Warga Palestina Demo Akibat Bocah 14 Tahun Diadili Israel

Bocah 15 tahun dari Palestina itu disebut diinterogasi hingga malam.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 27 Apr 2022, 08:30 WIB
Warga Palestina membentang bendera negara mereka, bergembira menyambut rekonsiliasi antara Hamas dan Fatah (AP Photo/Khalil Hamra)

Liputan6.com, Ramallah - Sejumlah warga Palestina berdemo ketika seorang bocah berusia 14 tahun ditangkap dan diadili Israel. Bocah bernama Athal al-Azzeh itu ditangkap apda 15 April 2022.

Media Palestina, Wafa, Rabu (27/4/2022), melaporkan bahwa Azzeh ditangkap ketika sedang menuju rumah neneknya di kamp pengungsi di Bethlehem. Ayah dari Athal berkata pihak Israel menekan anaknya saat interogasi untuk memberi kesaksian palsu.

Anaknya juga diinterogasi tanpa pendampingan keluarga atau pengacara. Selain itu, putranya kelelahan karena interogasi panjang setelah tengah malam.

Keluarga dan sahabat Athal lantas berdemo di luar kamp militer Ofer di dekat Ramallah sebagai bentuk protes pengadilan Athal.

Sahabat dari Athal membawa bendera Palestina dan foto Athal yang sedang bermain violin. Mereka juga menggunakan hastagh #FreeAthal.

Komisi Tahanan dan Mantan Tahanan di Palestina menyebut ada 160 anak-anak di bawah umur Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel.

Kasus Penembakan Anak Muda

Pada hari yang sama, seorang pemuda Palestina meninggal karena luka tembakan pasukan Israel di kamp pengungsi Aqabat Jabar yang berlokasi di distrik Jericho, Tepi Barat.

Pemuda bernama Ahmad Ibrahim Oueidat (20) ditembak dengan peluru hidup di kepala oleh pasukan Israel yang menerobos masuk ke kamp.

Tiga pemuda Palestina lain juga terluka, dan salah satunya kritis. Gerakan Fatah di Jericho lantas mendeklarasi mogok kerja di distrik itu, namun sektor kesehatan tidak perlu ikut.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Raja Yordania, Pangeran Abu Dhabi, dan Presiden Mesir Bahas Masjid Al Aqsa

Polisi Israel dikerahkan saat bentrok dengan pengunjuk rasa Palestina di Kompleks Masjid Al Aqsa, Yerusalem, Jumat (22/4/2022). Polisi Israel dan pemuda Palestina kembali bentrok di Kompleks Masjid Al Aqsa. (AP Photo/Mahmoud Illean)

Pangeran Uni Emirat Arab Mohamed bin Zayed (MbZ) menggelar dialog dengan Raja Abdulah II dari Yordania, serta Presiden Abdel Fatah Al-Sisi dari Mesir. Ketiganya bertemu di ibu kota Kairo pada Minggu kemarin (24/4). 

Dilaporkan Emirates News Agency (WAM), Senin (25/4), para pemimpin melakukan dialog untuk membahas isu regional dan global, serta buka puasa bersama.

Isu di Masjid Al-Aqsa turut menjadi pembahasan. Beberapa waktu lalu, terjadi bentrokan antara warga Palestina dan aparat Israel. Tindakan Israel memicu kecaman dari para pemimpin Muslim dan pihak Israel akhirnya melarang warga non-Muslim masuk area tersebut hingga akhir Ramadhan 2022.

Namun, ketiga pemimpin turut membahas isu personal, seperti masalah kesehatan Raja Yordania yang baru-baru ini menjalani operasi. Pangeran Abu Dhabi dan Presiden Al-Sisi mengucapkan selamat karena operasi berjalan sukses.

"Ketiga pemimpin juga menyentuh perkembangan-perkembangan yang terjadi di kota Yerusalem dan Masjid Al-Aqsa, menekankan perlunya untuk menghentikan tindakan-tindakan yang melanggar kesakralan dari masjid suci dan mengubah status quo di sana, serta menghindari eskalasi dan menenangkan situasi," tulis laporan WAM.

Ketiga pemimpin itu menegaskan bahwa perdamaian dan stabilitas diperlukan untuk pembangunan region dan mencapai aspirasi rakyat.


Arab Saudi Kutuk Aksi Israel ke Warga Palestina di Masjid Al-Aqsa

Arab Saudi memberikan kecaman keras pada aksi Israel (AP Photo/Mahmoud Illean)

Kerajaan Arab Saudi mengutukan dan mengecam aksi prajurit Israel ke Masjid Al-Aqsa di Yerusalem. Pasukan Israel menutup gerbang dan mengkonfrontasi warga Palestina.

Menurut laporan Arab News, Sabtu (16/4), ada lebih dari 150 warga Palestina yang terluka. Bentrokan ini adalah yang terparah selama setahun terakhir.

Kementerian Luar Negeri Arab Saudi menuding Israel melakukan eskalasi sistemik dengan menyerang kesucian Masjid Al-Aqsa dan kesignifikasiannya ke negara Islami tersebut, serta pelanggaran resolusi-resolusi internasional.

Arab Saudi lantas meminta komunitas internasional untuk menuntut pertanggungjawaban kepada Israel karena berulang kali melanggar hak rakyat Palestina.

"Kerajaan menyerukan kepada komunitas internasional untuk menjalankan tanggung jawabnya dalam membuat pasukan penjajah Israel sepenuhnya bertanggung jawab atas reperkusi dari kejahatan-kejahatan yang berlangsung ini dan pelanggaran terhadap rakyat Palestina yang tak punya pertahanan, tanah mereka, dan tempat-tempat suci mereka," demikian pernyataan Kemlu Arab Saudi.

Serangan yang dilakukan Israel pun dipandang berdampak kepada potensi proses perdamaian di Timur Tengah.

Sementara, The Times of Israel menyebut ketegangan telah terjadi dalam beberapa pekan terakhir. Sebanyak 14 orang Israel tewas dan 16 orang Palestina tewas.

Kontroversi juga terjadi ketika sekelompok Yahudi ekstrimis ingin mengadakan pengorbanan hewan untuk memperingati Passover di area Temple Mount.


MUI Juga Mengecam

MUI turut angkat suara terkait aksi Israel (AP Photo/Mahmoud Illean)

Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengutuk keras tindakan kekerasan dan penyerangan yang dilakukan oleh aparat Israel terhadap jemaah muslim yang melaksanakan ibadah di Masjid Al Aqsa pada Jumat, 15 April 2022 kemarin.

Ketua MUI Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional, Prof Sudarnoto Abdul Hakim menyatakan, penyerangan terhadap umat muslim Palestina di Masjid Al Aqsa saat sedang beribadah itu menunjukkan bahwa Israel memang dikuasai para penjahat kemanusiaan.

“Tindakan ini semakin meyakinkan kita semua bahwa negara ini memang dipimpin oleh para penjahat kemanusiaan dan tidak beradab. Hanya penjahat lah yang melakukan tindakan-tindakan seperti itu karena mereka memang tidak memiliki akal sehat dan nurani,” ujar Sudarnoto melalui pernyataan tertulis di Jakarta, Sabtu (16/4/2022).

Seperti yang dilakukan pada penghujung Ramadhan tahun lalu, Sudarnoto mengatakan, aparat Zionis Israel telah menista dan menghina Masjid Al Aqsa yang seharusnya dilindungi.

“Aparat Zionis Israel merusak suasana keagamaan, melakukan tindakan kekerasan kepada umat Islam yang sedang melaksanakan ibadah dan sekaligus merusak, menginjak-injak dan menghancurkan kemanusiaan,” kata Sudarnoto.

Guru besar sejarah kebudayaan Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini mengatakan, semua tindakan kejahatan yang dilakukan Israel tidak bisa diterima oleh akal sehat dan nurani. Tindakan tersebut bertentangan dengan ajaran agama apa pun dan melanggar hukum, termasuk hukum internasional.

“Umat Islam Indonesia khususnya mengutuk tindakan brutal aparat Israel ini,” kata Sudarnoto, seperti dikutip dari Antara.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya