Bentrokan di Al Aqsa Terbaru, 12 Orang Terluka

Bentrokan baru antara warga Palestina dan polisi Israel terjadi di kompleks Masjid Al Aqsa Yerusalem.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 29 Apr 2022, 14:18 WIB
Ilustrasi bentrok kembali pecah di Masjid Al Aqsa, Kota Tua Yerusalem, 15 April 2022. (AP Photo/Mahmoud Illean)

Liputan6.com, Yerusalem - Bentrokan baru antara warga Palestina dan polisi Israel terjadi di kompleks Masjid Al Aqsa Yerusalem. Bulan Sabit Merah Palestina mengatakan insiden itu melukai 42 orang pada hari Jumat, namun pembaruan dari Palang Merah Palestina menyebut 12 orang terluka.

Insiden kerusuhan terbaru di Al Aqsa ini terjadi setelah berminggu-minggu kekerasan pecah di lokasi tersebut.

Polisi Israel mengatakan pasukan memasuki kompleks setelah "perusuh" melemparkan batu dan kembang api, termasuk ke arah Tembok Barat, situs suci Yahudi di bawah Al Aqsa.

Menurut sebuah pernyataan pihak kepolisian Israel, petugas menggunakan "cara pembubaran kerusuhan" untuk menahan kerusuhan. Saksi dan wartawan AFP mengatakan polisi menembakkan gas air mata dan peluru karet.

Bulan Sabit Merah mengatakan bahwa sebagian besar dari mereka yang terluka menderita "cedera tubuh bagian atas."

Bentrokan telah mereda setelah salat subuh, menurut saksi mata dan wartawan AFP.

Mengutip laporan AFP, Jumat (29/4/2022), ketegangan dilaporkan masih terasa di lokasi jantung kota tua berdinding Yerusalem, bagian dari Yerusalem timur yang dicaplok Israel.

Kerusuhan baru ini terjadi ketika umat Islam menandai Jumat terakhir di bulan suci Ramadhan, yang akan berakhir awal pekan depan.

Selama dua minggu terakhir, lebih dari 250 warga Palestina telah terluka dalam bentrokan di kompleks Al Aqsa, situs tersuci ketiga Islam yang merupakan situs paling suci bagi orang Yahudi, yang menyebutnya Temple Mount.

Kekerasan di Yerusalem timur yang dicaplok Israel telah menimbulkan kekhawatiran akan konflik bersenjata lain yang serupa dengan perang 11 hari tahun lalu antara Israel dan kelompok militan Palestina Hamas, yang dipicu oleh kerusuhan serupa di Al Aqsa.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Krisis Palestina di Al Aqsa Kian Mengkhawatirkan, Indonesia Minta OKI Gelar Pertemuan Luar Biasa

Ilustrasi Al-Aqsa di Yerusalem. (Mostafa Alkharouf - Anadolu Agency)

Sementara itu, pertemuan luar biasa tingkat Wakil Tetap negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (the Open-Ended Meeting of the Executive Committee at the Level of Permanent Representatives) telah berhasil terselenggara di markas OKI. Perhelatan yang digelar di Jeddah, pada 25 April 2022 merupakan permintaan Indonesia.

Mengutip situs Kemlu RI, Selasa (26/4/2022), pertemuan ini dilatarbelakangi oleh perkembangan yang kian mengkhawatirkan di Palestina, terutama di Masjid Al Aqsa. 

Pertemuan luar biasa tersebut dipimpin oleh Saudi Arabia selaku Ketua Executive Committee dan dihadiri oleh Sekretaris Jenderal OKI, dan Wakil Tetap negara anggota OKI.

​Dalam sambutannya, Sekretaris Jenderal OKI, Hissein Brahim Taha menekankan komitmen OKI untuk terus mendukung perjuangan bangsa Palestina hingga meraih kemerdekaannya. Lebih lanjut Hissein Brahim Taha menyampaikan OKI telah mengirim surat ke sejumlah international actors berisi penolakan dan pengecaman terhadap upaya penjajah Israel untuk menerapkan penyekatan/pembatasan yang bersifat sementara maupun sebagian dari kompleks mesjid Al Aqsa.

OKI meminta agar international actors menekan dan menghentikan agresi Israel ke Palestina khususnya tanah suci Al Aqsa.

Wakil Tetap Indonesia untuk OKI, Duta Besar Eko Hartono, menjelaskan posisi pemerintah Indonesia, yang mengutuk serangan tentara Israel ke dalam kompleks Al Aqsa, menembaki warga Palestina yang tengah beribadah, dan serangan ke jalur Gaza, termasuk upaya Israel melakukan penyekatan akses ke dalam komplek Al Aqsa.

Tindakan tersebut diyakini hanya akan menyebabkan konfrontasi yang lebih luas dan menambah penderitaan rakyat Palestina.

 


Indonesia Ajak Anggota OKI Hentikan Agresi Israel

Ilustrasi Indonesia. (Pexels)

Pertama, Indonesia mengajak semua anggota OKI menggunakan berbagai jalur komunikasi untuk menghentikan agresi Israel dan memastikan status quo mesjid Al Aqsa.

Kedua, memastikan bahwa isu Palestina terus menjadi perhatian dunia internasional.

Ketiga, mendorong dihidupkannya kembali proses perdamaian.

Keempat, agar negara anggota OKI senantiasa terus memberikan dukungan dan mengirimkan bantuan bagi rakyat Palestina. 

Negara-negara OKI mengecam tindakan agresi militer Israel. OKI juga sepakat untuk mendorong dimulainya kembali proses perdamaian menuju negara Palestina yang merdeka dan berdaulat dengan Jerusalem Timur sebagai ibu kotanya.

OKI meminta aktor-aktor internasional seperti Dewan Keamanan PBB untuk segera mengambil langkah menekan dan menghentikan agresi Israel tersebut.

Sebagai langkah kongkret, Indonesia kembali mengusulkan pelarangan impor produk-produk Israel ke pasar negara-negara anggota OKI. 

Sekjen OKI dan seluruh negara peserta yang hadir sangat mengapresiasi dan berterima kasih kepada Indonesia atas gagasan penyelenggaraan pertemuan luar biasa ini.

Bagi Indonesia, dukungan terhadap Palestina merupakan amanat konstitusi yaitu menghapuskan penjajahan dan ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.


Raja Yordania, Pangeran Abu Dhabi, dan Presiden Mesir Bahas Masjid Al Aqsa

Dalam pertemuan antara Pangeran Uni Emirat Arab Mohamed bin Zayed (MbZ) yang juga menggelar dialog dengan Raja Abdulah II dari Yordania, serta Presiden Abdel Fatah Al-Sisi dari Mesir, isu di Masjid Al-Aqsa turut menjadi pembahasan. Beberapa waktu lalu, terjadi bentrokan antara warga Palestina dan aparat Israel. Tindakan Israel memicu kecaman dari para pemimpin Muslim dan pihak Israel akhirnya melarang warga non-Muslim masuk area tersebut hingga akhir Ramadhan 2022. Namun, ketiga pemimpin turut membahas isu personal, seperti masalah kesehatan Raja Yordania yang baru-baru ini menjalani operasi. Pangeran Abu Dhabi dan Presiden Al-Sisi mengucapkan selamat karena operasi berjalan sukses. "Ketiga pemimpin juga menyentuh perkembangan-perkembangan yang terjadi di kota Yerusalem dan Masjid Al-Aqsa, menekankan perlunya untuk menghentikan tindakan-tindakan yang melanggar kesakralan dari masjid suci dan mengubah status quo di sana, serta menghindari eskalasi dan menenangkan situasi," tulis laporan WAM. Ketiga pemimpin itu menegaskan bahwa perdamaian dan stabilitas diperlukan untuk pembangunan region dan mencapai aspirasi rakyat. Isu Ukraina juga jadi pembahasan, termasuk konsekuensi ekonomi. Ketiga pemimpin meminta semua pihak agar menggunakan upaya maksimum untuk menyelesaikan konflik melalui diplomasi dan dialog. "Mereka mengungkap kekhawatiran mereka terhadap situasi kemanusiaan yang memburuk akibat krisis itu dan menegaskan perlunya solusi politik yang urgen," tulis WAM. Raja Yordania, Pangeran Abu Dhabi, dan Presiden Mesir pun turut berdoa bersama agar adanya kebaikan, stabilitas, dan kedamaian bagi negara-negara Arab dan Islam, serta masyarakat dunia.
Infografis 4 Cara Tampil Menawan Saat Foto Pakai Masker Cegah Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya