Liputan6.com, Jakarta - PT Blue Bird Tbk (BIRD) mencatat kinerja positif sepanjang kuartal I 2022. PT Blue Bird Tbk membukukan pertumbuhan pendapatan dan mencetak laba bersih selama tiga bulan pertama 2022.
Mengutip laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Senin (2/5/2022), PT Blue Bird Tbk mencatat pendapatan bersih Rp 673,98 miliar pada kuartal I 2022. Realisasi pendapatan itu naik 40,39 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 480,05 miliar.
Advertisement
Beban langsung naik 26,21 persen menjadi Rp 500,75 miliar pada kuartal I 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 396,76 miliar.
Dengan demikian, laba bruto naik 107,97persen menjadi Rp 173,22 miliar pada kuartal I 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 83,29 miliar. Beban usaha bertambah 6,47 persen menjadi Rp 138,30 miliar pada kuartal I 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 83,29 miliar.
Perseroan mencetak laba usaha Rp 34,92 miliar pada kuartal I 2022. Kondisi ini berbeda dari periode sama tahun sebelumnya rugi Rp 46,60 miliar.PT Blue Bird Tbk membukukan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk Rp 47,14 miliar pada kuartal I 2022.
Kondisi ini berbeda dari tahun sebelumnya rugi Rp 28,25 miliar.PT Blue Bird Tbk mencatat laba per saham dasar yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk Rp 18 pada kuartal I 2022 dari periode sama tahun sebelumnya rugi Rp 11.
Total ekuitas naik menjadi Rp 5,19 triliun pada Maret 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 5,14 triliun. Total liabilitas tercatat Rp 1,45 triliun pada Maret 2022.
Perseroan mencatat aset naik menjadi Rp 6,65 triliun pada Maret 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 6,59 triliun. Perseroan kantongi kas dan setara kas Rp 1,06 triliun pada kuartal I 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 945,63 miliar.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Sinyal Pertalite Naik, Blue Bird Bakal Sesuaikan Tarif?
Sebelumnya, Pemerintah beri sinyal kenaikan harga pertalite. Hal itu menyusul lonjakan harga minyak dunia saat ini yang sudah berada di atas USD 100 per barel.
Di sisi lain, penyesuaian harga pertalite dinilai perlu demi mengurangi beban APBN. Meski begitu, PT Blue Bird Tbk (BIRD) belum terburu-buru untuk ikut melakukan penyesuaian tarif jika kebijakantersebut resmi diketuk.
Direktur Utama PT Blue Bird Tbk, Sigit Djokosoetono mengatakan, pihaknya akan terlebih dulu melakukan skenario lain untuk melakukan efisiensi biaya operasional.
"Harga BBM naik, belum tentu tarif ikut naik. Karena kita perlu lihat juga daya serap masyarakat dan efisiensi apa yang bisa dilakukan. Jadi tidak selalu kenaikan BBM ujungnya kenaikan tarif. Kita bisa lakukan beberapa hal dan pertimbangkan juga kenaikan tarif," kata dia saat ditemui di Jakarta, ditulis Kamis, 21 April 2022.
Sigit mengatakan, perseroan masih menunggu kelanjutan dari wacana tersebut. Jika memang ada penyesuaian harga BBM, maka perseroan juga akan melakukan perhitungan ulang.
"Kita menunggu keputusan dari pemerintah, apakah naik atau tidak. Apabila pertalite naik, kita perlu itung ulang berapa biaya (operasional)," kata dia.
Advertisement
Kontribusi BBM
Adapun BBM memiliki kontribusi sekitar 20 persen dari total biaya operasional perseroan. Sehingga jika harga BBM naik, Sigit mengatakan dampaknya tidak akan menyeluruh. Di samping perseroan juga melakukan efisiensi dari pos biaya yang lain.
"BBM itu ada sekitar 20an persen. Jadi kalaupun ada impact, tidak 100 persen terhadap biaya operasional semuanya. Ada banyak biaya-biaya lain bisa kita lakukan efisiensi," ujarnya.
Saat ini, seluruh armada milik perseroan minimal sudah menggunakan Pertalite. Sebagian ada yang menggunakan pertamax, dan yang memakai CNG (Gas Bumi Terkompresi) ada 2.200 kendaraan. Sementara armada dengan bahan bakar listrik (electric vehicle) saat ini ada 29 unit.
Kurangi 50 Persen Emisi
Sebelumnya, PT Blue Bird Tbk (BIRD) mengumumkan komitmennya untuk mewujudkan agenda Visi Berkelanjutan 50/30. Misi tersbeut merupakan gambaran dari strategi perseroan dalam mengurangi 50 persen emisi karbon dan buangan operasional pada 2030.
Visi ini sekaligus menandai usia emas perseroan yang jatuh pada 1 Mei 2022. Direktur Utama PT Blue Bird Tbk, Sigit Djokosoetono mengatakan, dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan, khususnya transportasi yang berkelanjutan, pemerintah memerlukan dukungan dan sinergi dari berbagai pemangku kepentingan, termasuk pelaku bisnis.
"Melalui Visi Keberlanjutan 50/30, Blue Birdberharap untuk dapat membuktikan komitmen Perusahaan dalam mengurangi 50 persen emisi karbon dan limbah operasional di tahun 2030, dan menerapkannya ke dalam tiga pilar Visi Keberlanjutan, yaitu BlueSky, BlueLife, dan BlueCorps,” kata dia dalam konferensi pers Peluncuran Visi Keberlanjutan Bluebird, Rabu, 20 April 2022.
Di usia perseroan yang genap 50 tahun, Blue Bird telah melayani negeri melalui nilai-nilai luhur yang diturunkan dari generasi ke generasi pendahulunya. Hal ini sejalan dengan filosofi nama Bluebird, yaitu ‘Sang Burung Biru’ pembawa kebahagiaan bagi karyawan, pengemudi, masyarakat, dan lingkungan.
Blue Bird juga menegaskan Visi Keberlanjutan 50/30 yang dikukuhkan pada Rabu, 20 April 2022 memiliki makna tersendiri bagi lebih dari 2.000 karyawan dan lebih dari 20.000 pengemudi Blue Bird, karena komitmen ini akan menjadi landasan strategi bisnis perusahaan ke depan.
Melalui pilar BlueLife, Blue Bird berkomitmen meningkatkan kualitas kehidupan sosial melalui Bluebird Peduli, Bluebird Academy, Asrama Perempuan, dan Kawan Bluebird.
Pilar BlueSky terfokus pada perbaikan kualitas lingkungan dengan menargetkan beberapa komitmen konkrit pada 2030. Sementara, melalui pilar BlueCorps, Perseroan mengupayakan peningkatan kualitas tata kelola bisnis perusahaan.
Advertisement