Liputan6.com, Jakarta Peningkatan kualitas SDM merupakan modal utama dalam mencapai tujuan pembangunan nasional. Pemerintah juga terus berkomitmen untuk meningkatkan kualitas SDM Indonesia, dimana pada tahun 2022 telah dialokasikan anggaran bagi sektor pendidikan yang mencapai Rp542,8 Triliun.
Diharapkan dengan kualitas SDM yang mumpuni tentunya akan dapat menyiapkan bangsa menghadapi berbagai tantangan yang muncul.
Advertisement
Disamping pandemi Covid-19, dunia saat ini tengah menghadapi berbagai tantangan yang diperkirakan akan berdampak kepada ekonomi global, diantaranya adalah perubahan iklim, kenaikan inflasi global yang dinilai akan memicu normalisasi suku bunga di negara maju, serta ketegangan geopolitik Rusia dan Ukraina.
“Dengan berbagai tantangan yang terjadi, kita tetap memandang perekonomian Indonesia di tahun 2022 ini secara optimis. Indonesia telah memiliki landasan yang baik dimana ekonomi berhasil tumbuh sebesar 3,7 persen (yoy) pada tahun 2021,” ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam sambutannya pada Kuliah Umum yang berjudul Akselerasi Pemulihan Dan Transformasi Ekonomi Melalui Pembangunan SDM yang Adaptif dan Berdaya Saing di Universitas Trisakti, Selasa (26/4/2022) kemarin.
Disamping melalui pendidikan, Indonesia dengan jumlah penduduk usia produktif yang mencapai lebih dari 191 juta orang, dan sebagian besar masyarakatnya merupakan Generasi Z dan Generasi Milenial diharapkan dapat mengoptimalkan peluang digitalisasi di berbagai sektor.
Saat ini telah muncul gelombang teknologi baru seperti jaringan 5G, Internet of Things, blockchain, artificial intelligence, dan cloud computing yang dapat di manfaatkan lebih lagi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi digital.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Ekonomi Digital
Terkait ekonomi digital, Pemerintah terus mendorong penguatan ekosistem UMKM melalui Digitalisasi UMKM sehingga dapat meningkatkan produktivitas UMKM. Pemerintah juga mendorong partisipasi UMKM Indonesia dalam ekosistem ekonomi digital melalui dua pendekatan utama yakni Penguatan Ekosistem UMKM/IKM dan Penguatan Ekosistem e-Commerce.
Selain menyampaikan kuliah umum di Universitas Trisakti, pada kesempatan tersebut Menko Airlangga juga menyerahkan bantuan untuk empat Keluarga Pejuang Reformasi. Diketahui hampir 24 tahun silam, tepatnya pada pada bulan Mei 1998 terjadi tragedi yang merenggut nyawa empat mahasiswa Universitas Trisakti.
“Saya merasa terhormat diundang hadir di Kampus Pahlawan Reformasi, Universitas Trisakti. Gelora semangat yang dikobarkan oleh Elang Mulya Lesmana, Hafidhin Royan, Heri Hartanto, dan Hendriawan Sie yang dimulai di kampus ini, dalam mendorong bergulirnya reformasi yang telah memungkinkan perubahan besar dan mendasar dalam tata kenegaraan Republik Indonesia, sehingga memungkinkan kehidupan bernegara yang lebih demokratis,” ujar Menko Airlangga.
“Kegiatan hari ini tidak hanya dalam rangka mengenang empat anak muda yang sahid untuk menggulirkan reformasi di negeri ini, tetapi juga untuk menjaga semangat mereka dalam mencapai cita-cita bangsa Indonesia untuk kesejahteraan yang berkeadilan. Semoga kita semua dapat meneruskan perjuangan mereka, dan membawa Indonesia melewati setiap tantangan bangsa untuk menuju Indonesia yang lebih baik,” pungkas Menko Airlangga.
Turut hadir dalam acara kuliah umum di Trisakti diantaranya adalah Menteri Perindustrian, Anggota DPR RI, Rektor Universitas Trisakti, Badan Pengurus Yayasan Trisakti, Ketua Senat Universitas Trisakti, Ketua Dewan Pembina Yayasan Trisakti, Presiden dan Wakil Presiden Mahasiswa Universitas Trisakti, serta para orang tua Pahlawan Reformasi.
Advertisement
Menko Airlangga: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Sudah Masuk Jalur Positif
Sebelumnya, Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut pertumbuhan ekonomi Indonesia telah kembali ke jalur positif. Namun, masih ada tantangan pasca pandemi kedepannya.
Ia menyebut yang jadi salah satu tantangan pertumbuhan ekonomi adalah kondisi perang Rusia-Ukraina. Perang itu berakibat pada stabilitas perekonomian di dunia.
"Namun kita beruntung, karena dalam waktu lima semester pertumbuhan ekonomi kembali sudah masuk jalur positif. Jadi ini lebih cepat daripada pada saat krisis yang lain," katanya Menko Airlangga dalam Kuliah Umum di Universitas Trisakti, Selasa (26/4/2022).
Maksudnya, perkembangan ini jika dibandingkan dengan kemampuan Indonesia bangkit dari krisis sebelumnya. Yakni krisis 1998 dan 2008.
Dalam menghadapi krisis akibat Covid-19 kali ini, ia menyebut Indonesia berbeda dengan negara lain. Yakni, terkait kebijakan gas dan rem yang diambil.
"Dan indonesia memang mengambil kebijakan berbeda dari negara lain. Indonesia adalah salah satu negara yang mengambil kebijakan gas dan rem. Yaitu menyeimbangkan pada kehidupan dan penghidupan," kata dia.
"Jadi menyelamatkan nyawa manusia dan menyelamatkan pekerjaan. Nah ini gas rem itu yang dijaga oleh pemerimtah sehingga saat sekarang kemarin perekonomian bisa tumbuh 3,7 persen dan diharapkan di semester 1 ini sudah 5 persen," terangnya.
Sementara, ia mengakui Indonesia punya tantangan dalam mengejar pertumbuhan di semester kedua. Ini akibat cukup tinggi angka pertumbuhan di tahun lalu.
"Semester 2 yang agak berat karena di tahun lalu sudah di 7 persen sehingga baseline-nya menjadi lebih tinggi," ujarnya.
Didorong Tingkat Aktivitas Masyarakat
Lebih lanjut, Menko Airlangga menaksir pertumbuhan ekonomi bisa ditopang oleh beberapa hal kedepannya. Utamanya melihat kondisi mobilitas masyarakat yang kian membaik.
"Namun kalau kita lihat dari aktivitas (masyarakat) kemacetan sudah luar biasa jadi alhamdulillah juga kita sudah bisa mudik. Dan diperkirakan juga di Indonesia yang mudik 80 juta (orang). Dan khusus dari Jabodetabek 14 juta (orang)," tuturnya.
Ia menyebut, keputusan Presiden Joko Widodo yang memberikan libur massal bisa mengahdirkan ruang bagi masyarakat untuk melakukan mobilitas. Serta, bisa melakukan spending atau belanja.
"Sehingga akan mendorong kegiatan perekonomian. Nah tentu dari berbagai kegiatan tersebut pemerintah terus mendorong dalam pemulihan ekonomi," ujarnya.
Advertisement