Tutup Kajian Ramadhan Kitab Risalah, PKB Gelar Haul dan Manaqib Mbah Hasyim

Gus Muhaimin mengatakan, kajian kitab Risalah adalah sarana untuk menggali sekaligus meneladani pemikiran Mbah Hasyim.

oleh Liputan6.com diperbarui 27 Apr 2022, 08:13 WIB
PKB menggelar penutupan kajian bulanan Ramadhan Risalah Ahlussunnah Wal Jamaah karya Hadratussyaikh KH Hasyim Asy’ari (Mbah Hasyim). (Ist)

Liputan6.com, Jakarta - Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) menggelar penutupan kajian bulanan Ramadhan Risalah Ahlussunnah Wal Jamaah karya Hadratussyaikh KH Hasyim Asy’ari (Mbah Hasyim). Penutupan ini dirangkai dengan haul dan Manaqib Mbah Hasyim dan digelar secara hybrid.

Ketua Umum DPP PKB Abdul Muhaimin Iskandar (Gus Muhaimin) dalam sambutannya mengucapkan terimakasih kepada seluruh Kiai dan Nyai yang secara bergantian dan istikamah memandu kajian kitab tersebut.

“Terimakasih kepada para Kiai dan Nyai moga-moga berkah menyertai para kiai dan nyai yang membaca kitab ini sekaligus penghargaan setinggi-tingginya yang dengan istiqamah dari tahun ke tahun termasuk tahun ini, moga manfaat dan menjadi keteladanan bagi pejuang-pejuang NU di berbagai level, baik pendidikan, sosial, ekonomi maupun politik,” kata Gus Muhaimin di kantor DPP PKB, Selasa 26 April 2022.

Wakil Ketua DPR RI ini menambahkan, kajian kitab Risalah adalah sarana untuk menggali sekaligus meneladani pemikiran Mbah Hasyim. “Kita yang penting niatkan 24 karat mengabdi untuk NU, udah ikhlas di situ saja, mau apa mau gimana ikhlasnya di situ, saya kok lihatnya yang ikhlas-ikhlas itu insyaallah berkah maslahat dan manfaat,” tutur Gus Muhaimin.

Sementara itu, Ketua DPP PKB bidang Pendidikan dan Pesantren KH. Yusuf Chudlori berharap kajian kitab Risalah juga karya dan pemikiran Mbah Hasyim yang lain dapat digelar secara kontinyu oleh PKB.

“Semoga pengajian ini terus berlanjut, bisa terus kita pelajari bersama-sama tidak hanya Ramadan, nanti semoga setelah lebaran kita bisa terus ngaji. Karena memang PKB ini kan lahir dari pesantren. Maka kalau salah satu agenda PKB ini pengajian, itu ya sangat wajar dan memang harus, agar kita tidak meninggalkan akar sejarah PKB sendiri yang lahir dari pesantren dan didirikan oleh para Kiai dan santri untuk kemaslahatan segala lapisan masyarakat,” ujar Gus Yusuf.

 


Latar Belakang Penulisan Kitab Risalah

Selain itu, Pengasuh Ponpes Tebuireng, KH. Abdul Hakim Mahfudz menjelaskan latar belakang Mbah Hasyim menulis kitab Risalah Ahlussunnah Wal Jemaah. Menurutnya penulisan kitab tersebut dilatarbelakangi oleh munculnya berbagai macam aliran baru ke Indonesia.

“Kitab Risalah ini penulisannya dilatarbelakangi adanya aliran baru yang masuk Indonesia, di pasal dua Mbah Hasyim menyebutkan 1912 masehi banyak aliran masuk, dan Islam Aswaja itu mulai bingung menghadapi situasi yang baru itu,” ujar Gus Kikin.

“Sebelum tahun itu ahli Jawa di sini hanya ada faham Aswaja dan hanya mengerti mazhab Imam Syafi’I, tapi sejak itu aliran masuk mazhab jadi macam-macam,” sambungnya.

Acara tersebut juga dihadiri oleh jajaran dewan syuro DPP PKB antara lain KH. Manarul Hidayah, KH. Syaifullah Maksum dan KH. Syihabudin Ahmad. Nampak pula Wakil Ketua Umum DPP PKB Abdul Halim Iskandar, Waketum DPP PKB Ida Fauziyah, Wabendum DPP PKB Bambang Susanto, para narasumber yaitu KH. Muhammad Nur Hayid, Nyai Hj. Badriyah Fayumi, Nyai Hj. Hindun Anisah, serta sejumlah kader dan pengurus PKB se Indonesia.


Jaga Persatuan dan Kebersamaan

Wakil Ketua DPR Abdul Muhaimin Iskandar (Gus Muhaimin) meminta semua pihak untuk terus menjaga persatuan dan kebersamaan antaragama dan keyakinan.

Menurut Gus Muhaimin, bangsa ini bisa kuat karena ditopang oleh agama-agama. Karena itu, Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini meminta kader PKB dimanapun berada untuk menjadi garda terdepan dalam melindungi para pemeluk agama sesuai dengan keyakinan masing-masing.

”Jadi, mari kita lindungi semua umat beragama di Indonesia untuk bebas menjalankan amal ibadah, menjalankan kegiatan keagamaan sesuai yang diyakini karena itu dijamin oleh konstitusi dan dijamin oleh agama Islam sendiri. Jangan salah paham, Islam sendiri juga harus menghormati keyakinan ibadah dan pemeluk agama lain,” ujar Gus Muhaimin saat Silaturahim Kebangsaan Gus Muhaimin bersama Tokoh-Tokoh Agama Kristen-Katolik di Gedung Nusantara V, Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin 25 April 2022.

Hadir dalam acara tersebut para pendeta dan romo antara lain Sekretaris Eksekutif Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) Pendeta Jimmy Sormin, Romo Hans Jeharut, Romo Heri Wibowo, Pendeta Ronny Mandang, Ketua Sinode Kristen Oikumene Hermanus Laelu, Sekretaris Umum Gereja Kristus Rahmani Indonesia George Fakdawer, serta Sekjen Asosiasi Pendeta Indonesia Pendeta Estefanus Balaati.

Gus Muhaimin mengatakan, kebersamaan dan kekompakan harus terus ditunjukkan di tengah berbagai tantangan bangsa yang semakin sulit. Mulai dari kondisi ekonomi, melambungnya harga-harga kebutuhan pokok, resesi di berbagai tempat, termasuk meningkatnya gini rasio dan kesenjangan sosial.


Instruksi Muhaimin untuk Kader PKB

Cucu salah satu pendiri Nahdlatul Ulama (NU) KH Bisri Syansuri ini mengatakan, saat ini masih banyak kekhawatiran di berbagai tempat untuk bisa menjalankan ibadah dengan tenang, terutama di wilayah dimana agama tertentu menjadi minoritas.

”PKB akan terus berusaha keras, berbagai cara untuk terus menjadi kekuatan penopang kebebasan beribadah, dalam menjalankan keimanan. Kami instruksikan kader PKB, para ulama, kiai mendorong kebebasan beribadah. Tak boleh lagi ada hambatan menjalankan ibadah hanya karena kesalahpahaman,” urainya, dilansir dari Antara.

Menurut Gus Muhaimin, kebebasan menjalankan ibadah, selain dilindungi negara, juga sesuai keyakinan yang diajarkan dalam agama Islam. ”Kami minta kader PKB turun langsung membela saudara-saudara, umat apapun yang ingin menjalankan ibadahnya harus dilindungi,” katanya.

Gus Muhaimin bahkan berharap Peraturan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri Nomor Nomor 9 dan Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pedoman Pelaksanaan Tugas Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah dalam Memelihara Kerukunan Umat Beragama, Pemberdayaan Forum Kerukunan Umat Beragama, dan Pendirian Rumah Ibadah agar dihapus karena hanya menambah beban masalah di masyarakat.

”Pemerintah, baik presiden atau kepala daerah harus bersikap tegas agar agama dan keyakinan masing-masing orang diberikan fasilitas. Pemerintah siapa pun bahwa tak perlu ragu-ragu lagi dalam melindungi warganya melaksanakan ibadahnya. Bangsa kita adalah bangsa yang semakin dewasa. Ini problem yang terjadi dan mengkhawatirkan. Keyakinan agama manapun harus diberikan kebebasan dan bantuan. Itulah bangsa yang maju dan beradab di Bumi Nusantara kita,” tuturnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya