Liputan6.com, Jakarta - Berbelanja jelang Lebaran merupakan sebuah kegiatan yang lazim dilakukan di bulan Ramadhan. Apalagi, saat ini melakukan aktivitas ini semakin dimudahkan dengan adanya platform e-commerce.
Riset iPrice mengungkapkan, setiap generasi rupanya memiliki kebiasaan atau perilaku dalam berbelanja secara daring yang berbeda-beda, selama bulan Ramadan.
Advertisement
Menggunakan data internal dari Google Analytics, iPrice melakukan analisis untuk mencari tahu keunikan perilaku belanja online pada generasi milenial dan gen z, dalam dua pekan pertama Ramadan 2022.
Mengutip laporan iPrice, Jumat (29/4/2022), di antara dua generasi tersebut, gen-z tampaknya lebih akrab dengan kegiatan belanja online, dan mengungguli milenial soal perilaku ini.
Bulan Ramadan 2022, terlihat jumlah traffic generasi z yang berbelanja online mencapai 53 persen. Ini mirip dengan periode bulan puasa tahun lalu di mana angkanya mencapai 57 persen, sementara milenial hanya 43 persen.
Meski begitu, tercatat ada kenaikan traffic belanja online di generasi milenial sebesar 4 persen pada tahun 2022, menjadi 47 persen.
"Hal ini sangat wajar mengingat mereka yang sudah harus kembali bekerja dari luar rumah, sehingga kegiatan online menjadi pilihan yang sangat praktis," tulis iPrice dalam laporannya.
Dari segi waktu, pergeseran kebiasaan di bulan Ramadan juga berpengaruh pada perilaku belanja online pada kaum milenial maupun gen-z. Salah satunya adalah bangun lebih awal untuk sahur.
iPrice menemukan, terdapat lonjakan traffic di kedua generasi mulai dari jam 2 sampai 4 pagi, yaitu sebesar 203 persen untuk milenial dan 224 persen untuk gen z, dibandingkan dua pekan sebelum Ramadan.
"Ternyata jam senggang sebelum sahur ini bukan hanya digunakan untuk mempersiapkan sahur tapi juga mencari barang, promosi dan diskon dari toko online," tulis iPrice.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
**Pantau arus mudik dan balik Lebaran 2022 melalui CCTV Kemenhub dari berbagai titik secara realtime di tautan ini
Produk Fesyen Teratas
Pola lainnya adalah jelang berbuka puasa, di mana angkanya menurunan di kedua generasi pada jam 5 sore, berkurang 28 persen pada milenial dan berkurang 35 persen pada gen-z.
Dari sisi produk, terlihat bahwa fesyen dan kecantikan menjadi produk yang mendominasi lima produk teratas pada dua generasi.
Untuk gen-z, gamis berada di peringkat kedua dengan persentase 21,5 persen, diikuti pencuci muka sebanyak 18,8 persen, dan shampoo di peringkat ke lima dengan persentase 14,1 persen.
Persentase mirip juga dicatat dari generasi milenial, di mana gamis di peringkat kedua dengan persentase 28,8 persen, diikuti shampoo (12,7 persen) di peringkat keempat dan pembersih muka (11,6 persen) di peringkat kelima.
iPrice menilai, ini dipengaruhi oleh bisa berkumpulnya keluarga di Hari Raya Idul Fitri tahun ini, sehingga banyak orang cenderung ingin terlihat lebih rapi dengan pakaian bagus dan kulit sempurna di hari raya.
Barang elektronik juga dilaporkan masuk ke dalam lima produk paling populer di kalangan milenial dan gen-z selama bulan Ramadan.
Smartphone berada di peringkat pertama untuk kedua generasi, dengan persentase milenial dan gen Z masing-masing sebesar 30,5 persen dan 28,1 persen. Sementara laptop ada di peringkat keempat untuk gen Z (17,6 persen) dan ketiga untuk milenial (16,5 persen).
iPrice menilai, meski daftar lima produk teratas mirip, namun mereka bisa melihat ada perbedaan preferensi di kalangan generasi z dan milenial.
"Kalangan yang lebih muda (gen Z) menyambut perayaan Idul Fitri dengan mempercantik diri, sedangkan kalangan milenial dengan membeli barang elektronik," tulis iPrice.
Adapun, untuk mengetahui tentang laporan dan metodologi riset secara lebih lengkap, dapat mengunjungi https://iprice.co.id/trend/insights/gen-z-atau-milenial-siapa-yang-lebih-suka-berbelanja-di-bulan-ramadan/
Advertisement
Makin Banyak Masyarakat Belanja Online
Di sisi lain, riset juga mengungkapkan akan semakin banyak masyarakat Indonesia yang belanja online, untuk kebutuhan bulan Ramadan tahun ini dibandingkan tahun lalu.
Survei yang dilakukan The Trade Desk dan YouGov mencatat, dua dari tiga atau 68 persen konsumen Indonesia, punya rencana berbelanja online di bulan Ramadan nanti. Angka ini meningkat 19 persen dari tahun ke tahun.
Dalam survei ini, seluruh data yang dimuat, kecuali disebutkan, diambil oleh YouGov Singapore, dengan jumlah sampel yang terlibat adalah 2.149 orang dewasa.
Survei dilakukan secara daring dari 10 sampai 14 Januari 2022, dengan data yang diambil merupakan representasi dari orang Indonesia berusia 18 tahun ke atas.
Dalam keterangannya, dikutip Selasa (1/3/2022), momen belanja bulan Ramadan akan dimulai pada akhir Februari, dan bakal semakin meningkat sepanjang Maret, sebelum sampai di puncaknya pada pertengahan April.
Laporan menunjukkan, meski konsumen sudah berencana untuk berbelanja secara intens dua sampai tiga pekan sebelum Idul Fitri, mereka juga berencana untuk berbelanja jauh sebelum bulan Ramadan.
Survei ini menemukan, 91 persen responden adalah konsumen yang terencana saat mereka membelanjakan THR-nya.
Angin Segar Bagi Pengiklan
Florencia Eka, Country Manager, The Trade Desk Indonesia mengatakan, survei ini adalah angin segar bagi para pengiklan di tengah ketidakpastian.
"Di tengah-tengah segala ketidakpastian, survei ini memberikan angin segar kepada para pengiklan sebab jumlah konsumen yang akan berbelanja di Ramadan tahun ini meningkat dibandingkan tahun lalu," kata Florencia.
Ia mengatakan, pengiklan yang memanfaatkan kesempatan ini dalam menyusun strategi mereka, akan menikmati keberhasilan aktivasi brand dan mampu menjadi pilihan utama bagi konsumen selama Ramadan, bahkan setelahnya.
Berdasarkan survei, ditemukan bahwa responden banyak menghabiskan waktu selama Ramadan di ranah digital.
Responden menyebutkan beberapa kanal di open internet mulai dari menonton TV dan film secara daring hingga streaming musik, sampai menonton video pendek dan membaca konten online.
Temuan ini menunjukkan, orang Indonesia akan menghabiskan lebih dari setengah waktu digital mereka di open internet, di mana kanal-kanal ini membuka peluang yang berharga bagi pengiklan modern.
(Dio/Ysl)
Advertisement