Liputan6.com, Manila - Sedikitnya delapan orang tewas dalam kebakaran yang melanda kawasan pemukiman di kampus universitas negeri di Metro Manila pada Senin (2/5/) dini hari.
Mengutip pejabat Biro Perlindungan Kebakaran, radio lokal DzBB melaporkan para korban terjebak di rumah mereka ketika kebakaran terjadi sekitar pukul 5 pagi waktu setempat.
Dikutip dari laman Xinhua, Senin (5/2/2022) lokasi kejadian ada di dalam kompleks Universitas Filipina di pinggiran Kota Quezon.
Enam dari kematian, termasuk anak-anak, ditemukan di satu rumah.
Baca Juga
Advertisement
Menurut laporan itu, kobaran api menghanguskan sekitar 80 rumah dan mempengaruhi sekitar 250 keluarga.
Beberapa warga dilaporkan terluka setelah melompat keluar dari rumah mereka yang terbakar untuk menghindari kobaran api.
Petugas pemadam kebakaran berhasil memadamkan api setelah hampir dua jam.
Biro tersebut belum mengeluarkan pernyataan resmi tentang penyebab kebakaran tersebut. Menurut media lokal, banyak rumah di komunitas itu terbuat dari "bahan ringan".
Kebakaran Mal di Davao Filipina, 37 Orang Tewas
Sedikitnya 37 orang dilaporkan tewas dalam kebakaran yang melanda sebuah pusat perbelanjaan di Davao, Filipina selatan. Laporan itu disampaikan oleh sejumlah pejabat setempat pada Minggu, 24 Desember 2017.
Petugas pemadam kebakaran berjuang selama berjam-jam untuk memadamkan si jago merah yang telah berkobar di NCC Mall sejak Sabtu, 23 Desember 2017 pagi waktu setempat.
**Pantau arus mudik dan balik Lebaran 2022 melalui CCTV Kemenhub dari berbagai titik secara realtime di tautan ini
Banyak Orang Terjebak
Api diduga bermula di lantai tiga mal dan menyebar ke lantai atas. Akibatnya, sejumlah karyawan outsource SSI Philippines yang bekerja di lantai-lantai mal tersebut terjebak.
Kesempatan bertahan hidup mereka "nol", kata seorang pejabat Filipina setempat, seperti dikutip dari BBC.
Sementara itu, seperti dikutip dari CBC.ca, aparat telah menyelamatkan enam orang korban hingga Minggu pagi. Mereka telah dilarikan ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan perawatan medis.
Sedangkan pada Minggu pagi ini, pemadam telah memasuki tahap akhir untuk menjinakkan api. Demikian seperti dikutip dari CNN.
Presiden Filipina Rodrigo Duterte dan putrinya, Wali Kota Davao, Sara Duterte, dilaporkan turun ke lokasi kejadian pada Sabtu kemarin. Mereka menemui keluarga korban yang harap-harap cemas menunggu kepastian nasib orang terkasih mereka.
Hingga saat ini, otoritas Filipina masih memeriksa penyebab insiden nahas tersebut.
Advertisement
Bencana Lain di Filipina
Belum lama ini, Filipina dihantam bencana topan dan badai.
Sedikitnya 375 orang diketahui tewas setelah badai dahsyat melanda Filipina.
Dilansir dari laman BBC, badai topan Rai dengan kecepatan angin sekitar 195km/jam (120mph) - membuat sekitar 400.000 orang berlarian menyelamatkan diri.
Sedikitnya 500 orang terluka dan 56 lainnya dilaporkan hilang oleh polisi setempat.
Tetapi menentukan skala kerugiannya masih sulit, karena komunikasi ke sejumlah daerah telah terputus.
Ada kekhawatiran tanah longsor yang meluas dan banjir mungkin telah merenggut lebih banyak nyawa.
"Banyak daerah tidak memiliki akses listrik, tidak ada komunikasi, sangat sedikit air," kata ketua Palang Merah Filipina, Richard Gordon, kepada BBC.
"Ada beberapa daerah yang tampaknya telah dibom lebih buruk daripada Perang Dunia Kedua."
Pencarian Bantuan
Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah telah meluncurkan permohonan darurat mencari 20 juta franc Swiss (£ 16m; $ 22m) untuk mendanai upaya bantuan jangka panjang.
"Tim darurat Palang Merah melaporkan pembantaian total di daerah pesisir," kata Gordon.
"Rumah, rumah sakit, sekolah dan bangunan masyarakat telah hancur berkeping-keping."
Relawan berada di tempat kejadian memberikan bantuan mendesak "untuk orang-orang yang telah kehilangan segalanya", katanya.
Ribuan personel militer, penjaga pantai, dan pemadam kebakaran telah dikerahkan di daerah-daerah yang terkena dampak paling parah di negara itu untuk membantu upaya pencarian dan penyelamatan.
Pesawat militer dan kapal angkatan laut membawa bantuan ke daerah yang paling parah dilanda bencana.
Sementara itu, Presiden Filipina Rodrigo Duterte telah melakukan inspeksi udara di daerah-daerah yang dilanda badai.
Video yang diposting di media sosial oleh para pembantunya menunjukkan kerusakan parah di pulau Siargao, Dinagat dan Mindanao.
Advertisement