Liputan6.com, Jakarta - Setelah pemerintah mengizinkan masyarakat untuk mudik pada periode Idul Fitri tahun ini, timbul euforia, karena merayakan Lebaran di kampung halaman bersama keluarga besar dan bertemu teman masa kecil merupakan momen yang ditunggu-tunggu sebagian masyarakat.
Pengeluaran ekstra untuk momen mudik pun menjadi tak terhindarkan. Memang ada THR dari perusahaan, namun jika ada pengeluaran ekstra yang melebihi batas kemampuan dapat membuat kita terjebak dalam lilitan utang pasca mudik.
Advertisement
Untuk menghindari jeratan utang pasca mudik, simak tips dari Dimas Ardhinugraha, Investment Specialist PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) berikut ini:
Silaturahmi tanpa pamer
Ibadah puasa yang dilakukan dengan disiplin selama sebulan penuh seharusnya bisa melatih diri kita dalam mengendalikan hawa nafsu, termasuk naluri untuk pamer. Sejatinya, pulang kampung merupakan ajang silaturahmi yang penuh keakraban dan kehangatan.
Namun, terkadang sebagian dari kita belum bisa mengendalikan ego yang tinggi; ingin pamer kesuksesan dengan penampilan mentereng dan bagi-bagi angpao dalam jumlah besar. Akibatnya, tentu saja pengeluaran menjadi bengkak. THR habis dan daftar tagihan utang menjadi panjang.
Hindari Pengeluaran Berlebih
Cara efektif untuk menghindari pengeluaran berlebih adalah dengan membuat daftar rencana pengeluaran, mulai dari biaya transportasi, akomodasi, konsumsi, hingga belanja oleh-oleh. Tanpa membuat rencana yang jelas, pengeluaran kecil-kecil pun dapat terakumulasi menjadi sekumpulan biaya yang besar. Maka, buatlah anggaran mudik.
Idealnya anggaran ini dibuat sebelum melakukan pemesanan tiket dan penginapan. Namun, jika saat ini Anda sudah selesai melakukan pemesanan, maka kontrol anggaran lainnya, seperti pada pos konsumsi, transportasi, angpao, belanja pakaian dan oleh-oleh.
Memang jajan makanan khas daerah, belanja, dan membeli oleh-oleh akan sangat membantu pertumbuhan ekonomi daerah, namun kita harus tetap menyesuaikan dengan kemampuan keuangan masing-masing.
Berbeda dengan pengguna uang tunai yang akan mengerem pembelanjaannya ketika uang menipis, pengguna kartu kredit harus ekstra hati-hati dalam mengontrol pembelanjaan non-tunai ini. Jangan sampai usai mudik membawa oleh-oleh utang segunung.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Ingat kebutuhan hidup lainnya
Saat mudik, terkadang kita lupa tentang tanggung jawab lainnya yang masih harus dipenuhi. Misalnya, 1-2 bulan sesudah Lebaran akan ada beban pengeluaran untuk pendaftaran sekolah anak, perpanjang STNK kendaraan, dan lain-lain.
Sebaiknya jangan habiskan THR, dan utamanya hindari berutang. Merayakan Lebaran di kampung halaman dengan penuh kehangatan nan sederhana akan jauh lebih baik daripada perayaan penuh kemewahan sesaat disusul carut-marut keuangan sesudahnya.
Rencanakan keuangan untuk mudik selanjutnya
Bagi sebagian kalangan, mudik ke kampung halaman merupakan momen besar yang membutuhkan dana cukup besar. Agar mudik tahun berikutnya lebih nyaman, sisihkan sebagian penghasilan bulanan untuk persiapan mudik tahun berikutnya.
Dengan jangka waktu setahun ke depan, dana yang disisihkan dapat ditempatkan di reksa dana pasar uang atau reksa dana pendapatan tetap. Selain likuid, reksa dana juga sangat terjangkau (mulai dari Rp 10 ribu), aman (diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan), dan menawarkan potensi imbal hasil yang menarik.
Sebagai gambaran, reksa dana pasar uang Manulife Dana Kas II (MDK II) mencatatkan kinerja historis 2,62 persen dalam setahun terakhir hingga 31 Maret 2022. Pada periode yang sama, reksa dana pendapatan tetap Manulife Obligasi Unggulan (MOU) memiliki kinerja 4,65 persen.
MDK II dan MOU merupakan produk reksa dana yang dikelola oleh MAMI, salah satu perusahaan manajer investasi terbesar di Indonesia dengan dana kelolaan Rp 113,4 triliun per akhir tahun 2021.
Mudik Lebaran merupakan momen bahagia yang ditunggu-tunggu sebagian masyarakat. Nikmati momen ini dengan penuh kehangatan dan kesederhanaan tanpa beban keuangan di kemudian hari. Bijak saat mudik, bahagia tak lekang waktu akan bersemayam di hati.
Advertisement
Tips Atur Keuangan Sambut Hari Raya Supaya Tak Tekor
Momentum Ramadhan dan Hari Raya Idulfitri selalu dinanti. Lantaran, selain merupakan momen kemenangan bagi umat muslim, momentum hari raya umumnya banyak keluarga yang berkumpul untuk merayakan bersama.
Pada kesempatan tersebut, karyawan juga acap mendapat tunjangan hari raya atau THR. Kadang, ada pula semacam tradisi memberikan hampers atau bingkisan hingga bag-bagi ampop berisi sejumlah uang kepada sanak saudara.
Tanpa sadar, kadang pengeluaran yang diperlukan jelang momentum hari raya bisa membengkak. Al hasil, tak jarang THR hanya numpang lewat di rekening.
Supaya Anda tidak menjadi bangkut karena banyak pengeluaran, berikut adalah tips untuk mengatur keuangan sambut hari raya yang dikutip Senin (2/5/2022):
- Selalu Bikin Budgeting Ketika Memperoleh Pendapatan, Baik Gaji dan Bonus
Agar tidak boros, Anda harus selalu membuat budgeting. Executive Vice President, Wealth Management Head OCBC NISP, Juky Mariska menerangkan, Anda bisa membuat budgeting yang berisi berapa persen yang harus Anda keluarkan.
Misalnya ketika mendapatkan gaji. Anda bisa mengeluarkan 20 persen dari gaji untuk investasi, 50 persen untuk kebutuhan sehari-hari, 30 persen untuk keinginan misalnya self reward dan buka puasa bersama.
“Anda juga bisa menerapkan hal yang sama ketika Anda mendapatkan THR,” kata Juky.
Misalnya dari THR, Anda bisa mengalokasikan 20 persen untuk investasi, 20 persen untuk keluarga, 30 persen untuk kebutuhan Lebaran, 10 persen untuk dana darurat dan 20 persen untuk sedekah.
“Dengan budgeting seperti itu, Anda jadi bisa mengatur keuangan Anda deh dan enggak jadi bangkrut!” imbuhnya.
Tip Selanjutnya
- Jika Harus Mengeluarkan Uang Untuk Hampers, Sesuaikan Dengan Budget
Jika Anda ingin membeli hampers untuk rekan sejawat hingga kerabat, harus disesuaikan dengan budget atau anggaran. Jangan sampai Anda membeli hampers di atas budget Anda, karena bisa jadi pemborosan.
“Apalagi Anda harus membeli banyak hampers, dan hal itu akan semakin menyulitkan Anda untuk mengatur keuangan kedepannya dan menyisihkan untuk keperluan lain karena habis untuk membeli hampers saja,” ujar Juky.
- THR Bukan Rejeki Nomplok, Maka Anda Harus Mulai Investasi
THR itu bukan rejeki nomplok yang tiba-tiba datang. Meskipun Anda mendapatkan THR untuk merayakan lebaran, Anda juga harus bisa mengatur THR Anda dan menyisihkannya untuk investasi.
“Kalau Anda masih takut untuk investasi di saham yang resikonya besar Anda bisa mulai investasi di reksadana, yang resikonya tergolong kecil. Dengan begitu, THR yang Anda dapat nggak langsung abis gitu aja, dan tentunya kamu bisa mulai investasi!,” ujar dia.
Advertisement