Liputan6.com, Jakarta Harga emas yang dijual oleh PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) atau harga emas Antam anjlok lagi pada Kamis ini. Hal yang sama juga terjadi dengan harga buyback.
Pada Kamis (28/4/2022), harga emas Antam 24 karat djual Rp 975 ribu per gram, turun Rp 6.000 jika dibandingkan dengan perdagangan kemarin yang ada di angka Rp 981 ribu per gram.
Advertisement
Sedangkan harga buyback emas Antam dipatok Rp 876 ribu per gram, turun Rp 9.000 dibandingkan sebelumnya. Harga buyback ini merupakan patokan bila Anda menjual emas maka Antam akan membelinya di harga Rp 876 ribu per gram.
Saat ini, Antam menjual emas dengan ukuran mulai 0,5 gram hingga 1.000 gram. Harga emas Antam belum termasuk PPh 22 sebesar 0,9 persen. Hingga pukul 08.09 WIB, harga emas Antam sebagian besar masih ada.
Anda bisa memperoleh potongan pajak lebih rendah (0,45 persen) jika menyertakan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).
Berikut rincian harga emas Antam berbagai ukuran pada Kamis, 28 April 2022:
* Pecahan 0,5 gram Rp 537.500
* Pecahan 1 gram Rp 975.000
* Pecahan 2 gram Rp 1.890.000
* Pecahan 3 gram Rp 2.810.000
* Pecahan 5 gram Rp 4.650.000
* Pecahan 10 gram Rp 9.245.000
* Pecahan 25 gram Rp 22.987.000
* Pecahan 50 gram Rp 45.895.000
* Pecahan 100 gram Rp 91.712.000
* Pecahan 250 gram Rp 229.015.000
* Pecahan 500 gram Rp 457.820.000
* Pecahan 1.000 gram Rp 915.600.000.
Harga Emas Jatuh ke Level Terendah dalam 2 Bulan
Sebelumnya, harga emas tergelincir ke level terendah dalam dua bulan pada perdagangan Rabu. Turunnya harga emas ini usai nilai tukat dolar Amerika Serikat (AS) menguat di tengah ekspektasi pengetatan kebijakan moneter yang agresif oleh Federal Reserve AS.
Dikutip dari CNBC, Kamis (28/4/2022), harga emas di pasar spot turun 1,1 persen menjadi USD 1.884,74 per ounce, setelah turun ke USD 1.881,45, level terendah sejak 24 Februari.
Sedangkan harga emas berjangka AS turun 1 persen pada USD 1.885,7.
“Ada pelarian ke tempat yang aman sekarang dari mata uang lain ke dolar AS ... Emas akan berjuang untuk reli antara sekarang dan pertemuan Fed,” kata Ahli Strategi Pasar Senior RJO Futures, Bob Haberkron.
Indeks dolar naik ke level tertinggi sejak Januari 2017, didorong oleh ekspektasi bahwa bank sentral AS akan lebih hawkish daripada bank sentral negara lain dan arus safe-haven yang dipicu oleh kekhawatiran atas perlambatan pertumbuhan di China dan Eropa.
The Fed diperkirakan akan menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin pada pertemuan 3-4 Mei.
Kenaikan suku bunga AS meningkatkan biaya peluang memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil.
“Kami melihat beberapa peserta yang tersisa dengan selera untuk membeli emas,” kata analis di TD Securities dalam sebuah catatan.
Di tempat lain, harga perak turun 1 persen menjadi USD 23,23 per ounce, harga platinum turun 0,6 persen menjadi USD 915,51, dan paladium naik 0,9 persen menjadi USD 2.198,66.
Advertisement
Harga Emas Mulai Bangkit dari Level Terendah Sebulan
Harga emas naik pada hari Selasa, sedikit pulih dari penurunan ke level terendah lebih dari satu bulan di sesi terakhir. Ini karena investor mencari perlindungan dari kekhawatiran terhentinya pertumbuhan global dan melonjaknya inflasi.
Dikutip dari CNBC Rabu (27/4/2022), harga emas di pasar spot naik 0,4 persen menjadi USD 1.904,36 per ons pada 10:40 ET (1440 GMT). Harga muncul kembali di atas level kunci USD 1.900, setelah jatuh ke USD 1.890.20 pada hari Senin - terendah sejak 29 Maret.
Harga emas berjangka AS naik 0,3 persen menjadi USD 1,902.30.
Beberapa aksi beli muncul kembali di produk-produk safe haven seperti emas, setelah berita tentang penguncian China yang berdampak pada permintaan di pasar energi dan logam, kata David Meger, direktur perdagangan logam di High Ridge Futures.
Sementara emas dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan risiko ekonomi dan politik, termasuk perang Ukraina, naiknya harga emas juga dipengaruhi ekspektasi kenaikan suku bunga AS yang cepat, yang meningkatkan biaya peluang untuk memegang aset yang tidak memberikan imbal hasil.
Dolar AS yang lebih tinggi juga memperlambat kenaikan emas.
"Pasar mulai percaya bahwa Fed bersedia menjadi sedikit lebih agresif dan karenanya telah mengambil sedikit angin dari beberapa layar reli komoditas ini," tambah Meger.