Liputan6.com, Jakarta - Terjadi proses pembakaran lemak yang gila-gilaan pada orang-orang yang makan hanya dua kali selama menjalankan puasa di bulan Ramadhan. Sahur dengan menu seadanya, dan berbuka pun tidak menerapkan prinsip 'balas dendam'.
Bagi Anda yang berhasil menurunkan berat badan saat berpuasa selama 29 hari, hati-hati, jangan sampai keberhasilan itu langsung terkubur di hari Lebaran.
Advertisement
"Sehingga ada istilahnya, bagaimana kita tidak 'lebaran' setelah Lebaran? Jadi, berat badan tidak naik setelah turun selama puasa. Jangan pada saat Lebaran, angka di timbangan malah bergeser ke kanan," kata dr Vikie Nouvrisia A MGizi SpGK dalam sebuah webinar belum lama ini.
Oleh sebab itu, dokter spesialis gizi klinik Rumah Sakit Karya Bhakti Pratiwi, Bogor, memberikan tips untuk menyiasati 'makan sehat' dengan menu khas Lebaran yang ada.
"Tentunya, kita tidak mungkin berdiet dalam arti benar-benar tidak makan, karena tidak mungkin," Vikie menambahkan.
Meski saat Idul Fitri akan bertemu dengan hidangan yang bersantan, gurih, digoreng, kue-kue, dan minuman manis serta bersoda, itu semua tidak jadi soal selama Anda tahu bagaimana cara menyiasatinya.
1. Makanan bersantan
Vikie mengatakan bahwa proporsi paling besar yang terkandung di dalam santan adalah lemak. Dan, komponen terbesar dari santan adalah minyak kelapa.
Sebenarnya, lanjut Vikie, minyak kelapa ada efek atau benefit bagi kesehatan. Sebab, minyak kelapa ini terdiri dari lemak jenuh.
"Santan ini seringkali dianggap sebagai makanan tinggi kolesterol, apakah benar? Hoaks," kata Vikie.
"Sebenarnya, kolesterol itu terdapat dari lauk hewani. Tetapi bahaya yang bisa kita dapat dari santan ini apabila dipanaskan berulang-ulang," dia menambahkan.
Jangan Panaskan Makanan Bersantan Berulang-Ulang
Menurut Vikie, ketika hidangan khas Lebaran bersantan dipanaskan berulang-ulang, akan terbentuk lapisan minyak yang sifatnya menjadi minyak jenuh.
"Memang sih akan semakin lezat tentunya," katanya.
"Akan tetapi apabila dikonsumsi berlebihan dapat meningkatkan LDL, juga meningkatkan risiko terjadinya penyakit jantung dan pembuluh darah," Vikie menambahkan.
Adapun cara menyiasatinya, Anda bisa mengolah makanan tapi santannya tidak dimasak terlalu lama atau dimasukkan terakhir. Serta tidak dipanaskan berulang-ulang.
"Kita bisa masak atau menyediakan secukupnya. Kalau bisa habis dalam satu hari, sehingga tidak perlu dipanaskan berulang-ulang," katanya.
"Kemudian ambil secukupnya saja, terutama kuahnya," ujar Vikie.
Advertisement
Siasati Makanan Berlemak Saat Idul Fitri
Makanan jenis satu ini tak dapat dielak kelezatannya. Namun, ingat bahwa terlalu banyak mengonsumsi makanan berlemak dapat meningkatkan massa lemak tubuh yang akhirnya dapat meningkatkan risiko obesitas.
Vikie, mengatakan, lemak jenuh biasanya didapat dari kulit ayam, daging merah yang berlemak, ada gajih dari daging atau jeroan.
"Selain lemak, ada kolesterol di makanan tersebut. Baik lemak jenuh dan kolesterol dapat meningkatkan kadar kolesterol darah atau lemak jahat," katanya.
"Sehingga dapat menyebabkan berbagai risiko penyakit terutama jantung koroner. Jadi, harus hati-hati," ujarnya.
Cara menyiasatinya, ambil secukupnya dalam porsi yang tidak berlebihan. Kalau bisa tidak pakai tambah.
"Kita juga memilih lauk yang rendah lemak seperti ayam tanpa kulit, kacang-kacangan dan produknya," ujar Vikie.
Makanan Bergoreng atau Gorengan
Pun dengan makanan satu ini. Yang di dalamnya terkandung lemak trans. Mengonsumsi lemak trans dapat meningkatkan LDL dan menurunkan HDL.
"Masih boleh kok dikonsumsi tapi batasi. Jangan terlalu banyak," katanya.
Karena lemak trans lazimnya terdapat di makanan yang digoreng, juga di dalam margarin, mentega, dan daging olahan, Anda dapat mengganti minyak atau mentega tersebut dengan minyak kedelai atau kacang tanah.
"Tapi syaratnya tidak dimasak dengan api besar," ujarnya.
"Karena minyak-minyak nabati seperti ini titik didihnya lebih rendah dibanding minyak kelapa atau minyak kelapa sawit," ujarnya.
Konsumsi Sayuran Sebelum atau Sesudah Santap Hidangan Khas Lebaran
Baik sayur maupun buah-buahan adalah makanan kaya akan serat. Serat, kata Vikie, dapat mengurangi penyerapan lemak di saluran cerna.
"Jadi, jangan lupa tetap di piring makan kita ada sayurannya," ujarnya.
Selain itu, Vikie juga menyarankan untuk berolahraga. Terlebih selama puasa Ramadhan biasanya orang-orang mengurangi aktivitas fisik atau kebiasaan olahraganya.
Advertisement