mengajak teman-temannya membeli voucher di resto yang sama agar mereka mendapatkan nilai voucher yang maksimal," ujar Oswin dalam peluncuran program itu di Jakarta, beberapa waktu lalu. Nilai maksimal dari voucher itu adalah Rp100 ribu.
Voucher tersebut hanya bisa dibeli melalui situs dan aplikasi PergiKuliner mulai tanggal 16 setiap bulannya. Harga terendah yang ditawarkan adalah Rp20 ribu dengan kuota per termin maksimal 20 voucher.
"Siklus pembelian selalu di pertengahan bulan tanggal 16, dan berakhir di tanggal berakhir bulan tersebut. Selanjutnya, masa pakai voucher berlaku dua bulan. Jadi misal kita beli di bulan April, kita baru bisa mulai pakai bulan Mei sampai akhir Juni," terang Edho Rezky Anugrah, staf marketing communication PergiKuliner.
"Goal-nya adalah meningkatkan traffic. Selama pandemi, perilaku orang kan berubah. Kita ingin banyakin lagi kumpul-kumpul di restoran," ia menambahkan.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Berubah-ubah
Program itu diluncurkan perdana sejak November 2021. Dimulai dari hanya sekitar enam brand restoran yang berpartisipasi, kini sekitar 30 brand ikut serta dalam program voucher kolektif.
Jenis restoran yang mengikuti program itu juga akan berubah-ubah, tergantung komitmen kerja sama yang disepakati. Mereka bisa memilih mengikuti program selama tiga bulan atau setahun. "Tapi biasanya tiap bulan ada perubahan restoran," kata Edho.
Ia menyebut restoran yang berpartisipasi minimal mendapat skor review 3,5 dari maksimal 5. Hal itu menandakan restoran itu cukup direkomendasikan oleh sesama pengunjung restoran. Ulasan menjadi fitur andalan PergiKuliner selama ini dengan pengikut saat ini mencapai 1 juta akun.
"Sebenarnya PergiKuliner itu sudah ada di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bandung, Surabaya, tapi untuk program voucher kolektif sementara baru terbatas di Jakarta dan Tangsel," Edho menerangkan.
Advertisement
Cara Penggunaan Voucher
Cara membeli voucher cukup mudah. Setelah teregistrasi, konsumen bisa langsung memilih voucher yang akan dibeli lewat aplikasi PergiKuliner. Setelah dipilih, konsumen diminta membayar secara nontunai.
Voucher yang sudah terbeli kemudian akan masuk di fitur voucher saya. Voucher itu nantinya akan di-redeem di restoran bersangkutan. Nilai voucher baru akan diketahui selama masa tunggu. Bila voucher yang terjual tidak memenuhi target, nilai yang diperoleh akan disesuaikan.
Voucher yang dibeli bisa ditukar bersama dengan voucher teman dalam satu transaksi yang sama. "Cara redeem-nya, buka fitur voucher saya langsung tukar. Nanti keluar PIN, yang langsung dikasih ke kasir," Edho menerangkan.
Sebagai platform pencarian dan review tempat makan yang tersebar di kota-kota besar Indonesia sejak 2015, PergiKuliner meluncurkan fitur baru ini bukan hanya untuk keuntungan semata, tetapi juga untuk mendukung bisnis kuliner dan UMKM di Indonesia untuk bangkit kembali di masa pandemi.
"Melihat kondisi pandemi yang berangsur-angsur semakin membaik, kami ingin mengajak kembali masyarakat untuk dine-in di restoran guna membangkitkan bisnis kuliner yang sudah dua tahun terkena dampak pandemi adalah tujuan utama dari program Voucher Kolektif,” ujar Oswin.
Tidak Boleh Ngobrol
Masih terkait kegiatan makan bersama di restoran, pemerintah kini memperbolehkan kegiatan buka bersama pada bulan Ramadhan 2022. Namun, Satgas Covid-19 memberikan syarat, yaitu tidak diperbolehkan mengobrol saat buka puasa bersama.
"Kalau buka puasa bersama sebaiknya dijaga jarak yang cukup dan tidak usah berbicara pada saat makan," kata Juru bicara Satgas COVID-19 Wiku Adisasmito dalam diskusi virtual Forum Merdeka Barat 9, dikutip Selasa 29 Maret 2022.
"Jangan lupa cuci tangan sebelum makan supaya kita betul-betul bersih dan sehat. Jadi semua bisa dilakukan asal betul-betul adaptasinya dengan protokol kesehatan," sembungnya.
Selain itu, Wiku juga menjelaskan terkait aktivitas tempat ibadah yang telah diperbolehkan untuk digelar berjamaah. Sesuai ketentuan yang berlaku dalam level PPKM di daerahnya, dengan tetap mematuhi protokol kesehatan menjadi yang utama
"Selama kita beribadah kalau di masjid pastikan masjidnya tidak terlalu penuh, dan terlalu lama di masjid sehingga potensi penularannya menjadi besar, caranya ventilasi masjidnya dibuka lebih baik dan tidak terlalu lama di dalam masjid, interaksi berbicara juga relatif terbatas, yang tidak berbicara menggunakan masker saja," jelasnya.
Advertisement