Meta Siapkan Strategi Lawan Hoaks Jelang Pemilu di Kenya

Meta akan memberi label dan tidak memunculkan konten palsu di beranda guna mengantisipasi penyebaran hoaks soal pemilu di Kenya.

oleh Hanz Jimenez Salim diperbarui 29 Apr 2022, 09:00 WIB
Ilustrasi hoaks

Liputan6.com, Jakarta - Meta, perusahaan induk Facebook, mengambil langkah agresif untuk melawan penyebaran informasi palsu atau hoaks jelang pemilihan umum (pemilu) di Kenya pada 9 Agustus 2022 mendatang.

Meta mengatakan, mereka bekerja sama organisasi pemeriksa fakta untuk meninjau dan menilai konten yang berpotensi palsu di platform mereka.

Kemudian, Meta memberi label, dan tidak memunculkan konten palsu di beranda mereka untuk membatasi jumlah pengguna melihatnya.

"Namun kami berhati-hati, untuk tidak membatasi pidato politik karena kami memiliki keyakinan mendasar dalam kebebasan berekspresi, menghormati proses demokrasi, dan keyakinan bahwa pidato politik adalah pidato yang paling diteliti," kata Direktur Kebijakan Publik Meta untuk Afrika Timur, Mercy Ndegwa dikutip dari allafrica.com, Kamis (28/4/2022).

Ndegwa menambahkan, pihaknya juga akan mengurangi sementara distribusi konten dari individu yang telah ditandai berulang kali, sehingga lebih sedikit orang yang melihatnya.

"Pada 2019 lalu kami mengurangi jumlah orang yang dapat Anda teruskan pesan di WhatsApp menjadi hanya lima obrolan sekaligus dan memperkenalkan label 'teruskan' dan 'sangat diteruskan' untuk menyorot ketika sesuatu telah dibagikan beberapa kali. Jumlah orang yang dapat Anda kirimi pesan yang sangat diteruskan, ke hanya satu obrolan sekaligus, yang telah menghasilkan pengurangan 70 persen dalam jumlah pesan yang sangat diteruskan di WhatsApp," tutur Ndegwa.

Menurut Ndegwa, langkah ini terinspirasi dari pengalaman Meta dalam mendukung lebih dari 200 pemilu secara global, termasuk pemilu di wilayah seluruh Afrika Sub Sahara.

Meta juga telah bekerja sama dengan otoritas pemilu dan mitra tepercaya di negara-negara yang menghadapi pemilu untuk menyesuaikan strateginya.

"Kami tahu bahwa kami memiliki tanggung jawab penting dalam hal membantu orang berpartisipasi dalam pemilihan dan untuk memastikan pemilihan yang aman, terjamin, dan bebas. Kami juga berusaha mengurangi informasi yang salah, menghapus konten berbahaya di platform kami," ucap Ndegwa.

Dia menambahkan bahwa perusahaan juga telah membentuk tim lintas fungsi global yang didedikasikan untuk pemilihan Kenya.

Tim ini juga berisi sejumlah ahli yang akan bekerja melawan misinformasi, ujaran kebencian, dan disinformasi tentang pemilu.

"Tim-tim ini bekerja keras untuk mencegah penyalahgunaan layanan kami sebelum, selama, dan setelah pemilihan umum Kenya 2022. Secara lokal, kami juga memiliki staf tetap yang tinggal di Kenya dan bekerja dalam kebijakan publik, program kebijakan publik, komunikasi, dan tim produk," tambah Ndegwa.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

 


Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi patner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya