Pencemaran di Teluk Bima, Menteri KKP: Penyelidikan Sampai Tuntas

KKP siap berkolaborasi dengan pemerintah daerah untuk menjaga perairan, serta mendukung upaya Pemda menyelidiki kasus pencemaran di Teluk Bima

oleh Liputan6.com diperbarui 28 Apr 2022, 15:40 WIB
Selain sektor perikanan,pencemaran di Teluk Bima juga berdampak ke budidaya rumput laut. (Foto: Liputan6.com/KKP)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menyayangkan pencemaran yang terjadi di perairan Teluk Bima, Provinsi Nusa Tenggara Barat.

Menteri Trenggono siap mendukung pemerintah daerah menyelidiki penyebab pencemaran yang mengakibatkan permukaan laut menjadi kecoklatan tersebut.

"Kejadian seperti ini jelas merugikan kesehatan laut. Kami berkoordinasi dengan pemda dan siap mendukung penyelidikan sampai tuntas," ungkap Menteri Trenggono dalam siaran resmi KKP, Kamis (28/4/2022).

Berdasarkan data yang dikumpulkan unit pelaksana teknis (UPT) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) di Denpasar, pencemaran terpantau di Pantai Lawata, Kota Bima mulai Rabu 27 April 2022.

Material penutup permukaan laut berwarna coklat berbentuk seperti gel, tidak berbau minyak, dan tidak bercampur sempurna dengan air laut.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


Pengumpulan Data

Perairan Teluk Bima yang selama ini dikenal sebagi ‘rumah’ bagi beragam biota laut, airnya kini berubah warna menjadi cokelat keruh. (Liputan6.com/ Miftahul Yani)

Di sekitar area pencemaran ditemukan beberapa ikan dalam keadaan mabuk bahkan mati. Sampel air permukaan, air bawah permukaan, dan bangkai ikan telah dikirim untuk dilakukan uji laboratorium oleh Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bima.

"Tim KKP terus melakukan pengumpulan data. Balai KKP di Jembrana juga tengah melakukan pencitraan kondisi sebelum dan sesudah kejadian," papar Menteri Trenggono.

Menteri Trenggono menambahkan, pencemaran tidak akan berulang terjadi jika semua pihak menyadari pentingnya kesehatan laut sebagai sumber kehidupan.

KKP sambungnya, berkomitmen penuh menjaga kesehatan laut dengan menjadikan kelestarian ekosistem sebagai pertimbangan utama dalam membuat kebijakan maupun program kerja.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya