Liputan6.com, Jakarta - Sudah ada berbagai macam cara menjaga kesehatan tubuh, terutama selama pandemi COVID-19, yang beredar di jagat maya. Dalam daftarnya ternyata ada tepung pisang hijau yang dihasilkan dari pisang mentah yang dicincang, dikeringkan, dan digiling.
Popularitasnya melonjak setelah Perdana Menteri (PM) India Narendra Modi mengesahkan bahan tersebut di program radio bulanannya Mann Ki Baat (Pemikiran Batin) pada Juli 2021, lapor SCMP, Selasa, 26 April 2022. Lama media sosial pun telah dibanjiri dengan resep pengolahan bahan tersebut, mulai dari brownies hingga zucchini fritters.
Baca Juga
Advertisement
Ilmu pengetahuan mendukung manfaat yang disebut-sebut dari tepung pisang hijau, yang telah dipuji sebagai superfood baru. Ahli gizi mengatakan bahan tersebut adalah alternatif padat nutrisi, bebas gluten untuk gandum dan tepung olahan.
Itu bisa dibuat dengan atau tanpa kulitnya, meski jika dibuat dengan kulitnya biasanya paling baik digunakan dalam masakan gurih. Saat mentah, rasanya tetap seperti pisang, tapi memiliki rasa pedas ketika dimasak.
Sebagai sumber karbohidrat kompleks yang bebas biji-bijian, ini adalah pilihan yang baik bagi mereka yang ingin menurunkan berat badan karena membantu mengatur nafsu makan dan mencegah makan berlebihan. Bahan ini juga disebut kaya serat, potasium, magnesium dan vitamin, serta mengandung sedikit lemak.
"Kandungan serat tinggi tepung (pisang hijau) tidak hanya memperlancar proses pencernaan, tapi juga membuat Anda kenyang lebih lama, membantu mengontrol berat badan," kata Urvashi Agarwal, pelatih kesehatan integratif yang berbasis di negara bagian Uttar Pradesh, India utara.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Masuk ke Hotel dan Restoran
Agarwal menyambung bahwa tepung yang sehat itu sarat dengan pati resisten dan serat prebiotik yang meningkatkan kesehatan usus sambil mengurangi lemak perut. "Tepung meningkatkan pencernaan dan meningkatkan bakteri usus. Mudah dikonsumsi dan bagi mereka yang kekurangan waktu, dapat dicampurkan ke dalam smoothies dan minuman untuk dijadikan minuman sehat saat bepergian," ujarnya.
"Untuk bayi, bisa dicampurkan ke dalam makanan atau bubur mereka. Sedangkan orang dewasa bisa dicampurkan ke dalam roti, pancake, crepes, waffle, atau kue. Kaya akan mineral, tepung ini juga bagus selama kehamilan dan pascakehamilan. Juga, untuk mengobati kondisi seperti diabetes dan obesitas," klaimnya.
Beberapa hotel dan restoran India menambahkan resep tepung pisang ke dalam menu mereka. Variasinya pun sangat beragam, mulai dari hidangan gurih seperti rotis dan dosas, hingga makanan penutup yang bercita rasa lebih manis.
Gagandeep Singh Sawhney, koki eksekutif di hotel Shangri-La Eros di New Delhi, mengatakan ada permintaan yang meningkat untuk hidangan tepung pisang. "Selama pandemi, kebanyakan orang beralih ke makanan sehat. Jadi kami memiliki banyak tamu yang meminta makanan bebas gluten atau (ramah) diabetes, dan tepung pisang sangat cocok untuk itu," katanya.
Advertisement
Alternatif Tepung
Dapur hotel juga mulai menggunakan tepung pisang hijau dalam roti, wafel, crepes, dan tortilla, di samping tepung gandum dan quinoa. "Kari dan saus yang diperkaya tepung pisang enak dan sehat," kata Sawhney.
Ibu rumah tangga yang berbasis di Hong Kong, Malini Parthasarthy, mengatakan keluarganya awalnya enggan mencoba makanan yang terbuat dari tepung pisang. Tapi, ia meyakinkan mereka tentang manfaat kesehatannya.
Ia pun mulai menggunakannya untuk membuat roti India seperti idli, dosas dan rotis, dan dalam makanan penutup seperti halwa. "Saya memasukkan tepung pisang hijau ke dalam roti kukus Cina dan teman-teman saya menyukainya. Mereka semua sudah minta resepnya,” ujarnya.
Orang-orang di negara-negara Barat yang mencari pengganti gandum rendah karbohidrat juga menggunakan tepung pisang hijau. Karena tidak digiling dari biji-bijian, tepung ini bebas gluten dan baik untuk orang yang memiliki penyakit celiac, kata ahli diet Aarti Mukherji dari Max Super Specialty Hospital di New Delhi.
Bukan Bahan Baru
Tepung pisang faktanya bukanlah bahan baru. "Orang-orang di Afrika Barat, Asia Tenggara, dan negara-negara Amerika Selatan dan Tengah telah menggunakannya selama berabad-abad," kata Mukherji. "Ini juga telah digunakan di beberapa bagian Afrika dan Jamaika, sebagai alternatif tepung terigu yang lebih murah."
Popularitas tepung ini juga melonjak di Asia Tenggara. Tepung Pisang Made di Bali mengklaim sebagai toko roti tepung pisang pertama di dunia. Akun Instagram mereka menampilkan pembuatan pancake, roti, muffin, donat, wafel, kue, pasta, dan pizza, yang semuanya dibuat dari tepung pisang.
Petani mengatakan tepung pisang adalah produk ramah lingkungan yang mempromosikan kesehatan planet. Vasundhara Hegde dari Manjushree Home Products, di negara bagian Karnataka, India selatan, mengatakan bahwa ia secara teratur membuat tepung pisang di rumah untuk dijual dan dikonsumsi.
"Petani kecil di desa-desa yang menjual produk mereka secara lokal sering kali harus menjual pisang dengan harga murah ketika permintaan mereda di luar musim," kata Hegde. "Mengubah kelebihan buah ini jadi tepung memperpanjang umur simpannya sekitar enam bulan."
Advertisement