Liputan6.com, Jakarta - Sebuah kapal wisata hilang di lepas pantai Hikkaido, Jepang pada akhir pekan yang lalu. Seminggu kemudian, Jepang menemukan lambung kapal wisata tersebut di lepas pantai utara pada Jumat, 29 April 2022.
Hokkaido adalah pulau utama terbesar kedua di Jepang, dan merupakan Prefektur terbesar dan paling utara di Jepang. Pulau ini sebelumnya dikenal sebagai Ezo, Yezo, Yeso, atau Yesso. Selat Tsugaru memisahkan Hokkaido dari Honshū. Kedua pulau dihubungkan oleh rel kereta bawah laut Terowongan Seikan.
Baca Juga
Advertisement
Penemuan itu terjadi setelah enam hari kapal menghilang dalam kecelakaan yang menewaskan 14 orang dari 26 penumpang termasuk dua anak dan dua awak di dalam perjalanan wisata. Mereka sedang tur ke semenanjung yang terkenal dengan pemandangan pantainya.
“Lambung Kazu I diidentifikasi di perairan sekitar 100 meter di lepas semenanjung Shiretoko di pulau utara Hokkaido dalam rekaman dari kamera bawah air Pasukan Bela Diri Maritim Jepang,” kata penyiar NHK.
Seorang pejabat penjaga pantai tidak segera dapat mengkonfirmasi laporan bahwa kapal telah ditemukan. Sisanya masih belum ditemukan sehingga belum bisa diidentifikasi tewas.
Ia menambahkan, sebuah kapal penjaga Rusia kehilangan pandangan seseorang yang mengenakan jaket pelampung yang terombang-ambing di laut di perairan barat. Sebuah pulau yang disebut Jepang sebagai Kunashiri pada Rabu sore.
Kunashiri yang dikenal dalam bahasa Rusia sebagai Kunashir adalah salah satu dari empat pulau di utara Hokkaido yang berada di tengah-tengah barisan teritorial antara Tokyo dan Moskow. Setelah Uni Soviet merebut pulau-pulau tersebut pada akhir Perang Dunia Kedua.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Kronologi Pencarian
Advertisement
Pencarian
Pencarian dilanjutkan pada hari Senin menggunakan pesawat dan kapal patroli dengan media mengatakan kapal nelayan lokal dari pelabuhan Utoro juga telah dimobilisasi. Para pencari juga menyusuri tebing-tebing terjal di sepanjang garis pantai.
Penjaga pantai mengatakan, akan sulit untuk mengatakan apa yang sebenarnya terjadi pada kapal. Hal itu baru dapat disampaikan setelah mendapatkan lebih banyak bukti atau puing ditemukan.
Kronologi kejadian
Operator kapal telah menelepon untuk melaporkan bahwa kapal itu mengambil air dan miring pada sudut 30 derajat. Hal itu terjadi sesaat sebelum hilang kontak.
Menurut laporan media, gelombang di daerah itu pada hari Sabtu sedang tinggi. Kapal-kapal nelayan yang berangkat pagi-pagi sekali kembali terlambat karena laut lepas.
Kantor berita Kyodo mengatakan, kapal itu adalah kapal wisata pertama yang beroperasi di daerah itu musim ini. Kapal itu bertabrakan dengan benda terapung pada Mei tahun lalu hingga melukai tiga orang dan kandas di perairan dangkal tak lama setelah meninggalkan pelabuhan pada Juni 2021.
Kasus Kapal Tenggalam
Kasus kapal tenggelam sering terjadi. Sebelumnya, sebuah kapal nelayan pembawa 24 orang yang tenggelam sekitar 280 mil di lepas pantai Newfoundland, Kanada, Selasa 15 Februari 2022, kata pejabat Spanyol.
Sebuah kapal nelayan Spanyol yang membawa 24 orang tenggelam Selasa 15 Februari 2022 pagi waktu setempat, ratusan mil di lepas pantai Newfoundland, Kanada, menyebabkan sedikitnya 10 orang tewas dan lebih dari selusin hilang, menurut pejabat maritim Kanada dan Spanyol.
"Tiga orang diselamatkan oleh perahu nelayan lain yang berada di dekatnya ketika kapal setinggi 164 kaki, yang disebut Villa de Pitanxo, tenggelam," kata layanan penyelamatan maritim Spanyol dalam sebuah pernyataan seperti dikutip dari The New York Times, Rabu (16/2/2022).
"Para penyintas berhasil naik ke rakit penolong, yang juga menahan jasad empat awak kapal. Jenazah tiga anggota kru lainnya kemudian ditemukan di dalam air," kata Letnan Cmdr. Brian Owens, juru bicara Satuan Tugas Gabungan Atlantik dan Pusat Koordinasi Penyelamatan Gabungan di Halifax, Nova Scotia. "Tiga jasad tambahan ditemukan di kemudian hari, menurut pejabat maritim Spanyol." (Natalia Adinda)
Advertisement