Mahfud Md Sebut Banyak Hikmah Bisa Diambil di Hari Raya Idul Fitri 2022

Menko Polhukam Mahfud Md mengatakan, banyak hikmah yang diambil di hari Raya Idul Fitri 2022.

oleh Delvira Hutabarat diperbarui 02 Mei 2022, 12:03 WIB
Menkopolhukam Mahfud MD menanggapi video viral Pendeta Saifuddin Ibrahim yang meminta Menag menghapus 300 ayatdalam Al-Qur'an. (Liputan6.com/ Kemenkopolhukam)

Liputan6.com, Jakarta Menko Polhukam Mahfud Md mengatakan, banyak hikmah yang diambil di hari Raya Idul Fitri 2022.

Adapun itu disampaikannya usai melakukan Salat Idul Fitri dan Khotbah di Masjid Nursiah Daud Paloh, Jakarta Barat.

"Banyak hikmah, antara lain karena sekarang konteksnya dengan pandemi kita bersyukur, upaya-upaya kita dikabulkan oleh Allah yaitu meminimalisir pandemi Covid-19 dan dunia sudah mengakui bahwa Indonesia adalah salah satu yang terbaik. Karena apa? Karena masyarakatnya bekerja sama dengan baik, pemerintahnya bersungguh-sungguh," kata dia, Senin (2/5/2022).

Di sisi lain, soal keamanan Mudik Lebaran, menurut Mahfud pemerintah sudah berupaya maksimal meski masih ada masalah, salah satunya soal kemacetan.

"Keamanan, alhamdulillah kita maksimalkan meskipun di sana-sini ada masalah. Karena 87 juta rakyat itu bukan main banyaknya sehingga bisa terjadi, misalnya banyak orang yang karena tidak mengerti pengumuman, lalu pada jam yang masih ditutup menyerbu ke pintu tol, ya macet dong, di Merak juga begitu," kata dia.

Meski mengaku ada masalah macet panjang pemudik, Mahfud mengklaim pemerintah akan memperbaiki masalah tersebut dengan sebaik-baiknya.

"Semuanya oleh pemerintah Insyallah bisa diselesaikan sebaik-baiknya secara maksimal. Yang penting rakyatnya juga yang mudik juga sadar bahwa ini adalah kehidupan bersama kita dan untuk ibadah. Ibadah itu tidak boleh bikin kerusakan. Ibadah itu selalu menimbulkan kenyamanan dan kesejukan,” pungkasnya.

 


Manfaatkan Momen Idul Fitri

Ketua DPR RI Puan Maharani mengucapkan selamat hari raya Idul Fitri 1443 H kepada seluruh rakyat Indonesia.

"Saya, Puan Maharani mengucapkan Hari Raya Idul Fitri 1443 H. Mohon maaf lahir dan batin," kata dia dalam keterangannya, Senin (2/5/2022).

Dalam kesempatan itu, politikus PDIP ini mengajak seluruh masyarakat untuk merayakan Lebaran dengan penuh syukur meski Indonesia masih berada dalam pandemi Covid-19.

Puan meminta masyarakat agar terus memupuk tali persaudaraan. Menurut dia, silaturahmi harus terus dijaga sekalipun pandemi Covid-19 membuat adanya sejumlah batasan.

"Jangan sampai pandemi Covid membuat jarak persaudaraan kita. Manfaatkan momen Idul Fitri untuk saling bersilaturahmi dengan keluarga, kerabat, kolega, teman, dan orang-orang terdekat," kata dia.

Meski demikian, mantan Menko PMK Ini tetap mengimbau agar masyarakat tetap waspada dengan penyebaran virus Covid-19. Ia menekankan untuk selalu disiplin terhadap protokol kesehatan.

"Jangan pernah abai karena Covid-19 masih ada. Disiplin diri sendiri adalah bentuk peduli kepada orang-orang yang kita cintai. Selamat berkumpul dengan keluarga dan sahabat," kata Puan.

 


Sebuah Kemenangan

Dalam kesempatan itu, Puan juga melihat Idul Fitri 2022 ini sebagai buah kemenangan semua pihak dalam mengendalikan pandemi Covid-19.

Puan juga mengajak agar masyarakat untuk terus bersyukur.

"Hari ini kita rayakan kemenangan sebagai buah dari perjuangan. Hari ini kita rayakan kebersamaan sebagai syukur atas keselamatan dan kesehatan," kata dia.

"Hari ini kita melangkah sebagai bangsa yang penuh berkah. Bangsa yang pantang menyerah," sambungnya.

 


Pemimpin Diingatkan untuk Hidup Sederhana

Cendekiawan muslim Sukidi Mulyadi memandang di momentum Idul Fitri ini, ada baiknya para pemimpin bisa hidup sederhana seperti para tokoh pemimpin besar di masa lampau.

Hal tersebut disampaikan dalam acara yang dilaksanakan BKN PDIP Minggu 1 Mei 2022.

Menurut dia, dengan para pemimpin yang hidup sederhana, bisa merasakan bagaimana penderitaan rakyat yang dirasakan. Sukidi melihat, dibalik luar biasanya gagasan dan pemikiran yang dimiliki oleh para pendiri bangsa ini. Mereka semua memiliki kesederhanaan yang luar biasa.

"Jiwa sederhana yang dimiliki oleh para pendiri bangsa merupakan jalan yang dipilih untuk menjiwai penderitaan rakyatnya," kata dia dalam keterangannya, Senin (2//5/2022).

Dia memandang, para pemimpin maupun pejabat publik hari ini harus belajar dari pendiri bangsa. Pendiri bangsa sangat menjiwai semangat kepemimpinan untuk kepentingan satu sama lain. Terlihat dari kesederhanaan para pendiri bangsa yang berprinsip menjadi pemimpin itu merupakan jalan penderitaan.

"Penjiwaan bahwa jabatan dan kekuasaan itu adalah jalan pengabdian untuk kesejahteraan rakyat," jelas Sukidi.

"Bung Karno pernah mengatakan, saya tidak ingin mengambil apapun dari rakyat saya. Yang ingin saya lakukan, adalah memberi untuk rakyat dan Negara saya. Ini adalah arti penting bahwa Bung Karno memaknai kekuasaan dan jabatan sebagai suatu pengabdian yang berorientasi segalanya untuk rakyat. Seharusnya hal ini dicontoh oleh pejabat negara saat ini," sambungnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya