Liputan6.com, Jakarta - Indonesia sudah menempati peringkat ke-5 sebagai negara dengan investor kripto terbesar di Asia Tenggara. Indonesia juga berada di peringkat 25 dunia untuk adopsi kripto-nya.
Menurut Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti), ada 12,4 juta orang yang berinvestasi kripto di Indonesia per Februari 2022, meningkat sekitar tiga kali lipat dari 4 juta investor pada 2020.
Advertisement
CEO sekaligus Co-founder Zipmex, Marcus Lim percaya dengan perkembangan kripto dan peraturan pemerintah mengenai sektor kripto di Indonesia. Marcus percaya peraturan pemerintah adalah kebutuhan yang akan memberikan perlindungan bagi dunia usaha dan investor ritel kripto.
“Dengan adanya peraturan yang berlaku akan meminimalkan potensi penipuan, pencurian, dan penyalahgunaan dari aset kripto,” ujar Marcus kepada Liputan6.com, Selasa (3/5/2022).
Hal ini juga terjadi di Inggris. Pemerintah berencana untuk mengatur pasar kripto. Contoh lain dari Amerika Serikat (AS), Presiden Joe Biden juga telah menandatangani Perintah Eksekutif, sebuah pendekatan pemerintah untuk mengatasi risiko dan memanfaatkan potensi manfaat aset digital. Hal itu dilakukan untuk melindungi konsumen, stabilitas keuangan, nasional keamanan, dan mengatasi risiko iklim industri.
Komitmen Zipmex
Di Indonesia, Zipmex terdaftar dan diatur di bawah Bappebti dan Kominfo, oleh karena itu menyediakan kepastian dan kedudukan hukum operasinya di dalam negeri bagi penggunanya, investor, dan pemerintah Indonesia.
Salah satu mispersepsi terbesar tentang investasi kripto di Indonesia adalah bagaimana hal itu dianggap sebagai aktivitas yang berisiko, menakutkan, dan mengintimidasi.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Kampanye Zipmex
Bagi Marcus, penting untuk tidak hanya memperkenalkan aset kripto sebagai cara lain untuk menghasilkan uang, tetapi juga menginformasikan dengan jelas orang-orang yang tertarik dengan investasi kripto memiliki alasan yang bijaksana dan membuat rencana yang logis.
Zipmex Indonesia baru-baru ini meluncurkan kampanye bernama "Crypto Revolution”. Kampanye ini ditujukan untuk mengedukasi masyarakat Indonesia terutama yang memiliki minat untuk berinvestasi di aset kripto.
Melihat potensi kripto Indonesia yang besar, Marcus mengatakan ingin mengubah pola pikir masyarakat Indonesia soal investasi kripto.
“Zipmex ingin merevolusi pola pikir bahwa berinvestasi dalam aset kripto tidak hanya untuk perdagangan, tetapi juga dapat digunakan sebagai investasi jangka panjang,” ujar Marcus.
“Zipmex berencana untuk mencapai misinya dengan menyediakan sumber daya pendidikan yang mudah dipahami untuk siapa saja yang ingin mempelajari lebih lanjut tentang aset kripto dan teknologi blockchain,” pungkas Marcus.
Advertisement
CEO Perusahaan Kripto Ini Prediksi Bitcoin Bisa Sentuh Rp 1,4 Miliar dalam Setahun
Sebelumnya, CEO perusahaan pinjaman kripto Nexo, Antoni Trenchev ungkap prediksinya untuk kripto terbesar berdasarkan kapitalisasi pasar, Bitcoin baru-baru ini.
Trenchev prediksi, harga Bitcoin dapat menyentuh USD 100.000 atau sekitar Rp 1,4 miliar dalam kurun waktu 12 bulan.
Dia mengatakan, khawatir tentang prospek jangka pendek Bitcoin, karena banyaknya sentimen yang menunjukkan harga akan jatuh seiring dengan pasar keuangan tradisional, the Federal Reserve yang mulai melepaskan program stimulus moneternya yang besar.
Namun, menurut Trenchev hal tersebut tidak bertahan lama, karena cepat atau lambat pada gilirannya pasar kripto dan bitcoin akan kembali membaik.
"Kecelakaan dalam saham kemungkinan berarti bank sentral AS pada akhirnya akan kembali ke pelonggaran dalam waktu singkat. Itu memberikan dorongan lebih lanjut untuk kripto,” ujar Trenchev dikutip dari CNBC, ditulis Senin, 2 Mei 2022.
Jika perkiraan Trenchev benar, itu berarti harga Bitcoin akan naik lebih dari dua kali lipat tahun ini. Sebelumnya, pada Januari 2020 Trenchev memperkirakan harga Bitcoin akan mencapai USD 50.000 pada akhir tahun itu. Namun, banyak orang tidak percaya dan menertawai dirinya.
Prediksi Trenchev 2020 memang tidak menjadi kenyataan. Bitcoin hanya berhasil mencapai level tertinggi lebih dari USD 29.000 tahun itu. Akan tetapi, cryptocurrency akhirnya melampaui USD 50.000 itu pada Februari 2021.
Hambatan Pasar Kripto
Para pendukung kripto sering mengatakan pasar kripto telah matang, dan ada banyak likuiditas sekarang karena institusi Wall Street utama seperti Jump Trading dan Jane Street mulai berbondong-bondong ke aset digital.
Sementara itu, “Whale” (investor besar yang mampu menggerakkan pasar) kripto seperti Do Kwon, salah satu pendiri perusahaan blockchain Terra Labs, telah membeli Bitcoin senilai jutaan dolar dengan keyakinan itu bisa menjadi mata uang "cadangan" di masa depan.
Meskipun begitu, Trenchev mengatakan ada beberapa hambatan untuk pasar kripto. Misalnya, lingkungan peraturan global tetap terfragmentasi dan pasar kripto yang masih tetap tidak stabil. Secara khusus, Bitcoin tetap sangat berkorelasi dengan pasar saham, khususnya indeks Nasdaq. Sementara saham tetap bergejolak, begitu juga Bitcoin.
Advertisement