Liputan6.com, Jakarta Perusahaan drone (pesawat nirawak) asal Tiongkok DJI, mengumumkan penangguhan sementara penjualan dan kegiatan bisnisnya di dua negara yang tengah berperang, Ukraina dan Rusia.
Pengumuman ini membuat DJI menjadi perusahaan Tiongkok pertama yang menghentikan penjualannya di Rusia, setelah negara itu memulai operasi militernya di Ukraina pada Februari lalu.
Advertisement
Juru Bicara DJI mengatakan kepada Reuters, seperti dikutip dari Engadget, Rabu (27/4/2022), bahwa mereka tidak menginginkan produknya digunakan untuk aktivitas yang menyebabkan kerusakan seperti perang.
"DJI membenci penggunaan drone kami untuk menyebabkan kerusakan, dan kami menangguhkan sementara penjualan di negara-negara ini untuk membantu memastikan tidak ada yang menggunakan drone kami dalam pertempuran."
Sebulan sebelumnya, pejabat Ukraina Mykhailo Fedorov, meminta DJI untuk menghentikan penjualan produknya di Rusia, melalui sebuah surat terbuka yang ia unggah di Twitter.
Menteri Transformasi Digital Ukraina itu menyebut, Rusia menggunakan produk DJI untuk menavigasi rudalnya "untuk membunuh warga sipil."
Fedorov juga menuding Rusia menggunakan versi extended dari platform deteksi drone AeroScope DJI, untuk mengumpulkan informasi penerbangan.
Merespon tudingan Fedorov, DJI membantah bahwa mereka secara aktif mendukung militer Rusia dan mengatakan bahwa tuduhan itu "sangat salah."
DJI juga diketahui sempat mengeluarkan pernyataan yang mengecam penggunaan produknya untuk hal yang merugikan.
Menurut perusahaan, mereka tidak memasarkan atau menjual produknya untuk penggunaan militer. Semua distributor juga disebut setuju untuk tidak menjual produk ke pelanggan yang akan menggunakannya untuk tujuan militer.
"Kami tidak akan pernah menerima penggunaan produk kami untuk menyebabkan kerusakan, dan kami akan terus berusaha untuk memperbaiki dunia dengan pekerjaan kami," kata DJI.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Acer Tarik Diri dari Rusia
Sebelumnya, beberapa perusahaan menarik diri dari negara yang dipimpin oleh Presiden Vladimir Putin itu, terutama sejak diterapkannya sanksi dari beberapa negara sebagai respons invasi Rusia ke Ukraina.
Terbaru, perusahaan teknologi Acer, mengumumkan penangguhan bisnis mereka di Rusia. Langkah ini disampaikan perusahaan asal Taiwan ini melalui akun Twitter mereka pada Jumat pekan lalu.
Dikutip dari pengumumannya, Senin (11/4/2022), Acer menyatakan bahwa mereka patuh pada regulasi dan hukum perdagangan internasional yang sedang diterapkan.
Selain itu, perusahaan juga mengawasi secara cermat konflik yang terjadi antara Rusia dan Ukraina.
"Karena perkembangan terakhir, Acer telah memutuskan untuk menangguhkan bisnisnya di Rusia," tulis produsen laptop tersebut dalam keterangan resminya.
Acer menambahkan, perusahaan pun akan berfokus pada keselamatan semua karyawannya, yang mencakup upaya berkelanjutan, untuk membantu setiap individu dan keluarga mereka yang terdampak situasi perang Ukraina saat ini.
Advertisement
Sederet Perusahaan Teknologi yang Undur Diri dari Rusia
Dikutip dari Gadgets 360, bulan lalu, produsen komputer terkemuka Taiwan lainnya, Asus, juga mengumumkan bahwa pengirimannya ke Rusia terhenti, disebabkan kondisi perang.
Beberapa perusahaan teknologi sebelumnya sudah menarik bisnis mereka dari Rusia, sebagai imbas dari perang yang terjadi di Ukraina, misalnya Samsung.
Samsung mengatakan mereka akan terus memantau situasi yang terjadi untuk menentukan langkah selanjutnya. Tak hanya produk smartphone Samsung yang dihentikan pengirimannya ke Rusia. Berbagai produk lain ikut disetop.
"Penangguhan Samsung mencakup produk mulai dari chip hingga smartphone dan produk elektronik konsumen," kata sebuah sumber kepada Bloomberg.
Apple, pengembang gim FIFA EA, hingga Cyberpunk 2077 CD Projekt Red telah menghentikan penjualan di Rusia. Microsoft juga mengumumkan bahwa semua penjualan baru produk dan layanan Microsoft di Rusia dihentikan.
Sementara, platform teknologi juga mengambil tindakan serupa. Google misalnya, menghentikan semua penjualan iklan di Rusia.
Forum online Reddit juga melarang tautan ke seluruh situs media yang disponsori oleh pemerintah Rusia. Tidak hanya itu, Facebook juga menghentikan visibilitas media pemerintah Rusia secara global.
(Dio/Isk)