Liputan6.com, Palembang - Harga Tanda Buah Sawit (TBS) mengalami penurunan yang sangat rendah, bahkan hingga mencapai 70 persen. Hal tersebut membuat petani sawit di Sumatera Selatan (Sumsel) menjerit.
Penurunan terjadi setiap hari, sejak pemerintah mengumumkan larangan ekspor minyak goreng dan bahan bakunya pada Jumat (22/4/2022) lalu.
Melalui kanal YouTube Sekretariat Presiden, Presiden Joko Widodo mengumumkan pelarangan ekspor minyak goreng dan bakunya, yang mulai berlaku 28 April 2022 hingga batas waktu yang ditentukan kemudian.
Sejak kebijakan larangan itu diumumkan, harga TBS di tingkat petani mulai turun yang membuat petani bingung dan tidak bisa berbuat apa-apa.
Baca Juga
Advertisement
Seperti diungkapkan Adil, petani sawit di Desa Bingin, Kecamatan Rupit, Kabupaten Musi Rawas Utara (Utara) Sumsel.
Dia awalnya tidak mengetahui adanya larangan ekspor tersebut. Apalagi harga TBS terus turun sejak Jumat (22/4/2022) sore, terus berlanjut hingga Sabtu-Minggu (23-24 April 2022) kemarin.
"Terakhir kami jual Jumat (22/4/2022), harga Rp3.000 per Kilogram, Sabtu sudah turun jadi Rp1.800, lalu Minggu itu siang Rp1.500 per kg dan sore atau malam itu sudah Rp1.000 per kg," ungkapnya, Rabu (27/4/2022).
Awalnya para petani di Muratara menduga penurunan terjadi karena hendak Lebaran, namun ternyata karena larangan ekspor.
Dia mengatakan, beberapa hari terakhir dia mendengar tidak ada yang mau membeli hasil pertaniannya.
“Sejak Senin malam itu. Wajar saja, karena pabrik pasti mendahulukan buah dari kebun mereka dulu," katanya.
Menurutnya, jika kondisi ini terus berlanjut, kerugian besar di depan mata. Karena sawit tetap harus dipanen dengan biaya Rp150 - Rp200 per ton.
"Ini masalah sebenarnya pupuk mahal, sekarang TBS anjlok," katanya.
Ihsan, petani sawit di Kabupaten Banyuasin sedikit lebih beruntung. Pasalnya, TBS baru turun beberapa ratusan rupiah. Namun diprediksi harga akan terus turun, apalagi dalam hitungan hari memasuki cuti bersama dan libur lebaran.
"Turunlah harga, dan ini akan terus turun. Hari ini Rp2.500 per kilogram, sebelumnya Rp2.850. Seperti ini bisa turun lagi," ungkapnya.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Apkasindo Sumsel
Wakil Ketua DPW Asosiasi Petan Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Sumsel, M Yunus mengatakan, fenomena ini seperti larangan eskpor batu bara yang terjadi beberapa saat lalu.
Larangan ekspor minyak goreng dan bahan baku tersebut, lanjut Yunus, harus dicabut karena membuat harga TBS terutama TBS petani menjadi anjlok.
"Bisa saja dicabut, kan sebelumnya ada larangan ekspor batu bara," ujarnya.
Saat ini, harga TBS petani di Sumsel terus mengalami penurunan. Bahkan di Musi Rawas Utara bisa mencapai Rp1.000 per Kg, dari sebelumnya Rp3.000 per Kg.
"Petani harus bela haknya, harga ini sudah anjlok," katanya.
Advertisement