Liputan6.com, Jakarta- Guna meningkatkan kesadaran mengenai kesetaraan gender di industri esports, UniPin Community (UNITY), dan organisasi sosial Perempuan Jenggala yang didukung MPL Indonesia menggelar laga amal Kartini Day dalam kampanye #GirlsCanCompete.
Kampanye #GirlsCanCompete telah berakhir Senin malam (25/4/2022). Laga amal ini melibatkan 10 atlet esports baik putra dan putri dari tim-tim besar di Indonesia. Mereka beradu kemampuan lewat game Mobile Legends: Bang Bang dimana hasilnya didonasikan.
Advertisement
Kesepuluh pro player yang bertanding dibagi menjadi dua tim beranggotakan lima orang. Yang pertama adalah Tim Fearless yang beranggotakan Vall dari Rebellion, RenV dari Geek Fam, Kenn dari Bigetron, RuneRune dari Alter Ego, dan Crunchy ex-player Onic Zenith.
Mereka berhadapan dengan tim Flawless yang dihuni Kitty dari Luna Nera, Chincaaw dari GPX, SwayLow dari Rebellion, Rippo dari Bigetron, dan Rupture dari Geek Fam.
Dengan menggunakan sistem best of three, tim Fearless berhasil mendominasi pertandingan dan membuat tim Flawless tidak mampu berkutik dengan skor akhir 2-0.
Kedua anggota team yang bertanding berasal dari penggabungan antara player MPL dan ladies dari berbagai team papan atas di Indonesia, sehingga sinkronisasi skill dan bakat yang mereka tunjukkan tentu memiliki level yang cukup tinggi.
Disumbangkan
Tim pemenang menyumbangkan keseluruhan prize pool dengan total nilai Rp 33.922.552 kepada organisasi sosial Perempuan Jenggala.
Seluruh donasi yang terkumpul akan didonasikan untuk program Perempuan Ekonomi Mandiri di desa untuk pelatihan kreatif bagi para perempuan yang mengalami diskriminasi dan menjadi tulang punggung keluarga, sehingga mereka bisa mendapatkan keterampilan mendasar untuk bertahan dan menafkahi keluarga mereka di masa yang akan datang.
Advertisement
Kesetaraan Gender
Debora Imanuella selaku SVP UniPin Community menyebutkan terselenggaranya charity match ini ditujukan untuk membangun kesadaran mengenai kesetaraan gender, khususnya di industri esports, serta memberikan dukungan kepada seluruh gamer perempuan tanah air untuk dapat maju dan bertanding di tingkatan kompetisi yang lebih tinggi.
“Charity match ini menggabungkan player laki-laki dan perempuan dalam satu tim. Hal ini kami lakukan untuk menunjukkan bahwa sesungguhnya perempuan bisa ikut berkompetisi jika diberi kesempatan. Semoga ke depannya tidak ada lagi diskriminasi bagi perempuan, semoga mereka bisa diberi kesempatan untuk menunjukkan bakat dan kemampuan di tingkat yang lebih tinggi,” tutup Debora.