Liputan6.com, Jakarta Pangeran Harry baru saja menyelesaikan Invictus Games kelima, sebuah kompetisi olahraga adaptif untuk para veteran yang berlangsung di berbagai kota setiap tahun. Perlombaan tersebut dibentuk oleh Harry ketika menjadi veteran tempur, dan tahun ini kompetisi ini diselenggarakanmenandai kembalinya Olimpiade setelah dua tahun absen karena pandemi.
Dilansir dari Fatherly, banyak yang telah berubah bagi Harry dalam dua tahun itu, termasuk menjadi ayah dari dua anak, dan secara resmi meninggalkan keluarga kerajaan, dan pindah ke Amerika Serikat. Namun satu hal yang tidak berubah adalah komitmen tahunannya pada Invictus Games, dan dalam wawancara baru-baru ini, ia membagikan bagaimana dirinya memperkenalkan olahraga adaptif pada anak-anaknya, termasuk membahas tentang disabilitas dengan mereka.
Advertisement
Invictus Games menawarkan dukungan, rehabilitasi, dan komunitas untuk veteran yang terluka, sakit, dan terluka melalui olahraga adaptif.
Harry menceritakan bagaimana ia membawa kedua anaknya ikut bermain Invictus Games ketika keduanya sudah cukup besar. Sebagaimana hasil wawancara dari People, Harry menyebutkan kalau jawabannya adalah standar dari apa yang Anda harapkan dari seorang ayah tentang memperkenalkan anak-anaknya. Archie, yang berusia 3 tahun pada 6 Mei, dan Lilibet yang berusia 10 bulan dari istrinya Meghan Markle, pada dasarnya menyukai permainan. Jadi Harry memang berencana mengikutsertakan keduanya saat mereka sudah cukup umur.
Harry menjawab betapa ia tidak sabar untuk melihat anak-anaknya cukup besar sehingga ia bisa mengajak mereka ke Olimpiade bersamanya.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Sudah memperkenalkan Archie ke olahraga adaptif.
Sebelum itu, Harry sudah memperkenalkan Archie ke olahraga adaptif.
“Saya menunjukkan kepada Archie video basket kursi roda dan rugby dari Invictus Games di Sydney, dan ia sangat menyukainya,” kata Harry.
“Saya menunjukkan kepadanya bagaimana beberapa [pemain] kehilangan kaki dan menjelaskan bahwa beberapa juga mengalami cedera yang tidak terlihat. Bukan karena ia bertanya, tapi karena saya ingin memberitahunya. Anak-anak memahaminya, dan melihat melalui matanya itu sangat menakjubkan karena tanpa filter dan penuh kejujuran," katanya.
Advertisement
Apa itu olahraga adaptif?
Dikutip dari Kartunet.com, olahraga adaptif merujuk pada olahraga yang dimodifikasi atau diciptakan untuk memenuhi kebutuhan khusus atau kedisabilitasan. Penyelenggaraan program olahraga adaptif dapat dilakukan dengan beragam setting yang terpadu untuk anak atau individu berkebutuhan khusus. Settingan ini membantu para anak atau individu berkebutuhan khusus agar dapat berinteraksi dengan partisipan yang nondisabilitas ataupun sebaliknya.
Bertolak pada pengertian di atas, sebuah olahraga dikatakan sebagai olahraga adaptif apabila cara melakukan, peralatan, dan aturannya dimodifikasi berdasarkan kebutuhan anak atau individu berkebutuhan khusus, contohnya saja olahraga basket. Olahraga basket bisa dimodifikasi menjadi bola basket kursi roda, yakni olahraga basket menggunakan kursi roda yang mendukung anak atau individu disabilitas tubuh.
Dilaporkan oleh Gannon (1981) dalam Sri Widati dan Murtadlo (2007), pada tahun 1870-an sekolah Ohio menjadi sekolah pertama untuk disabilitas pendengaran yang mengajarkan olahraga basket dan sekolah negara bagian di Illinois memperkenalkan football pada murid berkebutuhan khusus pada 1885. Pada 1906, sekolah Wisconsin memperkenalkan olahraga basket pada murid-murid disabilitas pendengaran. Sejak dikenalkannya bola basket pada murid-murid disabilitas pendengaran, sekolah-sekolah untuk murid disabilitas pendengaran terus bertanding satu sama lainnya dan semakin berkembang melawan para atlet dari sekolah-sekolah reguler.