Liputan6.com, Jakarta Model berdarah campuran Australia dan Batak, Nadya Yuti Hutagalung atau yang akrab disapa Nadya Hutagalung baru saja membagikan kisahnya soal rambut.
Pasalnya, wanita yang telah memulai karir modelling-nya sejak usia 12 tahun tersebut merasakan perjuangan yang berkaitan dengan rambutnya.
Advertisement
"Selama bertahun-tahun saya berjuang dengan apa yang diharapkan dengan apa yang saya rasakan," tulis Nadya dalam unggahan melalui akun Instagram pribadinya @nadyahutagalung pada Kamis, 28 April 2022.
Hal tersebut lantaran wanita berusia 47 tahun ini sempat berupaya untuk menutupi ubannya. Bahkan ketika sedang sibuk-sibuknya dalam pekerjaan, Nadya sempat mewarnai rambutnya setiap dua minggu sekali.
Menurutnya, mewarnai rambut mungkin akan membuatnya terlihat lebih baik dan cocok. Namun kebiasaan tersebut tidaklah cocok dengan gaya hidup dan kepercayaan yang dianutnya.
Selama ini Nadya menjadi salah satu wanita yang menerapkan pola hidup sehat dan juga dikenal sebagai aktivis lingkungan hidup.
"Telah melakukan advokasi untuk hidup sehat dan planet yang sehat selama beberapa dekade, satu hal yang mengganggu saya adalah ketika saya harus terus-menerus mewarnai rambut," kata Nadya.
"Ini (mewarnai rambut) menghabiskan waktu, uang, dan bahan kimia tambahan yang saya pribadi lebih suka hidup tanpanya," Nadya menuturkan.
Kini, dirinya mengaku jauh lebih bebas karena telah memilih untuk mencintai rambutnya yang beruban dengan apa adanya.
"Sekarang saya merasa jauh lebih bebas. Saya mencintai rambut saya akhir-akhir ini karena terasa lebih sehat, lebih kuat, dan terus terang, jauh lebih menarik dari sebelumnya," ujar Nadya.
Menua Menjadi Bagian Alami Manusia
Lebih lanjut Nadya menuturkan bahwa beberapa tahun lalu, ia pun pernah melakukan polling melalui Instagram pribadinya tersebut.
Kala itu, Nadya membahas soal kapan waktu yang tepat untuk wanita beruban. Ia pun merasa terkejut karena kebanyakan dari pengikutnya di sana menjawab bahwa tidak ada waktu yang paling tepat.
"Nah, beginilah, saya beruban dan benar-benar menyukainya. Kita menua, itu bagian alami dari menjadi manusia," ujar Nadya.
Sejak lama, uban memang menjadi salah satu hal yang dapat memicu kekhawatiran seseorang. Bahkan, tak sedikit pula yang merasa tidak nyaman dengan uban di rambutnya dan memilih untuk mewarnai rambut.
Upaya tersebut merupakan pilihan masing-masing individu. Namun seperti yang mungkin telah Anda ketahui, uban memang akan secara alami muncul seiring bertambahnya usia.
Mengutip laman WebMD, folikel rambut memiliki sel pigmen yang membuat melanin. Pigmen tersebutlah yang dapat memberi warna pada rambut.
Ketika usia bertambah, sel-sel tersebut mulai mati secara alami. Tanpa pigmen, helai rambut baru tumbuh lebih terang. Sehingga warnanya berubah menjadi abu-abu, perak, hingga menjadi putih pada akhirnya.
Advertisement
Mengenal Uban Lebih Dalam
Stres menjadi salah satu penyebab yang kerap kali dikaitkan sebagai biang kerok dari munculnya uban. Namun sebenarnya, uban lebih bergantung pada gen yang Anda miliki lho.
Seberapa cepat uban muncul dapat ditentukan oleh genetik. Sehingga bila orangtua Anda telah beruban pada usia 30-an, maka kemungkinan besar Anda juga dapat mengalaminya.
Tumbuhnya uban juga bisa dipengaruhi oleh ras. Rata-rata, orang Asia seperti Indonesia akan mulai tumbuh uban pada akhir 30-an. Sedangkan pada orang Afrika-Amerika misalnya, biasanya uban baru terlihat pada usia 40-an.
Terlebih, ada pula sebuah kondisi yang dapat menyebabkan uban muncul lebih cepat 10 tahun lebih awal dari yang seharusnya. Kondisi tersebut disebut dengan uban prematur.
Begitupun masalah kesehatan tertentu. Seseorang bisa tumbuh uban dengan lebih cepat akibat masalah kesehatan tertentu.
Seperti saat kekurangan vitamin B12, memiliki tumor tertentu, penyakit tiroid, vitiligo, atau alopecia areata.
Alopecia areata bisa menyebabkan uban seolah muncul tiba-tiba karena rambut yang tersisa berwarna putih. Saat tumbuh kembali pun, itu bisa tetap berwarna abu-abu, putih, atau justru kembali pada warna normal rambut Anda.
Pemicu Lainnya
Mengutip laman Medical News Today, uban juga dikaitkan dengan kebiasaan merokok. Studi dalam Italian Dermatology Online Journal menemukan bahwa perokok 2,5 kali lebih mungkin untuk beruban sebelum usia 30 tahun daripada non-perokok.
Sebuah studi tahun 2015 di Journal of American Academy of Dermatology juga menunjukkan bahwa merokok dikaitkan dengan uban prematur pada usia muda.
Meskipun uban dapat muncul secara alami lewat bertambahnya usia, masih ada lho beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegahnya. Mulai dari mencegah stres hingga menjaga gaya hidup.
Stres oksidatif juga memainkan peran dalam hal pertumbuhan uban. Stres oksidatif merupakan kondisi dimana adanya ketidakseimbangan jumlah radikal bebas dalam tubuh.
Terlalu banyak stres oksidatif dapat meningkatkan perkembangan penyakit, termasuk kondisi pigmen kulit vitiligo.
Vitiligo sendiri memang diketahui dapat mengubah warna rambut menjadi putih karena kematian sel melanin atau hilangnya fungsi sel.
Advertisement