Liputan6.com, Jakarta - Cuaca hari ini, Jumat (29/4/2022) langit pagi Jakarta diprediksi berawan. Namun kondisinya berbeda pada siang hari, wilayah Jakarta diperkirakan akan turun hujan.
Menurut laporan cuaca Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), hujan berintensitas sedang berpotensi mengguyur hampir seluruh wilayah Ibu Kota siang nanti, kecuali Kepulauan Seribu cerah berawan.
Baca Juga
Advertisement
Namun pada malam hari nanti, seluruh langit Jakarta diperkirakan kembali berawan, kecuali Kepulauan Seribu yang justru hujan ringan.
"Waspada potensi hujan disertai kilat/petir dan angin kencang di wilayah Jaksel, Jakbar dan Jaktim pada siang dan sore hari; Jakut pada dini hari," bunyi peringatan dini cuaca BMKG, seperti dikutip dari website resminya.
Cuaca serupa tak jauh berbeda di wilayah penyangga Ibu Kota yaitu Bogor, Bekasi dan Depok, Jawa Barat yang pagi hari ini diprediksi cerah berawan. Lalu siang hari nanti, ketiga wilayah tersebut diperkirakan turun hujan dengan intensitas ringan hingga sedang.
Begitu pula pada malam harinya, langit berawan diprediksi kembali menyelimuti ketiga wilayah tersebut tanpa hujan sama sekali.
"Waspada potensi hujan yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang pada waktu siang hingga malam hari Kabupaten dan Kota Bogor, Kota Depok, Kabupaten dan Kota Bekasi, Kabupaten Karawang, Kabupaten Pangandaran," jelas peringatan dini BMKG.
Rupanya, Kota Tangerang, Banten juga pagi hari ini dan malam nanti diperkirakan berawan tebal, lalu hujan berintensitas ringan di siang hari nanti.
"Waspada potensi hujan sedang hingga lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang di wilayah Kota Serang, Kabupaten Serang bagian Tengah, Kabupaten Pandeglang bagian Barat, Kabupaten Lebak bagian Barat, Kabupaten Tangerang bagian Tengah dan Selatan, Kota Tangerang, dan Kota Tangerang Selatan; Waspada potensi angin kencang di wilayah Kota Cilegon," tutup peringatan dini BMKG.
Berikut informasi prakiraan cuaca di Jabodetabek selengkapnya yang dikutip Liputan6.com dari laman resmi BMKG www.bmkg.go.id:
Kota | Pagi | Siang | Malam |
Jakarta Barat | Berawan | Hujan Sedang | Berawan |
Jakarta Pusat | Berawan | Hujan Sedang | Berawan |
Jakarta Selatan | Berawan | Hujan Sedang | Berawan |
Jakarta Timur | Berawan | Hujan Sedang | Berawan |
Jakarta Utara | Berawan | Hujan Ringan | Berawan |
Kepulauan Seribu | Berawan | Cerah Berawan | Hujan Ringan |
Bekasi | Cerah Berawan | Hujan Sedang | Berawan |
Depok | Cerah Berawan | Hujan Sedang | Berawan |
Kota Bogor | Cerah Berawan | Hujan Ringan | Berawan |
Tangerang | Berawan Tebal | Hujan Ringan | Berawan Tebal |
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Antisipasi Perubahan Iklim, BMKG Minta Dilakukan Mitigasi Komprehensif
Sebelumnya, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengingatkan pemerintah untuk segera melakukan langkah mitigasi secara komprehensif dan terukur guna menahan laju perubahan iklim.
Pasalnya, bila situasi saat ini terus dibiarkan maka kenaikan suhu di seluruh pulau utama di Indonesia mencapai 4 derajat celcius pada 2100. Kenaikan tersebut, kata dia, adalah empat kali dibandingkan zaman pra industri.
Akibat kenaikan suhu ini pula, tambahnya, puncak Jaya Wijaya di Papua yang pada tahun 2020 memiliki ketebalan es 31,49 meter, di tahun 2025 mendatang diperkirakan es tersebut akan hilang sepenuhnya.
"Mitigasi harus dilakukan segera, tidak bisa ditunda-tunda karena situasi kekinian sangat mengkhawatirkan," ujarnya, Selasa 12 April 2022.
Dwikorita mencontohkan Siklon Seroja yang terjadi di NTT tahun lalu, semestinya siklon tersebut tidak terjadi di wilayah tersebut, tapi akibat perubahan iklim siklon tersebut muncul.
Dwikorita mengatakan, peningkatan suhu tersebut akan memicu terjadinya cuaca ekstrem dan anomali iklim yang semakin sering. Intensitasnya pun semakin kuat dengan durasi panjang.
Kondisi tersebut, lanjut Dwikorita, tentu akan mengakibatkan kerugian bagi Indonesia. Tidak hanya bersifat materil seperti infrastruktur, namun juga korban jiwa.
"Jadi jangan heran jika saat musim kemarau juga terjadi hujan dan banjir, atau musim kemarau akan terasa lebih panas dan kering. Pun saat musim hujan, jauh lebih lebat sehingga memicu bencana hidrometeorologi," imbuhnya.
Dwikorita mengungkapkan, bencana hidrometeorologi di Indonesia meningkat, menjadi bencana terbesar dengan prosentase 95 persen. Selama tahun 2021, bencana mencapai 5.402 kasus yang notabene merupakan sebagai dampak perubahan iklim global.
Dwikorita menegaskan, pemerintah bersama semua elemen masyarakat harus bekerjasama dan gotong royong dalam melakukan aksi mitigasi.
Mulai dari penghematan listrik, air, pengelolaan sampah, pengurangan energi fosil dan menggantinya dengan kendaraan listrik, mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, menanam pohon, restorasi mangrove, dan lain sebagainya.
Advertisement
Mudik Lebaran 2022, BMKG Siapkan Layanan Informasi Prakiraan Cuaca di Jalan Tol
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mempersiapkan layanan informasi prakiraan cuaca, terutama di jalur tol untuk menghadapi masa mudik Lebaran 2022.
"Layanan yang kami sampaikan di sini adalah informasi cuaca pada jalur transportasi darat, terutama jalan tol, ini akan disiapkan dengan fitur khusus, melalui aplikasi mobile phone infoBMKG. Namun yang kami sampaikan ini adalah prakiraan cuaca," ujar Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam rapat kerja dan rapat dengar pendapat (RDP) bersama Komisi V DPR RI yang diikuti secara daring, mengutip Antara, Jumat 8 April 2022.
Dwikorita mengatakan, peringatan dini juga diberikan dari 3 jam hingga 30 menit sebelum kejadian dan disampaikan pula melalui fitur khusus peringatan dini infoBMKG.
"Namun kami juga memohon barangkali dimungkinkan peringatan dini ini bisa ditayangkan pada layar yang ada di jalan tol, untuk informasi jalan tol," kata dia.
Dwikorita berharap, dengan informasi yang disebarluaskan tidak hanya melalui aplikasi ponsel, sehingga BMKG berupaya untuk dapat berkoordinasi dengan pengelola jalan tol, agar peringatan dini juga masuk di dalam info jalan tol.
"BMKG juga akan menyampaikan prakiraan cuaca untuk tempat ibadah serta prakiraan cuaca menjelang hingga Idul Fitri," ucap dia.
Siapkan Alat
Selain itu, Dwikorita menyebut, pihaknya mempersiapkan prakiraan cuaca khusus untuk tempat wisata disertai dengan adanya peringatan dini.
Sementara, menurut Dwikorita, BMKG telah mempersiapkan peralatan yang sudah terpasang di seluruh wilayah Indonesia dan terkalibrasi serta beroperasi dengan baik. Terdapat 40 radar cuaca dan ribuan peralatan yang terpasang guna mendukung kelancaran mudik Lebaran.
Kemudian AWOS (Automated Weather Observing System) juga terpasang di hampir semua bandara di Indonesia, yang memiliki stasiun meteorologi di 98 lokasi.
"Kami menyiapkan radar khusus untuk penyeberangan, yaitu radar maritim, terutama di Gilimanuk-Ketapang, juga di antara Pulau Lombok dan Flores dan juga di Selat Sunda," jelas dia.
Dwikorita mengharapkan layanan cuaca BMKG dapat mendukung kelancaran pemerintah mewujudkan mudik aman dan juga mudik sehat.
Advertisement