Liputan6.com, Jakarta Awan (32) menyetir sekitar 14 jam dalam perjalanan mudik Lebaran 2022 dari Tangerang Selatan (Tangsel) menuju Yogyakarta pada Kamis, 28 April 2022. Padahal biasanya rute tersebut bisa ditempuh dengan kecepatan standar sekitar 8-9 jam.
Membludaknya kendaraan dari Jakarta menuju timur membuat Awan beserta ribuan kendaraan lain terjebak Tol Cikampek berjam-jam. Hal ini berimbas pada lama perjalanan mudik kali ini.
Advertisement
Alhasil, Awan yang tadinya berangkat segar bugar dari Tangsel saat subuh sampai Jogja sekitar pukul 21.00 WIB sudah lemas dan lelah.
"Badan sudah capek banget, kaki pegal juga gas rem gas rem. Ngantuk juga ini," cerita Awan kepada Liputan6.com.
Awan dan jutaan orang lain yang mudik tahun ini juga alami hal serupa. Hal ini rentan membuat seseorang alami kelelahan.
Kelelahan usai perjalanan darat yang lama dan panjang memang rentan terjadi pada para pemudik yang naik mobil, bus atau motor. Ketika alami kelelahan hal ini terkait dengan daya tahan tubuh seseorang yang cenderung menurun. Akibatnya, bisa lebih mudah terpapar penyakit seperti disampaikan dokter spesialis penyakit dalam konsultan Ari Fahrial Syam.
"Kelelahan berhubungan dengan penurunan daya tahan tubuh dan akhirnya membuat tubuh kita mudah terinfeksi oleh kuman atau virus terutama bakteri dan virus penyebab penyakit infeksi saluran cerna (diare) dan penyakit infeksi saluran pernafasan atas (flu, batuk pilek dan sakit tenggorokan)," kata Ari lewat pesan teks ke Health-Liputan6.com ditulis Sabtu (30/4/2022).
Ingat, Masih Pandemi, Daya Tahan Tubuh Harus Dijaga
Selain penyakit di atas, Ari juga mengingatkan bahwa kita masih berada dalam situasi pandemi COVID-19. Ini artinya daya tahan tubuh mesti dijaga agar kuat karena virus SARS-CoV-2 masih ada di sekitar kita.
Bila daya tahan tubuh menurun risiko tertular COVID-19 pun jadi lebih tinggi. Tentu, tidak mau bukan sakit COVID-19.
"Saya mengingatkan bahwa saat ini masih Pandemi COVID-19, orang yang terinfeksi dengan COVID-19 masih ada di sekitar kita walaupun kasusnya sudah berkurang, kondisi daya tahan tubuh menurun meningkatkan potensi kita tertular terinfeksi oleh virus SARS-COV-2," terang pria yang juga Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (UI) ini.
Maka dari itu, bagi yang belum berangkat mudik pastikan bugar sebelum mudik. Lalu persiapkan perjalanan mudik dengan matang.
"Pengalaman pribadi saya selama mudik dengan kemacetan yang luar biasa. Sebenarnya dengan persiapan yang baik, mudik bisa lebih menyenangkan walau dengan kemacetan," kata Ari.
Advertisement
Tips agar Segar Kembali
Bagi Anda sudah selamat sampai tujuan mudik, wah selamat! Akhirnya bisa berkumpul bersama keluarga lagi. Namun, ingat jangan diforsir berlebihan. Beristirahatlah dulu usai perjalanan macet mudik kali ini.
Berikut tips dari Ari yang mesti kita lakukan usai melakukan perjalanan mudik panjang yang melelahkan:
- Usahakan tidur minimal 6 jam,
- Konsumsi makanan bernutrisi termasuk sayur dan buah-buahan
- Tetap berolahraga
- Sebisa mungkin menghindari kerumunan
Bila badan sudah segar, tentu lebih nyaman juga kan melakukan aktivitas bersama keluarga yang ada di kampung halaman.
Di kesempatan berbeda, vaksinolog yang juga dokter spesialis penyakit dalam Dirga Rambe Sakti mengatakan untuk menunda keberangkatan mudik bila mendadak tak enak badan. Pastikan diri sudah fit dan sehat baru pergi ke kampung halaman.
"Siapapun yang bergejala ya enggak mudik dulu," kata Dirga dalam Virtual Class bersama Liputan6.com beberapa waktu lalu.
Bila terpaksa mudik dalam kondisi tidak fit atau kurang sehat, sesampainya di tempat tujuan batasi untuk bertemu banyak orang. Terlebih mereka kelompok berisiko seperti orang dengan komorbid, lansia, serta anak yang belum mendapatkan vaksinasi COVID-19.
"Kalau merasa bergejala lalu sampai mudik, di tempat tujuan jangan dulu deh ketemu banyak orang," kata Dirga.
Ini merupakan upaya berjaga-jaga semisal orang tersebut ternyata positif COVID-19 sehingga bisa mencegah penularan yang lebih luas. Seperti diketahui, gejala seseorang positif COVID-19 amat berbeda-beda mulai dari demam, batuk, tenggorokan tak nyaman hingga tak bergejala.